Gubernur Kalteng dan Bupati Kobar Hadiri acara Pelepasan Ekspor RBD Olein

Penyambutan Gubernur Kalteng, H. Sugianto Sabran bersama Bupati Kobar Hj. Nurhidayah, Kepala Balai Karantina Pertanian, Ali Jamil dan Owner PT CBI Group H. Abdul Rasyid pada acara Pelepasan Ekspor RBD Olein di Pelabuhan Tempenek, Kumai, Senin (18/03/2019). (humas diskominfo kobar)

MMC Kobar – Gubernur Kalimantan Tengah, H. Sugianto Sabran bersama Bupati Kotawaringin Barat, Hj. Nurhidayah menghadiri acara Pelepasan Ekspor Refined Bleaced Deodorized (RDB) Olein di Pelabuhan Tempenek Kumai (18/3/2019). Acara Pelepasan Ekspor ini juga dihadiri Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian, Ali Jamil, Anggota DPR RI Hamdhani, Wakil Ketua DPRD Provinsi Kalteng, H. Abdul Razak dan Owner PT CBI Group H. Abdul Rasyid.

Dalam sambutannya Gubernur Kalteng menyampaikan apresiasinya kepada pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pertanian atas pembangunan pertanian di Kalteng.

(Baca Juga : Kades dan Sekdes se-Kecamatan Arsel Ikuti Rapat Percepatan Penyusunan RKP Desa Tahun 2020)

"Saya menyambut baik dan menghargai atas berbagai upaya yang dilakukan oleh pimpinan dan segenap jajaran PT. Citra Borneo Utama, sehingga kegiatan ekspor RBD Olein sebanyak 37.000 MT ini dapat terwujud. Pemprov Kalteng bersama sama dengan seluruh stakeholders memiliki komitmen tinggi untuk memaksimalkan potensi ekspor kita, yang pada akhirnya bermuara pada satu tujuan bersama kita, yakni Kalteng Berkah," kata Gubernur Sugianto.

Berdasarkan Data Balai Karantina Pertanian Kelas II Palangka Raya, ekspor RBD Olein Kalteng pada 3 bulan pertama di tahun 2019 ini sudah mencapai 96.699 MT, dengan nilai ekspor sekitar 791 miliar rupiah, meningkat sekitar 280% dibandingkan ekspor tahun 2018, yakni sebanyak 34.358 MT, dengan nilai ekspor sebesar 281 miliar rupiah.

Kepala Barantan, Ali Jamil menyampaikan bahwa sepanjang bulan Januari hingga Maret 2019, selain RDB Olein, Kalimantan Tengah tercatat juga melakukan ekspor turunan kepala sawit lainnya seperti Palm Kernel Expeller sebanyak 17.350 Ton dengan nilai ekspor sebesar 81 M, Crude Palm Oil sebanyak 11.998 Ton setara 93 M dengan negara tujuan Vietnam, Thailand dan Cina. Ada juga karet lempengan (Natural Rubber) sebanyak 3 juta lembar setara 137 Miliar tujuan India, Jerman, Turki, Finlandia, Israel serta Rusia.

"Untuk mendukung pertumbuhan ekspor industri hilir minyak sawit, Barantan telah memberi kemudahan pelayanan sertifikasi ekspor kepada pelaku usaha berupa PPK Online dan Inline Inspection guna pemenuhan persyaratan SPS (Sanitary and Phytosanitary) sehingga lolos negara tujuan ekspor," tambahnya.

Dengan melihat data pertumbuhan yang disampaikan Kepala Barantan, Gubernur pun berharap kedepan adanya langkah konkret dalam menggenjot ekspor, tidak hanya satu komoditas tapi seluruh komoditas yang dimiliki oleh petani di Kalteng.

Gubernur juga mengimbau seluruh pelaku usaha di Kalteng, khususnya sektor pertanian dan perkebunan, untuk dapat meningkatkan kegiatan ekspor di masa mendatang, baik dari kuantitas maupun kualitas produk ekspor. Terlebih lagi, Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pertanian telah memberikan kemudahan percepatan layanan Sertifikasi Ekspor Karantina Pertanian dalam pemenuhan persyaratan SPS.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Barantan juga menyerahkan Aplikasi iMace (Indonesian Map of Agricultural Commodities Exports). Aplikasi yang baru saja diluncurkan oleh Menteri Pertanian, Rabu (13/3), merupakan peta ekspor komoditas pertanian Indonesia yang dapat digunakan oleh pemerintah provinsi sebagai dasar pijakan kebijakan dalam pengembangan potensi ekspor produk pertanian di wilayahnya.

Melalui aplikasi ini pemerintah provinsi dapat melihat daftar transaksi ekspor komoditas pertanian di provinsinya, grafik tren ekspor komoditas, negara tujuan ekspor, daftar eksportir dan daerah asal komoditas hingga potensi ekspor yang dapat dikembangkan di wilayahnya masing-masing.

"Ini adalah bentuk salah satu trobosan kerjasama pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dalam mendorong akselerasi ekspor komoditas pertanian untuk meningkatkan devisa sektor nonmigas," lanjut Jamil. (humas diskominfo kobar)