Temuan Varian Baru Covid-19 Omicron XE Harus Disikapi Dengan Kehati-hatian

MMC Kobar – Perkembangan kasus Covid-19 Kabupaten Kotawaringin Barat, Kamis (07/4/2022)  tidak ada penambahan kasus terkonfirmasi positif.  Pasien yang dinyatakan sembuh hari ini ada 2 yaitu dari wilayah lain, penduduk non Kobar dirawat di Kobar. Tidak ada penambahan korban jiwa dalam 24 jam terakhir.

Jumlah akumulasi data di Kabupaten Kobar sampai dengan saat ini, terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak  6.659 kasus,  sebanyak 6.435 orang dinyatakan sembuh dan sebanyak  218 jiwa dinyatakan meninggal dunia, dengan tingkat kematian atau Case Fatality Rate (CFR) 3,274 persen. Per hari ini (Kamis, 07/4) total kasus positif Covid-19 dalam perawatan berjumlah 6 kasus.

Perkembangan total pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dengan target sasaran SDM Kesehatan, Lansia, Pelayanan Publik, Masyarakat Umum/ rentan dan Remaja/ anak-anak serta Gotong Royong di Kotawaringin Barat, per 07 April 2022,  untuk dosis pertama mencapai 223.233 suntikan (109,81%), dosis kedua mencapai 189.289 suntikan (93,11%), dan dosis ketiga sudah mencapai 29.858 suntikan (14,69%).

Berdasarkan informasi terbaru bahwa di Thailand telah mengkonfirmasi adanya temuan varian baru Covid-19, yaitu Omicron XE. Terkait ini, Badan kesehatan dunia (WHO) menyatakan bahwa Omicron XE merupakan gabungan/rekombinan dari 2 varian Omicron yang sudah ada, yaitu BA.1 dan BA.2. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito menghimbau masyarakat tidak perlu takut berlebih.

"Karena rekombinasi virus bukan merupakan hal baru dan sudah banyak terjadi termasuk pada virus selain Covid. Terlebih lagi, ketakutan yang berlebihan pun akan berpengaruh pada imunitas tubuh menghadapi berbagai ancaman penularan penyakit di sekitar kita," Wiku menjawab pertanyaan media dalam agenda keterangan pers di Graha BNPB, Selasa (5/4/2022) yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Namun, jika merujuk data awal penelitian mendapati kemampuan penularan Omicron XE sekitar 10% lebih tinggi dari Omicron BA.2. Akan tetapi, WHO sendiri menekankan perlunya penelitian lebih lanjut terkait temuan awal ini. Sejauh ini, menurut Kementerian Kesehatan, varian yang pertama kali ditemukan di Inggris ini belum ditemukan di Indonesia.

"Untuk itu, Pemerintah selalu memantau dan menggunakan data terkini dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam berbagai penyesuaian kebijakan," pungkas Wiku. (Dsy)