Tiga Sektor Prioritas Pembangunan: Buka Kesenjangan dan Percepatan Pembangunan Kobar

MMC Kobar - Bupati Kabupaten Kotawaringin (Kobar) Nurhidayah dan Wakil Bupati Kobar Ahmadi Riansyah di masa kepemimpinannya 5 tahun kedepan telah memprogramkan peningkatan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang tertuang dalam Visi dan Misi.

Pada gebrakan awal duet kepemimpinan yang baru berjalan 10 bulan ini, telah menetapkan 3 sektor yang menjadi skala prioritas pembangunan yakni sektor pertanian dalam arti luas, infrastruktur, dan pariwisata.

(Baca Juga : Hindari Kerusakan Sel Otak, Dirjen Aptika Sarankan Stop Konsumsi Pornografi)

Bupati Kobar Nurhidayah dengan tegas mengatakan bahwa ketiga sektor yang menjadi skala prioritas dalam pembangunan itu bertujuan percepatan pembangunan yang dilaksanakan dengan merata dan membuka kesenjangan antar wilayah yang ada di Kabupaten Kobar.

Pada sektor pertanian dalam arti luas, menurut Nurhidayah, mencakup sektor pertanian, peternakan maupun perkebunan, dimana dalam visi misi Pasangan Nurani salah satunya mendorong kemandirian ekonomi berbasis pertanian sehingga dengan memprioritaskan sektor pertanian dalam arti luas akan mampu menguatkan perekonomian masyarakat yang menggeluti di sektor tersebut.

”Untuk pertanian ini, kita telah membuat wilayah yang dijadikan sentral pengembangan tamanan ketahanan pangan misalnya saja di Kumpai Batu Atas Kecamatan Arut Selatan, di sana masyarakatnya yang tergabung dalam kelompok tani telah membuka lahan untuk di tanam sayur mayur dan dikembangkan juga bawang merah,” kata Bupati Kobar.

Dalam sektor peternakan, menurut Bupati, Pemerintah Kobar berkomitmen untuk berperan serta dalam upaya percepatan meningkatkan kejahteraan peternak sekaligus swasembada daging tahun 2026 yang telah dicanangkan oleh pemerintah pusat.

Pemerintah Kabupaten Kobar mengembangkan konsep integrasi sapi potong dengan komoditas sawit yang di dalam pengembangannya memberikan optimisme tersendiri dalam pengembangan sapi potong di Kabupaten Kobar. Konsep ini bahkan menjadi rujukan beberapa daerah di Indonesia.

Diketahui, populasi sapi potong di Kabupaten Kobar saat ini telah mengalami kenaikan yang sangat pesat.

Bupati menjabarkan pertumbuhan populasi sapi potong sebesar 171,28 atau sekitar 8.409 ekor, pada tahun 2012 sebesar 11.797 ekor, dan tahun 2017 menjadi sebesar 20.206 ekor.

Bahkan, tambah Bupati dalam upaya pengembangan sektor peternak di Kabupaten Kobar, Pemkab Kobar juga telah mendukung Program Nasional Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (UPSUS SIWAB).

“Tujuan program UPSUS SIWAB itu untuk mengakselerasi penambahan populasi sapi potong di dalam negeri, dan program UPSUS SIWAB mencakup 2 kegiatan, yaitu peningkatan populasi melalui IB dan kawin alami yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 48 Permentan/PK210/10/2016 tentang upaya khusus percepatan peningkatan populasi sapi dan kerbau bunting,” Terang Bupati.

Bupati pun membeberkan bahwa Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Kobar merupakan 1 diantara 3 Kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah yang mendapat capaian tertinggi dalam kegiatan Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting.

“Kita patut bersyukur atas keberhasilan ini namun dibalik rasa syukur itu kita pun harus bertekad untuk melakukan yang lebih baik mengingat potensi lahan kita masih terbuka luas dah memerlukan sentuhan tangan tangan trampil sehingga potensi yang ada bisa dimanfaatkaan sebesar besarnya untuk kesejahteraan masyarakat,” kata Bupati.

Sementara untuk capaian kegiatan UPSUS SIWAB sampai bulan Desember 2017 sebagai berikut kegiatan Inseminasi Buatan (IB) yang ditargetkan sebanyak 1.892 ekor telah teralisasi 121,70 persen atau sebanyak 2.412 ekor.

Dan kegiatan Pemeriksaan Kebuntingan Ternak Sapi (PKB) ditargetkan sebanyak 1.288 ekor telah teralisasi 110,64 persen atau sebanyak 1.425 ekor sapi bunting.

Sedangkan untuk kelahiran dari hasil IB teralisasi 59,17 persen atau sebanyak 587 ekor akan tercapai target 100 persen pada tahun 2018. Untuk kelahiran intensifikasi kawin alami teralisasi sebesar 72,45 persen atau sebanyak 2.323 ekor dari yang ditargetkan sebanyak 3.206 ekor.

”Desa Pangkalan Tiga terdapat 90 orang peternak dengan jumlah populasi sebanyak 295 ekor yang terdiri dari 176 ekor indukan betina produktif dan pada tahun 2017 jumlah kelahiran pedet sebanyak 139 ekor, jumlah pedet yang dihasilkan di Kobar sampai dengan bulan Desember 2017 sebanyak 2.859 ekor yang terdiri dari hasil IB sebanyak 570 ekor dan hasil INKA (Intensifikasi Kawin Alam) sebanyak 2.289 ekor yang tersebar di enam kecamatan,” beber Bupati.

Nurhidayah pun merincikan jumlah pedet yang ada di tahun 2017 sebanyak 2.859 ekor. Jika nilai jual paling rendah sebesar Rp 7.500.000/ekor pedet maka akan menghasilkan sebesar Rp 21.442.500.000.

Untuk itu sektor peternakan merupakan salah satu sektor yang mendukung perekonomian dan pembangunan di Kabupaten Kobar.

Rincian Jumlah pedet per kecamatan :
1. Kecamatan Arut Selatan 1.739 ekor.
2. Kecamatan Pangkalan Lada 804 ekor.
3. Kecamatan Pangkalan Banteng 114 ekor.
4. Kecamatan kumai 74 ekor.
5. Kecamatan Kotawaringin Lama 94 ekor.
6. Kecamatan Arut Utara 34 ekor.

Selain ternak besar, kata Bupati, pemerintah daerah juga mengembangkan komoditas unggulan ternak kecil, unggas dan aneka ternak lainnya. Dalam pengembanganya sektor peternakan juga terintegrasi dengan sektor tanaman pangan dan sektor perkebunan dalam upaya pengembangan ternak dengan manajemen ternak yang baik (Good Farming Practice).

“Pengembangan manajemen yang baik diimbangi dengan penanganan pasca panen, pengolahan limbah dan pakan serta pengolahan hasil peternakan sehingga dapat meningkatkan swasembada daging dan kesejahteraan peternak,” ujarnya.

Sementara untuk sektor Infrastruktur, tetap menjadi skala prioritas pembangunan Kobar karena menurut Bupati, hal itu menjadi tuntutan masyarakat dan dengan terbukanya semua akses infrastruktur maka akan dengan mudah dalam mewujudkan program yang menjadi pelayanan dasar kepada masyarakat seperti bidang kesehatan dan pendidikan.

“Bagaimana kita bisa mengembangan sektor lainnya jika infrastruktur belum memadai. Langkah awal sejak saya memimpin, terfokus membuka terisolasian desa yang ada di Kobar. Kecamatan Arut Utara adalah sasaran kami karena selama ini Kecamatan Arut Utara tertinggal dengan kecamatan lainnya yang ada di Kobar, hal itu disebabkan faktor Infrastruktur, ” jelasnya.

Bupati memaparkan pada program kerja 100 hari Pasangan Nurani, antara lain membuka keterisolasian desa desa di Kecamatan Arut Utara dengan melibatkan pihak perusahaan di sekitar Kecamatan Arut Utara. Diantaranya PT Astra Agro Lestari, PT BJAP, PT Korintiga Hutani dan PT Ensbury. Dimana pekerjaannya dimulai pada tanggal 9 Agustus 2017.

”70 km ruas jalan yang kita tingkatkan di Kecamatan Arut Utara dengan melibatkan 4 perusahaan sebagai peserta konsorsium, Alhamdulillah saat ini mulai terbuka karena kami membangun dari wilayah pinggiran, kami berkeyakinan dengan terbukanya akses infrastruktur di Kecamatan Arut Utara maka akan lebih mudah mengembangkan sektor lainya seperti sektor pariwisata sebab disana menyimpan objek wisata alam yang yang menjanjikan untuk dikembangkan dan pada akhirnya akan meningkatnya kesejahteraan masyarakat,” kata Bupati.

Setelah Kecamatan Arut Utara, tambah Bupati, pada tanggal 8 Maret 2018 dilakukan penandatanganan MoU sebagai bentuk kontrak kerja sama antara Pemkab Kobar yang melibatkan 6 perusahaan menjadi peserta konsorsium untuk peningkatan jalan yang ada di Kecamatan Kumai, Arut Selatan, Pangkalan Banteng, dan Kecamatan Kotawaringin Lama.

“Alhamdulillah keenam perusahaan itu akan mengerjakan dengan ruas 96 km, luar biasa dukungan perusahaan dengan program pembangunan membuka akses jalan penghubung desa. Hal itu membuktikan bahwa Pemkab Kobar dan pihak perusahaan berkomitmen dalam membangun daerah yang kita cintai ini,” tambah Bupati.

Pada tahun 2019 pun, kata Bupati, Pemkab Kobar juga akan meningkatkan infrastruktur sebagai penunjang sektor pariwisata seperti desa Tanjung Putri dan Desa Sebuai.

“Pembangunan infrastruktur akan terus kita genjot untuk itu APBD Kobar telah menyiapkan anggaran yang cukup besar untuk peningkatan infrastruktur, hal itu sangat penting untuk meratakan pembangunan sehingga tidak ada lagi kesenjangan antar wilayah,” ucapnya.

Pada bagian lain, Kabupaten Kotawaringin Barat memiliki segudang objek wisata selain Taman Nasional Tanjung Puting yang sudah terkenal di dunia Internasional.

Bahkan Menteri Pariwisata Arif Yahya mengakui bahwa Pawisata di Kobar terbaik di Kalimantan Tengah bahkan di regional Kalimantan.

Bupati Kobar Nurhidayah memprioritaskan pembangunan di sektor Pariwisata karena selain biaya pengembangannya murah juga pengembangan pariwisata juga melibatkan langsung masyarakat.

Dikatakan Bupati, Kabupaten Kobar termasuk yang terbaik pariwisatanya di Kalimantan Tengah bahkah di regional kalimantan hal itu terbukti meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 20 ribu dan dan kunjungan wisatawan nusantara mencapai ratusan ribu yang berkunjung ke objek objek wisata di Kobar.

“Dengan meningkatnya angka kunjungan itu berdampak langsung pada perekonomian masyarakat, untuk itu kenapa memprioritaskan pariwisata ini,” katanya.

Bupati menambahkan dalam upaya pengembangan destinasi wisata di Kobar, Pemkab Kobar terus meningkatkan sarana dan prasarananya seperti pelebaran Run  Way Bandara Iskandar yang akan dilaksanakan pada tahun 2019 dari 1.200 meter menjadi 3.300 meter. Selain itu Pemkab Kobar pun melakukan peningkatan jalan desa desa yang masuk dalam pengembangan destinasi pariwisata.

“Kami melakukan pengembangan objek wisata pantai seperti Pantai Kubu, Teluk Bogam dan Keraya, selain itu juga Tanjung Keluang dan Sebuai, keindahan pantainya tidak kalah dengan Bali, bahkan saya pernah meminta kepada Menteri Pariwisata agar Pariwisata di Kobar dimasukkan dalam daftar Bali-nya Indonesia dan Alhamdulillah kita masuk ke urutan 11 pengembangan wisata, Bali-nya Indonesia pun ada di Kobar, ” ujar Bupati.

Pariwisata Kobar, kata Bupati masuk nominasi 3 besar se-Kalteng dan masuk Nasional.

“Kita masuk Nominasi karena kita dinilai telah mampu membuat gerakan baik yang dilakuan masyarakat dan keterlibatkan pihak ketiga dalam membantu Pemkab Kobar membuka akses sebagai penunjang pengembangan destinasi wisata,” tambah Bupati.

Bupati Kobar Nurhidayah mengajak seluruh stakeholder untuk saling bahu membahu dalam mewujudkan visi misi melalui gerakan membangun ”kerja nyata dan ikhlas “. Jika Pemkab Kobar didukung seluruh stakeholder dalam melaksanakan program pembangunan yang dilakukan secara nyata dan masyarakat pun langsung merasakan manfaatnya, maka keikhlasan itu akan dibalas oleh Allah SWT. (Humas Diskominfo Kobar/c-Uli)

Advertorial Kebijakan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat, Terbit di Tabengan, 5 April 2018.