FGC Targetkan Cetak Generasi Ramah Frekuensi
- penulis Muhammad Agusta Wijaya
- Jumat, 14 September 2018
- dibaca 657 kali
Palembang, Kominfo - Kompleksitas pengelolaan dan penanganan frekuensi radio menjadi salah satu pertimbangan Kementerian Komunikasi dan Informatika memberikan pemahaman kepada generasi milenial. Melalui Frequency Goes To Campus (FGC), Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika berupaya menumbuhkan kesadaran masyarakat, khususnya generasi muda dalam pemanfaatan spektrum frekuensi dan perangkat telekomunikasi sesuai dengan peraturan berlaku.
Sekretaris Ditjen SDPPI R. Susanto mengakui sebagian besar masyarakat masih belum memahami apa itu spektrum frekuensi radio, meskipun pada kenyataannya frekuensi radio sudah menjadi bagian dari kehidupan keseharian mereka melalui penggunaan telepon seluler dan perangkat telekomunikasi lainnya.
(Baca Juga : Konektivitas Penerbangan ke Kobar Semakin Meningkat)
“Frekuensi itu tidak berwujud, tidak dapat dilihat maupun diraba dan merupakan sumber daya alam terbatas sehingga perlu diatur atau dikelola dengan baik agar tidak saling menggagu satu sama lain. Pemanfaatan Frekuensi harus sesuai dengan peruntukannya,” katanya di hadapan ratusan mahasiswa Universitas Trinandi Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (13/09/2018).
Susanto mencontohnya, gangguan frekuensi dalam dunia penerbangan dapat mengancam keselamatan jiwa manusia ketika komunikasi antara pilot dengan petugas Air Traffic Control (ATC) terganggu, demikian juga dalam dunia maritim. Selain itu, frekuensi juga merupakan objek yang vital terutama dalam hal penyampaian informasi dan komunikasi penanganan terhadap beberapa bencana alam ditanah air.
Kegiatan FGC ditujukan untuk memberikan pemahaman kepada generasi muda mengenai pentingnya penggunaan frekuensi radio dan perangkat telekomunikasi secara baik, benar, dan sesuai peruntukannya, itu diikuti lebih dari 600 mahasiswa.
"Frequency Goes to Campus, juga bagian dari upaya Ditjen SDPPI mewujudkan generasi muda yang paham memanfaatkan frekuensi sesuai dengan peraturan yang ada serta mendorong mereka mengembangkan diri serta turut aktif dalam rekayasa riset sektor telekomunikasi," katanya.
R. Susanto mengharapkan melalui kegiatan bertema “Mencetak Generasi Ramah Frekuensi”, pemerintah dalam hal ini Ditjen SDPPI, Kemkominfo, akan mendapatkan masukan dan informasi tambahan untuk penyusunan roadmap penataan frekuensi ke depan.
"Dengan pemahaman yang baik mengenai frekuensi dan perangkat telekomunikasi, maka masyarakat, khususnya generasi muda, akan memiliki kesadaran untuk tertib dalam penggunaan frekuensi radio dan perangkat telekomunikasi, bahkan mereka akan menjadi generasi yang ramah frekuensi," ungkapnya.
Dalam kesempatan sama, Rektor Universitas Trinandi Dr. Ir. Hj. Nyimas Manisah, MP mengemukakan bahwa pihaknya menyambut baik kegiatan Frekuensi Goes to Campus, sekaligus bangga karena dari 215 perguruan tinggi negeri dan swasta yang ada di Sumsel, Universitas Trinandi menjadi salah satu yang terpilih sebagai sasaran Frequency Goes to Campus.
Nyimas berharap kegiatan ini mampu memberikan wawasan dan tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa-mahasiswi terkait penggunaan spektrum frekuensi radio dan standarisasi alat serta perangkat telekomunikasi. “Terlebih nantinya dapat melahirkan generasi yang paham akan frekuensi serta generasi yang ramah frekuensi,” kata Nyimas.
Frequency Goes to Campus yang merupakan wadah diskusi interaktif ini, menghadirkan narasumber yang kompeten di bidangnya. Antara lain Staf Ahli Menkominfo, Freddy H Tulung, Tenaga Ahli Riset dan Metodologi Otho Hernowo Hadi, Kasubdit Penataan Alokasi Spektrum Dinas Tetap dan Bergerak Darat Aryo Pamoragung, Kasi Standar Infrastruktur Telekomunikasi Rado Andi Faisa achmad dan Kasi Sarana dan Pelayanan Balmon Kelas I Palembang Salman, dan Ismail Cawidu sebagai moderator.
Tidak hanya berdiskusi interaktif, para mahasiswa-mahasiswi juga diberi kesempatan berekspresi melalui media sosial dengan membuat meme, berswafoto (selfie) maupaun wefie berkaitan dengan frekuensi.