Waktunya Maksimalkan Potensi Desa Melalui BUMDes

Acara Dialog Interaktif Pajak oleh Penyuluh Pajak KPP Pratama Pangkalan Bun, Rabu (6/4/2022). (Tangkapan layar Channel youtube KPP Pratama Pangkalanbun)

MMC Kobar - Pada tahun 2021 jumlah Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) mencapai 57.273. Dimana rinciannya 45.233 BUMDes yang aktif dan 12.040 BUMDes yang tidak aktif. Sebanyak 45.233 BUMDes yang masih aktif mempekerjakan 20.369.834 orang dan omset usaha mencapai Rp4,6 triliun selama 2021. Melalui BUMDes, desa dapat meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes) dan potensi lainnya.

BUMDes ini mirip dengan BUMN atau BUMD yg sudah lama kita kenal. Tetapi pemegang saham mayoritas adalah desa. Jadi desa sebagai pemilik modal pembentukan BUMDes dan menjalankan bisnis seperti badan usaha pada umumnya, mengelola aset sendiri, memberikan jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa.

(Baca Juga : Target Realisasi Investasi Tahun 2020 Tercapai, Dinas PMPTSP Kobar Siap Genjot Kemitraan UMKM dan PMA/PMDN)

Penyuluh Pajak Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pangkalan Bun Muhammad Widodo Ma’ruf memberikan penjelasan mengenai peran BUMDes dalam mengembangkan potensi dana desa dan dana pemerintah lainnya untuk kesejahteraan masyarakat.

Bendahara Instansi Pemerintah Daerah dan Desa sering kesusahan dalam mencari rekanan Pengusaha Kena Pajak (PKP) untuk belanja APBD dan APBDes. Sehingga jika BUMDes menjadi PKP maka dapat menjadi rekanan Pemerintah Daerah atau Pemerintah Desa.

“BUMDes dapat menjadi rekanan Pemerintah Desa, karena terdapat dana desa di setiap desa, APBD dan APBN juga ada. Selain itu BUMDes perlu menjadi PKP agar dapat membantu bendahara Instansi Pemerintah untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya,” ujar Widodo dalam acara Dialog Interaktif Pajak pada Rabu (6/4/2022).

Selain dari APBD atau APBDes, BUMDes juga dapat memaksimalkan potensi desa lainnya dalam menjalankan usaha. Terdapat beberapa BUMDes yang sukses membangun bisnis dan mensejahterakan masyarakat desanya, contohnya :

  1. BUMDes Tirta Mandiri, Klaten

BUMDes yang diberi nama Tirta Mandiri ini merupakan sebuah usaha yang bergerak dalam bidang kepariwisataan. Terletak di Dusun Umbul, Desa Ponggok, Klaten, Jawa Tengah.

Menariknya lagi, BUMDes Tirta Mandiri ini sempat dinobatkan sebagai BUMDes terbaik di Indonesia. Wajar saja demikian, sebab omsetnya saja mencapai 10.36 miliar dengan laba bersih mencapai 6.5 miliar.

  1. BUMDes Tirtonirmala, Bantul

Bergerak dibidang simpan pinjam, BUMDes Tirtononirmala mampu menghasilkan keuntungan sampai dengan Rp 8.7 miliar. Kegiatan simpan pinjam ini terbukti bisa sangat membantu perekonomian masyarakat di desa tersebut.

Bunga pinjaman yang dipatok oleh BUMDes ini pun tidak sebesar bungan pinjaman yang dipatok oleh pihak bank. Oleh sebab itu bisa sangat mengurangi beban para peminjamnya.

  1. BUMDes Karya Jaya Abadi, Kotawaringin Barat

Salah satu bukti kesuksesan dari BUMDes Karya Jaya Abadi ini adalah berhasil mengukuhkan diri sebagai BUMDes paling kreatif tingkat nasional. Alasannya lantaran BUMDes yang satu ini dinilai aktif, inovatif, serta memiliki langkah yang cukup berani dalam memajukan perekonomian masyarakat desa setempat.

BUMDes yang satu ini memposisikan diri sebagai pembeli sawit dari warga secara langsung. Hasilnya, masyarakat desa yang sebagian besar warganya hidup dari kelapa sawit menjadi lebih sejahtera lantaran tidak lagi dilindas tengkulak sawit yang masih merajalela.

“Setiap desa memiliki karakteristik masing-masing, punya masalah berbeda dan SDM yang berbeda juga. Jadi sebaiknya BUMDes tidak dibentuk ikut-ikutan dengan BUMDes lain, tapi dibentuk sesuai kebutuhan masyarakat setempat. BUMDes hadir sebagai akselerator ekonomi masyarakat,” jelas Widodo. (kpp_pbn/Wid)