Perkembangan Kasus Covid-19 Kobar Periode Epidemiologi 20 - 26 Maret 2022
- penulis Pemimpin Redaksi
- Senin, 28 Maret 2022
- dibaca 996 kali
MMC Kobar – Perkembangan kasus Covid-19 Kabupaten Kotawaringin Barat periode epidemiologi 20 – 26 Maret 2022, dalam satu minggu penambahan kasus terkonfirmasi positif masih terjadi, jumlah kasus harian selama 4 hari stagnan di angka 4, sisanya nol kasus dan 2 kasus ditanggal 26 Maret 2022. Kasus terkonfrmasi positif sampai hari Sabtu 26 Maret 2022 dari kecamatan Arut Selatan 10 kasus, kecamatan Arut Utara 1 kasus, kecamatan Kotawaringin Lama 2 kasus, kecamatan Kumai 6 kasus, kecamatan Pangkalan Banteng 1 kasus dan kecamatan Pangkalan Lada 2 kasus. Seluruh kecamatan di Kotawaringin Barat terdapat kasus terkonfirmasi Covid -19 dengan peta zonasi risiko berwarna kuning.
Kasus sembuh pada periode ini terlihat pada grafik rata-rata lebih tinggi dari kasus terkonfirmasi positif dalam seminggu, kecuali tanggal 25 Maret 2022 angka kesembuhan nol. Pada periode ini angka kematian nol dalam sepekan. Angka CFR relative menurun.
Meskipun kasus terkonfirmasi positif di Kotawaringin Barat dalam sepekan masih terus terjadi, namun angka kesembuhan mulai meningkat signifikan. Berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2022, Kabupaten Kotawaringin Barat berada pada level 2 PPKM. Masyarakat tetap diharapkan untuk waspada dan tetap menjalankan protokol kesehatan dan segera melakukan vaksinasi lengkap jika saatnya tiba.
Saat ini Indonesia masih dalam kondisi pandemi Covid-19, dengan banyaknya tren indikator pengendalian pandemi yang terus menunjukkan ke hal yang positif, Indonesia sudah mulai bersiap-siap membuat langkah menuju ke arah endemi.
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan pemerintah tidak terburu-buru untuk menyatakan transisi memasuki endemik. Pasalnya proses transisi menuju normalisasi endemi itu artinya bukan berarti kasus Covid-19 tidak ada sama sekali tapi tetap kasus itu akan ada.
''Untuk menghilangkan sebuah penyakit itu membutuhkan waktu yang lebih panjang, tentunya kita harus bersiap untuk terus berdampingan dengan Covid-19,'' katanya pada konferensi pers secara virtual di Jakarta, Selasa (15/3).
Tentunya indikator maupun waktunya masih terus dibahas oleh pemerintah bersama dengan para ahli untuk menentukan indikator yang terbaik untuk kita betul-betul mencapai ke arah kondisi endemi.
''Yang paling penting pada saat endemi, walaupun kasusnya ada, dia tidak akan mengganggu kehidupan kita seperti saat ini di mana hampir aktivitas-aktivitas kehidupan kita, kehidupan sosial, kehidupan beragama, pariwisata ini tidak terganggu dengan adanya kasus Covid-19,'' ucap dr. Nadia.
Perlu dipahami bahwa setiap upaya pengendalian pandemi memiliki fungsinya masing-masing. Seperti vaksin booster dan protokol kesehatan (Prokes) 3M yang saling melengkapi untuk perlindungan optimal. Vaksin memberikan kekebalan komunitas, Prokes sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19.
"Booster dan Prokes adalah dua kunci tak terpisahkan. Sebab faktanya, potensi kenaikan kasus masih tetap ada, jika vaksin booster tidak dibarengi dengan disiplin protokol kesehatan," terang Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito, dalam keterangan pers di Graha BNPB, Rabu (23/3/2022).
Disiplin prokes harus tetap dijalankan sembari meningkatkan cakupan vaksinasi booster. Peningkatan pengawasan prokes di tempat-tempat umum juga tak kalah penting. Peran Pemerintah Daerah penting untuk kembali meningkatkan pengawasan prokes di wilayahnya. Segera berikan teguran bagi mereka yang melanggar dan targetkan peningkatan kepatuhan di wilayah masing-masing.
Disiplin protokol kesehatan dan segera vaksinasi ketika giliran tiba tetap menjadi kunci pengendalian laju penularan COVID-19. (feb/ red)