Perkembangan Kasus Covid-19 Kobar Periode Epidemiologi 03 - 09 April 2022

MMC Kobar – Perkembangan kasus Covid-19 Kabupaten Kotawaringin Barat periode epidemiologi 03 – 09 April 2022, dalam satu minggu penambahan kasus terkonfirmasi positif masih terjadi, dengan jumlah kasus harian reltative sedikit atau semakin berkurang. Kasus harian tertinggi terjadi pada tanggal 08 April 2022, sebanyak 3 kasus. Kasus terkonfrmasi positif sampai hari Sabtu 09 April 2022 dari kecamatan Arut Selatan 3 kasus, kecamatan Arut Utara 0 kasus, kecamatan Kotawaringin Lama 1 kasus, kecamatan Kumai 0 kasus, kecamatan Pangkalan Banteng 1 kasus dan kecamatan Pangkalan Lada 2 kasus. Empat kecamatan di Kotawaringin Barat terdapat kasus terkonfirmasi Covid -19 dengan peta zona risiko berwarna kuning, kecamatan Arut Utara dan kecamatan Kumai peta zona risiko berwarna hijau dengan nol kasus.

Kasus sembuh pada periode ini terlihat pada grafik lebih tinggi dari kasus terkonfirmasi positif, kecuali tanggal 08 April 2022 angka kesembuhan nol. Sedangkan kasus terkonfirmasi pada angka 3. Pada periode ini angka kematian bertambah 1 dalam sepekan. Sehingga angka CFR kembali meningkat.

Meskipun kasus terkonfirmasi positif di Kotawaringin Barat dalam sepekan masih terus terjadi, namun angka kesembuhan meningkat signifikan. Berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2022, Kabupaten Kotawaringin Barat berada pada level 2 PPKM. Masyarakat tetap diharapkan untuk waspada dan tetap menjalankan protokol kesehatan dan segera melakukan vaksinasi lengkap jika saatnya tiba.

Seiring dengan terus membaiknya kondisi covid-19 di Indonesia, terjadi peningkatan mobilitas masyarakat selama bulan Ramadhan. Berdasarkan Google Mobility Index per 6 April 2022, terjadi peningkatan tren mobilitas sebesar 31 persen, pada tempat-tempat seperti, taman nasional, pantai umum, dermaga, taman hewan peliharaan, lapangan terbuka, dan taman umum

Bahkan, mobilitas masyarakat saat ini lebih tinggi, dibandingkan sebelum pandemi Covid-19 melanda. Apalagi, pemerintah sudah memperbolehkan masyarakat melakukan mudik setelah dua tahun tertunda. Karena itu, penting menjaga diri dan lingkungan sekitar, agar tidak memicu lonjakan kasus setelah periode libur nanti.

Ketua Umum IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia) Dr. Ede Surya Darmawan, SKM, MDM, mengungkapkan penularan Covid-19 terjadi dari orang ke orang. Jadi, virus bukan berkeliaran di udara. Karena itu, ketika melakukan ibadah, atau aktivitas sosial, dan melakukan perjalanan idealnya tetap menggunakan masker dengan baik, sebagai perlindungan utama, karena menjaga jarak biasanya cenderung sulit dilakukan.

“Nah, salah satunya menggunakan masker medis 3 lapis gitu ya, kalau setelah itu mau di double dengan kain silahkan saja. Tetapi yang prinsip menggunakan masker dengan baik, harus menutupi hidung dan mulut dengan benar. Kemudian kalau membuka jangan kita menyentuh bagian dalamnya atau bagian luarnya karena disini sudah terkontaminasi bakteri dari kita maupun dari luar.” tegas Ede, dalam diskusi virtual berjudul “Cegah Penularan, Ibadah Ramadhan Tetap Aman”, Jum’at (8/4/2022).

Ede menambahkan, ada dua kondisi dimana masyarakat harus melaksanakan tes secara berkala. Pertama, setelah melaksanakan interaksi sosial yang begitu intens, bertemu dengan orang dari berbagai kalangan, karena potensi penularan sangat tinggi walaupun tidak menunjukkan gejala. Kedua, ketika mengalami gejala seperti influenza dan gejala tidak sembuh setelah tiga hari.

Disiplin protokol kesehatan dan segera vaksinasi ketika giliran tiba tetap menjadi kunci pengendalian laju penularan COVID-19. (feb/ red)