Wujudkan One Health, Perlu Pantau Interaksi Manusia dengan Hewan

MMC Kobar – Saat ini perkembangan kasus Covid-19 di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) semakin membaik, hal ini dibuktikan dengan tidak adanya penambahan kasus terkonfirmasi positif per hari ini, Rabu (08/06).

Secara akumulasi berdasarkan data sebelumnya sampai dengan saat ini yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Kobar sebanyak 6.677 kasus. Sebanyak 6.459 orang dinyatakan sembuh dan sebanyak 218 jiwa dinyatakan meninggal dunia, dengan tingkat kematian atau Case Fatality Rate (CFR) 3,264 persen. Semoga Kobar bisa kembali pada posisi zero case atau nol kasus Covid-19.

Perkembangan total pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dengan target sasaran SDM Kesehatan, Lansia, Pelayanan Publik, Masyarakat Umum/rentan dan Remaja/anak-anak serta Gotong Royong di Kotawaringin Barat, per 08 Juni 2022, untuk dosis pertama mencapai 223.408 suntikan (109,90%), dosis kedua mencapai 196.812 suntikan (96,82%), dan dosis ketiga sudah mencapai 64.047 suntikan (31,51%).

Berdasarkan riset dari Team Leader, Australia Indonesia Health Security Partnership John Leigh mengatakan dari penyakit baru yang beredar di dunia dan telah berlangsung selama 20 sampai 30 tahun terakhir adalah penyakit yang berasal dari hewan. Menurutnya sangat penting bagi semua negara untuk melakukan pendekatan terpadu yakni pemantauan kesehatan manusia, kesehatan hewan, dan kesehatan lingkungan.

''Kita berharap dapat mencegah lebih banyak lagi kejadian penyakit jika kita dapat memantau kondisi hewan di sekitar kita. Bukan berarti kita memantau semua hewan di seluruh dunia tetapi di mana manusia berinteraksi dengan hewan,'' katanya pada konferensi pers di sela Side Event One Health di Lombok, Rabu (8/6).

Adanya interaksi antara manusia dan hewan menimbulkan risiko tinggi menyebarnya beberapa patogen dari hewan ke populasi manusia. Sehingga diperlukan pemantauan terhadap keduanya.

Namun Leigh menilai masih sangat sedikit sumber daya dan faktor penunjang lainnya yang bisa melakukan pemantauan tersebut.

''Sayangnya sangat sedikit sumber daya yang diberikan untuk kegiatan tersebut. Sama halnya di dalam hewan peliharaan ada sangat sedikit SDM dan faktor penunjang lainnya yang bertugas memantau kesehatan Hewan dibandingkan dengan kesehatan manusia,'' ucap Leigh.

Dikatakan Leigh, butuh lebih banyak pendanaan untuk memantau kesehatan hewan, sehingga sistem pemantauan menjadi terpadu. Ada SDM yang memantau penyakit pada hewan, dan ada SDM yang memantau penyakit pada manusia.

One Health tidak hanya penting untuk mencegah pandemi, tetapi juga penting untuk mengatasi masalah keamanan pangan. Seperti resistansi antimikroba di mana antibiotik digunakan secara luas di bidang pertanian dan kemudian patogen menjadi kebal serta bahaya bagi kesehatan manusia.

''Kita memerlukan pendekatan gabungan yang melibatkan sektor pertanian dan sektor kesehatan manusia untuk mencegah hal ini. Begitupun dengan berbagai masalah lingkungan untuk menangani efek polusi, mencegah polusi, dan menghindari efek perubahan iklim,'' ucap Leigh.

One Health, lanjut Leigh, menjadi salah satu cara untuk mengatasi beberapa masalah mendesak yang mempengaruhi dunia saat ini, mencegah pandemi berikutnya, mencegah resistensi antimikroba, dan memastikan bahwa setiap negara memiliki keamanan dan ketahanan pangan. (Dsy)