RSSI Pangkalan Bun Persiapkan Operasi Pemisahan Bayi Kembar Siam

Rapat Koordinasi Rencana Persiapan Operasi Bayi Kembar Siam di RSSI, Sabtu (23/01/2021).

MMC Kobar - Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Imanuddin (RSSI) Pangkalan Bun pada Sabtu (23/01) melakukan rapat koordinasi terkait rencana operasi pemisahan bayi kembar siam. Bayi kembar siam, Muhammad Abdullah dan Muhammad Ibrahim rencananya akan melakukan operasi pada bulan Maret 2021.

Bayi kembar siam berusia 12 bulan tersebut mengalami kondisi thoraco abdomino fagus, yaitu kembar siam yang terjadi pada bagian dada yang menempel.

(Baca Juga : Kunjungan Kerja DPK Kabupaten Pulang Pisau ke DPK Kobar)

"Rencananya operasi akan dilakukan di bulan Maret, kita sudah berkoordinasi dengan dokter Spesialis dari Surabaya dan mereka masih terus memantau perkembangan Bayi Abdullah dan Ibrahim ini," ujar direktur RSSI, dr. Fachruddin.

"Tindakan operasi kali ini akan di lakukan di Gedung Bedah Sentral RSSI dan menggunakan tenaga Spesialis dari Surabaya dan Tenaga Spesialis dan Perawat dari RSSI sendiri," lanjut dr. Fachruddin.

Kembar siam sendiri merupakan salah satu kondisi di mana bayi terlahir dengan kondisi tubuh dan organ yang saling menempel. Pada beberapa kondisi, bayi yang mengalami kembar siam berisiko meninggal setelah dilahirkan, tetapi banyak bayi kembar siam yang bertahan hidup setelah menjalani operasi pemisahan.

Bayi yang terlahir dengan kondisi kembar siam umumnya disebabkan karena sel telur yang sudah dibuahi berpisah, kemudian berkembang menjadi dua individu yang berbeda. Proses pembelahan sel telur umumnya terjadi pada 8 hingga 12 hari setelah sel sperma bertemu dengan sperma. Pembelahan yang melebihi waktu membuat proses ini terhenti dalam kondisi yang belum sempurna. Inilah yang menyebabkan bayi mengalami kembar siam. (rssi pbun)