Vaksin Booster Terus Dilaksanakan di Kotawaringin Barat
- penulis Pemimpin Redaksi
- Senin, 24 Januari 2022
- dibaca 917 kali
MMC Kobar – Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Kotawaringin Barat mengeluarkan data perkembangan terbaru kasus Covid-19 di Kotawaringin Barat, Senin (24/1/2022) Pukul 16.00 WIB. Berdasarkan data yang rilis oleh Media Center Satgas Covid-19 Kobar, jumlah akumulasi data sampai dengan saat ini, jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kobar sebanyak 6282 kasus, dinyatakan sembuh sebanyak 6074 orang dan dinyatakan meninggal dunia sebanyak 207 jiwa, dengan tingkat kematian atau Case Fatality Rate (CFR) 3,295 persen. Dalam 24 jam terakhir tidak ada penambahan kasus terkonfirmasi positif, hanya ada 1 pasien dalam perawatan.
Minggu (23/1/2022) Kotawaringin Barat bertambah satu kasus pasien terkonfirmasi positif Covid-19 berasal dari kecamatan Arut Selatan. Sehingga akumulasi kasus terkonfirmasi di kecamatan Arut Selatan menjadi 4.126 kasus.
Sementara perkembangan vaksinasi Covid-19 di Kotawaringin Barat, per 24 Januari 2022, adalah untuk dosis pertama sudah 218.907 suntikan (107,68%), dosis kedua sudah 161.663 suntikan (79,52%), dan dosis ketiga sudah mencapai 5.151 suntikan (2,53%).
Kotawaringin Barat merupakan salah satu Kabupaten di Kalimantan Tengah yang dapat melaksanakan vaksin dosis lanjutan (booster), dengan terpenuhinya syarat cakupan dosis lengkap lebih dari 70 persen (107,68%), dan cakupan vaksinasi lansia dosis 1 lebih dari 100 persen dan dosis kedua lebih dari 60 persen.
Mengutip pernyataan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito dalam keterangan pers, menjelaskan vaksinasi booster berbeda dengan istilah vaksinasi tambahan (additional dose) yang mungkin dibutuhkan saat imunitas individu tidak terbentuk dengan cukup setelah vaksinasi primer.
Setidaknya terdapat 3 alasan penting. Pertama, adanya kecenderungan penurunan jumlah antibodi sejak 6 bulan pasca vaksinasi terutama di tengah kemunculan varian-varian covid-19 baru termasuk varian Omicron. Merujuk studi meta analisis dan analisis regresi oleh Fekin dkk tahun 2021, diketahui bahwa efektivitas 4 vaksin yang sudah mendapatkan EUL dari WHO mengalami penurunan aktivitas sebesar 8% dalam 6 bulan terakhir pada seluruh kelompok umur. Dalam kurun waktu yang sama kepada orang dengan usia 50 tahun keatas, terjadi penurunan efektivitas vaksin sebesar 10% dan 32% untuk mencegah kemunculan gejala.
Kedua, sebagai bentuk usaha adaptasi masyarakat hidup dimasa pandemi Covid-19 demi kesehatan jangka panjang. Dan ketiga, memenuhi hak setiap orang Indonesia utk mengakses vaksin demi perlindungan diri dan komunitas.
Pemerintah berharap, Indonesia mampu mencapai kekebalan komunitas yang mencukupi melalui program vaksin booster.
Tetap disiplin protokol kesehatan dan segera divaksinasi jika gilirannya tiba. (feb/ red)