RSSI Pangkalan Bun Gelar Pelatihan Persiapan Layanan dan Penyelenggaraan Tatalaksana TBC RO

Direktur RSSI dr. Fachruddin bersama dr. Febiyanda Aris Nugraha, M.Kes, Wasor TB Dinkes Kalteng dan Bajuri, SKM Kepala Seksi Pencegahan Penyakit Menular Dinkes Kobar dalam pembukaan Kegiatan Pelatihan Persiapan Layanan dan Penyelenggaraan Tatalaksana TBC RO di RSSI Pangkalan Bun, Selasa (9/5) di ruang pertemuan IGD Lantai 3.

MMC Kobar - Tim Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kalimantan Tengah bekerjasama dengan Dinkes Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) menyelenggarakan pelatihan Tuberkulosis Resisten Obat (TBC RO), Selasa (9/5). Pelatihan ini dilaksanakan di ruang pertemuan IGD lantai 3 Rumah Sakit Sultan Imanuddin (RSSI) Pangkalan Bun. 

Pelatihan ini diikuti oleh seluruh petugas layanan TB di RSSI Pangkalan Bun, yang terdiri dari perawat TB per unit baik rawat jalan maupun rawat inap, petugas lab mikrobiologi, petugas farmasi, dokter umum dan dokter spesialis.

(Baca Juga : Mudahkan Korban Bencana Sulteng, Ini Tiga Kebijakan Kominfo)

Dalam pelatihan ini dibahas mengenai proses strategi pencapaian pengendalian penyakit TB RO untuk di wilayah Kalteng. Materi pelatihan ini sendiri disampaikan oleh dr. Febiyanda Aris Nugraha, M.Kes yang merupakan Wasor TB Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng dengan materi pelatihan yaitu Situasi terkini penanggulangan TBC di Provinsi Kalteng.

Aris menyampaikan, peningkatan kasus TB RO yang ditemukan dan diobati, terdapat tantangan berupa angka keberhasilan yang rendah dan tingginya angka putus pengobatan pasien TB RO. Tatalaksana TB RO yang tersedia saat ini membutuhkan waktu yang cukup lama, yakni minimal 20 bulan.

“Upaya tatalaksana penggunaan panduan pengobatan standar tersebut dapat berjalan dengan baik, jika diimbangi dengan petugas-petugas pelaksana di layanan memiliki pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang memadai," tutur Aris.

Sementara itu, Direktur RSSI Fachruddin mengungkapkan, kasus TB masih menjadi masalah di Indonesia termasuk Kalimantan Tengah. Indonesia memiliki target Eliminasi TB pada Tahun 2030. 

“Mudah-mudahan dengan adanya pelatihan ini penanganan untuk kasus TB bisa lebih khusus atau terfokus lagi,” harap Fachruddin.

“RSSI siap mendukung kegiatan khususnya kasus-kasus TB RO yang ada di Kabupaten Kobar. Kita siap bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten maupun Dinkas Kesehatan Provinsi dalam penanganan kasus TB RO,” pungkasnya. (rssi pbun)