Menkominfo Tegaskan Komitmen Perkuat Ekonomi Digital Indonesia
- penulis Muhammad Agusta Wijaya
- Kamis, 13 Desember 2018
- dibaca 492 kali
Jakarta, Kominfo - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menegaskan kembali komitmen pemerintah dalam memperkuat ekonomi digital Indonesia. Mengutip prediksi transaksi sebanyak USS 130 miliar yang bisa dicapai dari transaksi ekonomi digital di Indonesia tahun 2030, Menteri Rudiantara bersiap untuk memfasitasi sumberdaya manusia agar bisa memanfaatkan ekonomi digital.
Rudiantara menjabarkan langkah-langkah yang diambil pemerintah untuk mendorong pertumbuhan industri digital yaitu melalui salah satu program yang diberi nama Digital Talent. Menurut Rudiantara, dukungan pemerintah itu dilakukan karena pemerintah menginginkan adanya 1.000 perusahaan startup digital hingga 2030.
(Baca Juga : Dispursip Kobar Terima Kunjungan Kaji Tiru Dispursip Pulang Pisau )
Untuk bisa mencapai keinginan tersebut, Rudiantara menekankan pentingnya pengembangan terhadap sumber daya manusia yang ditaksir jumlahnya mencapai 20 ribu orang. “Karena kalau tidak didorong, kita ini terlambat karena sumber daya manusia itu menjadi isu utama dalam pengembangan ekonomi digital, di samping itu kami juga mendorong munculnya sejumlah unicorn lain,” ungkap Rudiantara dalam Peringatan Ulang Tahun ke-25 Mastel di Jakarta, Kamis (13/12/2018) malam.
Penyiapan sumberdaya manusia di bidang teknologi, menurut Rudiantara menjadi pekerjaan besar bagi pemerintah. Terutama untuk mengatasi kesenjangan antara ketersediaan tenaga kerja yang kompeten di bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dengan kebutuhan Industri 4.0.
“Oleh karenanya kami membentuk Program Beasiswa Digital Talent yang dikelola oleh Balitbang SDM Kementerian Kominfo. Tahun ini, untuk menghasilkan 1000 orang tenaga handal industri 4.0, Kementerian Kominfo bekerja sama dengan lima universitas negeri di Indonesia selaku tuan rumah dan penyedia tenaga pengajar. Institut Teknologi Bandung dan Universitas Indonesia untuk bidang Cybersecurity dan Cloud Computing, Universitas Gadjah Mada dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember untuk bidang Big Data dan Artificial Intelligence, serta Universitas Padjajaran untuk pelatihan Digital Business. Program itu juga didukung oleh Microsoft Indonesia selaku penerbit sertifikat keahlian sesuai dengan tema pelatihan masing-masing,” paparnya.
Rudiantara menuturkan Kementerian Kominfo juga telah menjalin kerjasama dengan Sekolah Coding Gratis Perancis, yang dikenal sebagai School 42 agar semua orang bisa mendaftar dan mendapatkan pendidikan tentang coding di Indonesia.
"Sekolah 42 ini tidak memandang usia dan tingkat pendidikan muridnya. Yang terpenting adalah mereka berhasil menciptakan talenta engineer itu. Kita akan dorong terus. Ada yang oleh pemerintah, ada yang private oleh teman-teman. Semuanya boleh," tuturnya.
Fasilitasi dan Akselerasi
Menurut Rudiantara kementerian yang dipimpinnya telah berproses menjadi fasilitator dan akselarator untuk mendorong perkembangan ekonomi digital, termasuk menopang pengembangan perusahaan rintisan berbasis teknologi (startup).
"Peran Kominfo saat ini sudah berpindah. Tidak hanya meregulasi, tetapi juga membangun fasilitas dan mengakselerasi. Kami lebih banyak bertemu dengan teman-teman, mendengarkan apa maunya, kemudian membuat kebijakan yang mendukung. Kominfo sendiri sudah melakukan penyederhanaan perizinan dari 36 jenis izin sekarang tinggal 5," paparnya.
Menurut Menteri Kominfo, Pemerintah melalui Kementerian Kominfo menargetkan bertambahnya startup di Indonesia yang bergelar unicorn. Saat ini pemerintah mencatat ada empat startup digital Indonesia yang telah menyandang gelar unicorn. Rudiantara menyebut terdapat empat perusahaan startup di Indonesia yang levelnya sudah masuk unicorn, yakni Go-Jek, Traveloka, Bukalapak, dan Tokopedia.
Menteri Rudiantara menginginkan ada satu lagi perusahaan startup yang mampu memiliki nilai valuasi lebih dari 1 miliar dolar AS atau unicorn pada 2019 sehingga bisa menjadi decacorn.
Rudiantara pun mengaku tidak memilih perusahaan startup tertentu untuk kemudian diarahkan agar menjadi unicorn, bergabung dengan Go-Jek, Traveloka, Bukalapak, dan Tokopedia, yang lebih dulu menyandang status unicorn. “Itu tidak bisa ditetapkan pemerintah karena itu kan merupakan transaksi bisnis. Tapi kalau saya sih optimis, mudah-mudahan ada satu lagi, sehingga bisa ada lima pada akhir 2019 nanti,” tuturnya.
Kendati menyebutkan bahwa pemerintah tidak bisa mengintervensi keputusan bisnis pada perusahaan startup, namun Rudiantara mengklaim apabila pemerintah menyediakan fasilitas agar perusahaan startup terus berkembang. Ia pun mengindikasikan pemerintah cenderung mendukung perkembangan perusahaan startup melalui sejumlah kebijakan yang diterbitkan.
"Startup yang sudah unicorn dan belum sampai decacorn kita dorong masuk ke Bursa. Nanti kalau sudah keburu menjadi decacorn, saya khawatir ekosistemnya yang tidak sanggup," ungkap Rudiantara.
Decacorn merupakan sebutan untuk perusahaan yang valuasi lebih dari 10 miliar dollar AS. Sementara, unicorn valuasinya lebih dari USD 1 miliar. (hm.ys)