Bersama Relawan Kebakaran Huma Singgah Itah, Damkar Kobar Gelar Sosialisasi serta Praktik Pembuatan Eco Enzyme

Pembuatan Eco Enzyme Di Posko Relawan Kebakaran Huma Singgah Itah Kelurahan Mendawai, Kamis (21/4). Foto by Damkar Kobar

MMC Kobar - Bidang Pemadam Kebakaran (Damkar) Satpol PP dan Damkar Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) menggelar kegiatan Sosialisasi dan Praktek Pembuatan Eco Enzyme bersama Relawan Kebakaran Huma Singgah Itah Kelurahan Mendawai bertempat di Posko Relawan Kebakaran Huma Singgah Itah di RT. 06 Kelurahan Mendawai. Kegiatan tersebut dihadiri langsung oleh Lurah Mendawai, Komunitas Eco Enzyme Pangkalan Bun serta Bhabinkamtibmas Kelurahan Mendawai, Kamis (21/4).

Kepala Bidang Damkar Dwi Agus Suhartono menyampaikan bahwa selain bagian dari Implementasi Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator Tahun 2022 yang sedang diikutinya, juga ada tujuan lain yang ingin dicapai olehnya, yakni memastikan ketersediaan cairan desinfektan bagi Relawan Kebakaran Huma Singgah Itah Kelurahan Mendawai.

(Baca Juga : Jelang Idul Adha 1441 H, DPKH Kobar Cek Kesehatan Hewan Kurban )

“Dan juga ingin berkontribusi terhadap pengurangan sampah-sampah organik di lingkungan rumah tangga, serta ke depan dapat menjaga Bumi dari Pemanasan Global," ucap Agus.

Perlu diketahui bersama, Eco enzyme merupakan cairan fermentasi dari limbah organik buah-buahan, sayur, batang sayur, dan sampah organik lainnya yang manfaatnya sangat dirasakan Seperti pengganti sabun mandi, pembersih lantai, pupuk cair untuk tanaman, untuk kumur mulut, obat ketombe dan banyak manfaat lainnya. Terlebih dalam mengantisipasi penyebaran virus Covid-19, dimana cairan Eco Enzyme diyakini dapat memakan virus-virus berbahaya yang terdapat di udara. Karena kandungannya dapat melepaskan zat ozon (O3) dan mengurangi karbon dioksida (CO2).

Agus menjelaskan, cara pembuatan Eco Enzyme sangatlah mudah. Eco Enzyme adalah cairan Enzyme yang diproses dengan fermentasi menggunakan bahan bahan sayuran dan buah buahan (80 % kandungan buah dan 20% sayuran) yang ada di sekitar kita dengan hitungan BIO. 1 molase, 3 Limbah Sayur/ Buah dan 10 liter Air Non PAM.

“Cairan tersebut, ditempatkan dalam wadah tertutup dan tidak kena sinar matahari kemudian di fermentasi selama 90 hari. Setelah panen, jadilah eco enzyme yang multi manfaat, bisa untuk pertanian, peternakan, perikanan, kesehatan dan pembersih di rumah tangga, juga untuk pembersih udara dan kuman,” terangnya. 

Agus juga menerangkan bahwa Eco Enzyme menggunakan bahan baku yang mudah didapat dan murah. Proses fermentasinya yang selama 3 bulan, memang membutuhkan kesabaran tersendiri. Namun, larutan yang dihasilkan memiliki khasiat yang sangat banyak.

“Dalam proses fermentasinya saja, sudah terus dihasilkan gas O3 (ozon) yang sangat dibutuhkan atmosfer bumi. Larutan eco enzyme bila dicampur dengan air, akan bereaksi serta dapat digunakan sebagai cairan pembersih mulai dari piring, lantai, pakaian, kakus, sampai dengan pencuci rambut dan sabun mandi,” paparnya

"Banyaknya fungsi dari eco enzyme ini membuatnya seolah larutan ajaib serba bisa. Dan fungsinya bagi lingkungan tentu juga sangat banyak. Sebab sepanjang pemakaiannya baik sebagai pembersih, pupuk atau yang lain, terus terjadi pelepasan O3 ke udara. Bila makin banyak yang memakai eko enzyme ini, tentu sangat baik untuk lingkungan, dan juga sampah dapur kita bisa bermanfaat,” tutup Agus. (rz/polppdamkarkobar)