Prof Wiku : Hasil Penelitian Menunjukkan Vaksin Dosis 4 Efektif Meningkatkan Antibodi dan Imunitas

MMC Kobar – Perkembangan kasus Covid-19 di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) Per hari ini, Minggu (31/07) tidak terdapat penambahan kasus terkonfirmasi positif, masih dalam perawatan yakni 2 orang pasien covid yang berasal dari Kecamatan Arut Selatan.

Secara akumulasi berdasarkan data sebelumnya sampai dengan saat ini yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Kobar sebanyak 6.681 kasus. Sebanyak 6.460 orang dinyatakan sembuh dan sebanyak 218 jiwa dinyatakan meninggal dunia, dengan tingkat kematian atau Case Fatality Rate (CFR) 3,264%.

Perkembangan total pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dengan target sasaran SDM Kesehatan, Lansia, Pelayanan Publik, Masyarakat Umum/rentan dan Remaja/anak-anak serta Gotong Royong di Kotawaringin Barat, per 31 Juli 2022, untuk dosis pertama mencapai 223.408 suntikan (109,90%), dosis kedua mencapai 196.812 suntikan (96,82%), dan dosis ketiga sudah mencapai 64.047 suntikan (31,51%).

Selain menerapkan disiplin protokol kesehatan 3M yang ketat, mendapatkan vaksin secara optimal melindungi diri dari Covid-19 bahkan mencegah kenaikan kasus. Vaksin Covid-19 salah satu upaya pelengkap untuk tidak memberi ruang bagi virus untuk hidup, atau bahkan bermutasi menjadi varian atau subvarian baru.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito menjelaskan, dari perkembangan vaksinasi booster terjadi peningkatan 70 persen dalam 1 bulan terakhir. Dan terkini, Kementerian Kesehatan merencanakan pemberian dosis keempat untuk para tenaga kesehatan sebagai salah satu populasi berisiko. Upaya dosis keempat ini didasarkan dari rata-rata keberlangsungan imunitas dari vaksinasi yaitu 6 bulan pasca disuntikkan.

"Terkait dosis keempat ini, ada penelitian lain yang mendukung. Studi dari COV-Boost yang menunjukkan penyuntikkan dosis keempat vaksin mRNA efektif meningkatkan level antibodi dan imunitas seluler tanpa menimbulkan KIPI yang berat," Wiku dalam Keterangan Pers Perkembangan Penanganan Covid-19 secara virtual, Kamis (28/7/2022) yang disiarkan YouTube kanal resmi Sekretariat Presiden.

Lalu penelitian lainnya, EMA’s Covid-19 task force (ETF) dan the European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC), menyampaikan rekomendasi pemberian vaksin dosis keempat yaitu harus dilakukan sesuai prioritas risiko penularan. Khususnya orang dengan gangguan imunitas dengan jenis vaksin yang sesuai dengan kemampuan penerimaan tubuh, barulah bertahap kepada seluruh populasi.

"Hal ini juga sesuai dengan apa yang akan dilakukan pemerintah Indonesia sebagai langkah lanjutan," lanjut Wiku.

Dan perlu dipahami terkait mutasi virus, bahwa COovid-19 adalah virus yang sangat mudah bermutasi. Karenanya, kemunculan varian maupun sub varian baru terus terjadi. Secara tidak langsung, hal ini mengindikasikan bahwa manusia sebagai host atau target virus memberikan peluang yang lebih besar bagi virus untuk memperluas penularannya.

"Walau mutasi virus bersifat alamiah namun intensitasnya akan meningkat jika dibarengi laju penularannya yang juga meningkat di masyarakat," jelas Wiku.

Dalam satu tahun terakhir, telah terjadi pergeseran dominansi varian dari delta di tahun 2021 menjadi varian Omicron sejak awal tahun 2022 ini. Bahkan karena tingginya mutasi varian Omicron ini, WHO menetapkan pemantauan khusus Omicron Sub Variant Under Monitoring, diantaranya BA.4, BA.5, BA.2.12.1, BA. 2.9.1, BA. 2.11, BA.2.13. Dan terbaru varian BA.2.75 yang ditemukan Mei lalu di India, dan telah terimportasi ke Indonesia berdasarkan pemantauan Kementerian Kesehatan.

Untuk itu sangat diharapkan kolaborasi semua pihak dan kembali membangun semangat kolaborasi pentahelix antara akademisi, wiraswata, masyarakat, pemerintah, dan media. Jangan sampai buah perjuangan melawan Covid-19, yaitu terkendalinya kasus hampir selama 3 bulan lalu, dapat berubah dalam waktu yang cepat dan kembali tidak terkendali akibat kelalaian.

"Dinamika kenaikan maupun penurunan baik angka kasus positif, kesembuhan, maupun kematian akan terus bergulir jika kita semua tidak konsisten menjalankan upaya pencegahan. Baik menjalankan protokol kesehatan 3M maupun vaksinasi secara optimal," pungkas Wiku.

Sumber : covid19.go.id