RSSI Pangkalan Bun Jalani Monitoring dan Evaluasi Keselamatan Pasien

Direktur RSSI dr. Fachrudidn memberikan sambutan dalam kegiatan Monitoring dan Evaluasi Keselamatan Pasien di Rumah Sakit dari Kementerian Kesehatan dan Komite Nasional Keselamatan Pasien Jumat (24/3/2023) bertempat di ruang pertemuan RSSI Pangkalan Bun..

MMC Kobar - Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Imanuddin (RSSI) Pangkalan Bun menjalani Monitoring dan Evaluasi (Monev) Keselamatan Pasien di Rumah Sakit dari Kementerian Kesehatan dan Komite Nasional Keselamatan Pasien pada Jumat (24/3) bertempat di ruang pertemuan RSSI Pangkalan Bun. 

Monev ini dihadiri perwakilan Kementerian Kesehatan dan Komite Nasional Keselamatan Pasien Syafruddin Hak. Kegiatan ini turut dihadiri oleh jajaran manajemen, ketua komite mutu, komite PPI, serta seluruh unit champion mutu dan keselamatan pasien RSSI.

(Baca Juga : Sosialisasi Pengelolaan TKDD Tahun 2021 bersama DJPK Kemenkeu)

Syafruddin Hak menjelaskan, keselamatan pasien merupakan komponen terpenting dalam mutu pelayanan kesehatan. Rumah sakit sebagai organisasi pelayanan kesehatan harus mampu meningkatkan keselamatan pasien dengan mengusahakan terwujudnya budaya keselamatan. 

“Terpilihnya RSSI Pangkalan Bun dalam kunjungan ini, merupakan hasil dari kelengkapan serta keaktivan pelaporan insiden keselamatan pasien ke Komite Nasional Keselamatan Pasien melalui aplikasi mutu fasyankes Kemenkes yang dilakukan rutin setiap ada kejadian/insiden,” jelas Syafrudin.

Sementara itu, Direktur RSSI Fachruddin mengatakan, bahwasannya terpilihnya RSSI dalam monev ini bukan berarti RSSI sudah menjadi yang terbaik, akan tetapi monev kali ini agar bisa dijadikan pembelajaran dalam peningkatan keselamatan pasien dan mutu pelayanan di RSSI.

“Dengan demikian segala kejadian-kejadian yang dilaporkan atau yang ditemukan di masing-masing unit bisa semakin berkurang dengan bertambahnya pengetahuan tentang keselamatan pasien,” kata Fachruddin.

Fachruddin berharap, dengan adanya kegiatan ini seluruh pegawai dilingkungan rumah sakit dapat secara aktif melaporkan setiap insiden, sehingga mendorong terciptanya perilaku budaya keselamatan di rumah sakit.

“Dan juga insiden yang ada di setiap unit diharapkan bisa semakin berkurang dengan adanya kegiatan ini," pungkasnya. (rssi pbun)