Pemkab Kobar Gelar Pencanangan PIN Polio

MMC Kobar - Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kobar menggelar Pencanangan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio yang dilaksanakan di Puskesmas Kumai, Selasa (23/07). Kegiatan ini dihadiri Pj Bupati Budi Santosa, Sekda Rody Iskandar dan unsur Forkopimda Kobar.

Berdasarkan penilaian resiko menggunakan tool standar  yang dikeluarkan Badan Kesehatan Dunia atau WHO,  Indonesia dikategorikan wilayah resiko tinggi penularan Polio sejumlah 32 atau 84% Provinsi dan 399 kabupaten/kota di Indonesia masuk dalam kategori resiko tinggi Polio.

(Baca Juga : Pj Bupati Budi Santosa Ajak Peringatan HSP ke-95 Dijadikan Momentum Membangkitkan Semangat Kolaborasi)

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memutuskan transmisi penularan virus Polio di Kobar dan mencegah kejadian luar biasa (KLB) Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Polio.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kobar Rody Iskandar sekaligus sebagai Ketua Tim Pelaksana Harian PIN Tingkat Kabupaten Kobar Tahun 2024 menyampaikan bahwa Kobar masuk pada PIN Polio tahap 2 yang dimulai pada tanggal 23 juli  2024.

“PIN Polio tahap 2 di Kobar dilaksanakan sebanyak dua putaran, dengan sasaran PIN adalah seluruh anak usia 0 sampai dengan 7 tahun tanpa memandang status imunisasi sebelumnya, dengan jumlah sasaran 39.453 anak yang dilaksanakan 677 pos PIN Puskesmas, Posyandu, PAUD/TK dan SD sederajat dan pos PIN lainnya di seluruh Kobar,” kata Rody.

Pj Bupati Budi Santosa menyampaikan, Pemkab Kobar mendukung penuh pelaksanaan seluruh upaya penanggulangan KLB Polio, serta memastikan tercapainya cakupan 2 dosis PIN Polio sekurang-kurangnya 90% merata di setiap tingkatan untuk memutus rantai penularan virus Polio.

Budi mengharapkan agar para pengendali kebijakan, petugas kesehatan, tetap semangat untuk memberikan dukungan dan mensukseskan pelaksanaan PIN Polio di Kobar dengan penuh ikhlas. 

“Karena sesungguhnya diri kita dan seluruh masyarakat adalah garda terdepan dalam upaya pencegahan penyebaran penyakit polio,” kata Budi. (NM-DinkesKobar)