Sikap Bijak Antisipasi Penyebaran Dari Orang Positif Tanpa Gejala Adalah Ketat Prokes 3M
- penulis Pemimpin Redaksi
- Jumat, 11 Februari 2022
- dibaca 831 kali
MMC Kobar – Perkembangan kasus Covid-19 Kabupaten Kotawaringin Barat, Jumat (11/2/2022) kembali terjadi penambahan kasus terkonfirmasi positif sebanyak 2 orang, kali ini berasal dari kecamatan Pangkalan Banteng dan dinyatakan sembuh sebanyak 2 orang dari kecamatan Arut Selatan. Akumulasi kasus terkonfirmasi positif sampai saat ini masih 16 kasus, 10 orang berasal dari kecamatan Arut Selatan dan 1 orang berasal dari kecamatan Kumai, 2 orang dari kecamatan Kotawaringin Lama, 1 orang dari wilayah luar Kobar dan data terbaru 2 orang dari kecamatan Pangkalan Banteng. Jumlah akumulasi data di Kabupaten Kobar sampai dengan saat ini, terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 6.304 kasus, sebanyak 6.080 orang dinyatakan sembuh dan sebanyak 208 jiwa dinyatakan meninggal dunia, dengan tingkat kematian atau Case Fatality Rate (CFR) 3,300 persen.
Sementara perkembangan total vaksinasi Covid-19 dengan target sasaran SDM Kesehatan, Lansia, Pelayanan Publik, Masyarakat Umum/ rentan dan Remaja/ anak-anak di Kotawaringin Barat, per 08 Februari 2022, untuk dosis pertama mencapai 222.599 suntikan (109,50%), dosis kedua mencapai 168.608 suntikan (82,52%), dan dosis ketiga sudah mencapai 10.681 suntikan (5,25%).
Perkembangan kasus Covid-19 terus meningkat baik secara nasional maupun regional, termasuk Kabupaten Kotawaringin Barat. Per hari ini saja (Jumat,11/2) wilayah kecamatan bertambah satu yang terdapat kasus terkonfirmasi positif. Kewaspadaan dan kehati-hatian serta disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan adalah salah satu cara antisipasinya, apalagi jika orang tersebut tidak menunjukkan gejala. Hal senada disampaikan oleh Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito dalam Keterangan Pers Perkembangan Penanganan di Graha BNPB, Kamis (10/2/2022) yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, bahwa berdasarkan gejala klinisnya, kasus positif dapat dibagi menjadi kasus bergejala dan kasus tanpa gejala (asimptomatik). "Hal ini berarti, orang yang tampak sehat-sehat saja, belum tentu terbebas dari infeksi Covid-19," jelasnya.
Orang positif Covid-19 tanpa gejala masih berkemampuan menularkan virus kepada orang lain. Apalagi orang positif tersebut tidak menjalani isolasi mandiri. Perlu diketahui juga, bahwa orang positif tanpa gejala terlihat sehat-sehat saja dan kadang beraktivitas seperti biasa.
Hal yang paling penting adalah, terdapat kecenderungan sikap kehati-hatian yang lebih rendah pada kasus tidak bergejala daripada yang bergejala. Karena orang yang tampak sakit akan cenderung mengisolasikan dirinya. Dan yang disayangkan lagi, faktanya tidak semua kasus positif di lapangan dapat terskrining 100%. Padahal,dalam kondisi pandemi, testing menjadi tolak ukur tunggal penentuan diagnostik sebuah penyakit. Dan kenyataannya saat ini tidak semua orang melakukan tes Covid-19 karena merasa sehat-sehat saja.
Studi menunjukkan peluang terpapar pada kontak erat kasus positif tanpa gejala akan menjadi 3 - 25% lebih rendah daripada kontak erat kasus positif yang bergejala. Hal ini disebabkan gejala seperti batuk dan bersin dapat memperbesar peluang penularan dibanding pada orang yang tidak batuk atau bersin. Walau begitu, lebih sedikit dan lebih tidak menular dibandingkan kasus bergejala.
"Jika tidak diantisipasi dengan baik maka risiko ini akan menimbulkan kenaikan kasus secara signifikan," lanjut Wiku.
Untuk itu, dengan fakta ini, sikap paling bijak yang dapat dilakukan bersama adalah menerapkan protokol kesehatan 3M secara menyeluruh baik untuk orang sehat maupun sakit. Strategi lain yang dapat kita lakukan dalam menanggulangi penularan yang semakin masif, termasuk mengantisipasi keberadaan kasus tanpa gejala yaitu dengan meningkatkan rasio kontak erat atau jumlah orang yang diidentifikasi sebagai suspek kasus.
Tetap disiplin protokol kesehatan dan segera divaksinasi jika gilirannya tiba. (feb/ red)