Transisi Pandemi Menuju Endemi Harus Dilakukan Secara Bertahap

MMC Kobar – Perkembangan kasus Covid-19 Kabupaten Kotawaringin Barat, Sabtu  (12/3/2022) masih terjadi penambahan kasus terkonfirmasi positif. Penambahan kasus berasal dari kecamatan Arut Selatan berjumlah 5 orang, kecamatan Kotawarigin Lama 1 orang, kecamatan Kumai 1 orang, kecamatan Pangkalan Banteng 1 orang, kecamatan Pangkalan Lada 2 orang dan Wilayah lainnya 1 orang.. Total kasus terkonfirmasi positif harian berjumlah 11 orang. Pasien yang dinyatakan sembuh 10 orang, berasal dari kecamatan Arut Selatan 4 orang, kecamatan Pangkalan Banteng,  kecamatan Pangkalan Lada 3 orang dan Wilayah lainnya 2 orang.. Dalam 24 jam terakhir dilaporkan ada 1 korban meninggal berasal dari kecamatan Arut Selatan.

Jumlah akumulasi data di Kabupaten Kobar sampai dengan saat ini, terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak  6.591 kasus,  sebanyak 6.322 orang dinyatakan sembuh dan sebanyak  213 jiwa dinyatakan meninggal dunia, dengan tingkat kematian atau Case Fatality Rate (CFR) 3,232 persen. Per hari ini (Sabtu, 12/3) total kasus positif Covid-19 dalam perawatan berjumlah 56 kasus.

Perkembangan total pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dengan target sasaran SDM Kesehatan, Lansia, Pelayanan Publik, Masyarakat Umum/ rentan dan Remaja/ anak-anak serta Gotong Royong di Kotawaringin Barat, per 12 Maret 2022,  untuk dosis pertama mencapai 223.233 suntikan (109,81%), dosis kedua mencapai 179.372 suntikan (88,24%), dan dosis ketiga sudah mencapai 16.782 suntikan (8,26%).

Tren kasus pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia telah mengalami penurunan dalam beberapa pekan terakhir. Namun, Reisa meminta masyarakat untuk tetap waspada terhadap risiko infeksi yang masih ada.

Hal tersebut disampaikan oleh dr. Reisa Broto Asmoro selaku Juru Bicara Pemerintah dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru dalam keterangan persnya pada Jumat (11/03) di Kantor Presiden, Jakarta.

Reisa menjelaskan bahwa kondisi pandemi Covid-19 di dunia sedang mengarah menuju endemi dan membutuhkan upaya bersama untuk mencapai hal tersebut.

“Perlu usaha bersama agar Covid-19 ini dapat terus tertangani dengan baik, tak hanya di Indonesia namun di semua negara, sehingga pandemi Covid-19 ini dapat segera berakhir dan menjadi endemi seperti penyakit-penyakit sebelumnya,” tutur Reisa.

Dalam keterangannya, Reisa menjelaskan bahwa transisi pandemi menjadi endemi harus dilakukan secara bertahap, oleh karenanya pemerintah telah menyiapkan peta jalan untuk mewujudkannya.

“Pemerintah menyiapkan road map atau peta jalan untuk normalisasi aktivitas masyarakat melalui kebijakan pengendalian virus dengan target agar tingkat hospitalisasi dan kematian tetap pada level yang rendah,” utas Reisa.

Disamping hal tersebut, Reisa menuturkan bahwa peralihan status pandemi menuju endemi tidak terlepas dari jumlah kasus harian dan angka kematian yang rendah serta tingkat keterisian rumah sakit.

“Pemerintah juga terus mengupayakan pandemi dapat terkendali dengan salah satu indikatornya adalah positivity rate dapat sesuai target di bawah 5 persen,” jelas Reisa.

Reisa berharap, dengan tren kasus di Indonesia makin menurun, maka akan menempatkan posisi Indonesia termasuk ke negara-negara rendah kasus Covid-19 di dunia.

Namun, Juru Bicara Pemerintah dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru menegaskan bahwa status pandemi merupakan deklarasi darurat kesehatan oleh WHO, demikian juga dengan penetapan status endemi.

“Maka status pencabutannya pun demikian, penetapan status pandemi dan endemi merupakan otoritas dari Badan Kesehatan Dunia atau WHO,” sambung Reisa. (feb/red)