Faktor Disiplin Prokes, Kunci Keberhasilan Pengendalian Covid-19

MMC Kobar – Perkembangan kasus Covid-19 Kabupaten Kotawaringin Barat, Minggu (20/2/2022) kembali terjadi penambahan kasus terkonfirmasi positif. Penambahan kasus berasal dari kecamatan Arut Selatan berjumlah 3 orang dan kecamatan Pangkalan Lada 2 orang. Sehingga total kasus terkonfirmasi positif harian berjumlah 5 orang. Pasien yang dinyatakan sembuh 1 orang, berasal dari kecamatan Arut Selatan. Tidak ada korban meninggal dalam 24 jam terakhir.

 Jumlah akumulasi data di Kabupaten Kobar sampai dengan saat ini, terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak  6.400 kasus,  sebanyak 6.118 orang dinyatakan sembuh dan sebanyak  208 jiwa dinyatakan meninggal dunia, dengan tingkat kematian atau Case Fatality Rate (CFR) 3,250 persen. Per hari ini (Minggu 20/2) total kasus positif Covid-19 dalam perawatan berjumlah 74 kasus.

Perkembangan total pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dengan target sasaran SDM Kesehatan, Lansia, Pelayanan Publik, Masyarakat Umum/ rentan dan Remaja/ anak-anak di Kotawaringin Barat, per 20 Februari 2022,  untuk dosis pertama mencapai 223.221 suntikan (109,81%), dosis kedua mencapai 173.705 suntikan (85,45%), dan dosis ketiga sudah mencapai 14.349 suntikan (7,06%).

Seiring dengan bertambahnya kasus terkonfirmasi positif di Kotawaringin Barat, diharapkan masyarakat semakin waspada dan tetap menjalankan protokol kesehatan serta menahan untuk bepergian jika tidak terlalu penting dan segera melakukan vaksinasi lengkap jika saatnya tiba.

Negara-negara dengan masyarakatnya yang disiplin protokol kesehatan (Prokes), terlepas kebijakan yang diterapkan  terbukti berhasil melewati gelombang kasus Covid-19 yang diakibatkan varian Omicron. Hal ini terlihat di sejumlah negara-negara di Benua Eropa, Amerika hingga Australia. Namun, berbeda, negara-negara di benua Asia termasuk Indonesia tengah mengalami gelombang kenaikan kasus.

Menurut Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito, pengalaman negara-negara yang berhasil dapat menjadi pembelajaran bagi Indonesia. "Hal ini menunjukkan bahwa apapun variannya, kebijakannya, dan kondisi kasusnya, protokol kesehatan harus selalu diterapkan dengan disiplin," ujar Wiku dalam Keterangan Pers di Graha BNPB, Kamis (17/2/2022).

Secara global, dunia kini menunjukkan tren penurunan sekitar 60% dari puncak gelombang terakhir. Sementara Indonesia kasusnya terus naik hingga hampir 200 kali lipat dari titik terendahnya. Indonesia selalu mengalami kenaikan saat kasus dunia sudah melewati puncaknya yang berkaitan kebijakan karantina serta entry dan exit test pelaku perjalanan internasional yang ketat. Sehingga Indonesia berhasil menunda importasi kasus lebih lama dibanding negara lainnya.

Dari kondisi beberapa negara, kebijakan protokol kesehatan mempengaruhi kasus kematian dan perawatan di rumah sakit. Kebijakan yang tidak dijalankan baik dapat memperburuk situasi. Dan terlepas apapun kebijakannya, faktor kunci keberhasilan pengendalian adalah masyarakat yang dengan kesadaran tinggi menjalankan protokol kesehatan.

Indonesia, harus belajar dari negara-negara tersebut. Pemerintah telah melakukan upaya berlapis yang dirancang semata-mata untuk melindungi rakyatnya. Karenanya masyarakat harus melaksanakan kebijakan protokol kesehatan dengan kesadaran tinggi.

Adanya kebebasan yang melekat pada setiap orang, tidak menjadikannya bebas menempatkan orang lain pada situasi yang berisiko. Hingga mengakibatkan gejala berkepanjangan bahkan menghilangkan nyawa.

"Kebebasan juga tidak berarti kita bebas mengacuhkan keselamatan bersama. Ingat, pembatasan aktivitas yang harus diterapkan ketika kasus melonjak tidak hanya merugikan kita sebagai individu, namun juga menimbulkan penurunan ekonomi negara yang tidak sedikit jumlahnya," pungkas Wiku.

Tetap tenang, tidak perlu panik tapi tetap waspada, tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan (feb/red)