DPKH Terus Dorong Efisiensi Tata Niaga Ayam Broiler Di Kobar
- penulis DPKH Kobar
- Senin, 16 Maret 2020
- dibaca 999 kali
MMC Kobar - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dinas PKH) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) pada Senin (16/3) melaksanakan koordinasi dan pembinaan teknis kepada para Peternak Rakyat di Desa Sakabulin, Kecamatan Kotawaringin Lama (Kolam) dalam rangka Optimalisasi Tata Niaga atau rantai pasok di wilayah tersebut.
Hal ini terjadi karena kerap terjadi harga penjualan yang anjlok sehingga cukup merugikan peternak. Untuk itu, diperlukan perbaikan tata niaga ayam pedaging yang dinilai bisa menjadi solusi jangka pendek untuk mengurangi permasalahan harga yang kerap anjlok.
(Baca Juga : Optimalisasi PAD, Bapenda Kobar Buka Wadah Diskusi Pajak Daerah)
Kepala Dinas PKH Kobar melalui Kabid PPSDMK, M. Rubiansyah menuturkan bahwa lebih dari 95 persen produksi ayam pedaging yang dihasilkan peternak mandiri ataupun peternak yang melakukan kemitraan usaha dengan Poultryshop, dijual ke pasar tradisional. Segmentasi yang jelas untuk daging ayam ras, baik yang diproduksi peternakan rakyat dan Perusahaan Peternakan, diharapkan dapat memberi jaminan porsi pasar bagi kedua pelaku usaha beda skala ini.
“Produksi peternakan integrasi dalam skala besar inilah yang kerap mempengaruhi harga livebird di tingkat farm gate, petani mandiri dengan produksi yang kecil tak memiliki kuasa untuk mengendalikan harga karena pasokan besar berada di tangan Perusahaan Peternakan skala besar. Diharapkan peternakan rakyat dapat memperkuat kelembagaannya sehingga kolektif dapat memasok kebutuhan daging ayam di pasar tradisional,” ujar M. Rubiansyah.
Rubianyah juga menambahkan saat ini terdata sebanyak 14 sentra ayam broiler di Kobar dan semuanya sedang berkonsolidasi memperkuat kelembagaan peternak, restrukturisasi dan membentuk kepengurusan cabang Assosiasi Peternak Ayam Potong (ASPAP) Kabupaten Kobar.
Salah satu sentra ayam broiler di Kobar adalah di Desa Sakabulin Kecamatan Kolam yang terbanyak sebanyak 140 kandang dengan jumlah 52 Peternak. Untuk Peternak ayam broiler secara keseluruhan tidak kurang dari 400 peternak yang tersebar di 5 Kecamatan.
Di tempat terpisah, Kepala Dinas PKH Kobar, Ir.Ida Pandanwangi menyampaikan bahwa melalui kelembagaan/organisasi yang telah terbentuk seperti SPR, Asosiasi Peternak Broiler dan Asosiasi Poultryshop untuk terus melakukan revitalisasi organisasi/kelembagaan guna membantu pemerintah dalam hal ketersediaan data, etika moral berusaha dan pengawasan usaha, serta promosi produk industri peternakan/perunggasan.
Kepala Dinas PKH mengharapkan Asosiasi Peternak Broiler dan Asosiasi Poultryshop ini dapat membantu pemerintah dalam rangka mengatur dan menjaga keseimbangan supply-demand produk ternak unggas, termasuk pengawasan yang ketat terhadap produksi daerah agar harga tetap stabil.
Dinas PKH Kobar telah melakukan pemberdayaan kelembagaan peternak rakyat termasuk perlindungan usaha dari persaingan usaha tidak sehat, permodalan dan menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi semua pelaku usaha perunggasan.
“Yang tidak kalah penting, komite ini diharapkan juga bertanggungjawab pada pengembangan industri hilir melalui pembinaan dan penyediaan produk ayam yang ASUH (aman, sehat, utuh dan halal, red) yang masih perlu dioptimalkan. Pendampingan dan pemberdayaan peternak terutama peternak rakyat untuk tumbuh berkembang bersama secara sinergi dengan berbagai pihak untuk meningkatkan daya saing produksi unggas dalam negeri,” pungkasnya. (dpkh kobar)