Komisi B DPRD Kobar Monitoring Lahan Pangan di Pangkalan Lada

MMC Kobar - Anggota DPRD Komisi B Kabupaten Kotawaringin Barat menyelenggarakan monitoring dan evaluasi (monev) mengenai lahan pangan yang ada di wilayah Kecamatan Pangkalan Lada pada Rabu (24/02). Selain pihak penyelenggara, turut hadir Koordinator BPP Pangkalan Lada dan Petani pengelola lahan pangan.

Monev Lahan Pangan kali ini berfokus pada padi dikarenakan padi merupakan komoditas strategis yang menjadi pangan pokok bagi mayoritas masyarakat.

(Baca Juga : Tanam Padi Perdana dengan Metode Jajar Legowo di Desa Berambai Makmur)

“Lahan Pangkalan Dewa di bawah kelola Poktan Harapan Makmur dengan luas lahan 20 Ha mampu melalui 3 kali penanaman per tahun, Desa Purbasari di bawah kelola Poktan Pangestu dengan lahan seluas 25 Ha mampu melalui 2 kali tanam per tahun. Adapun lahan yang berpotensi untuk dijadikan sawah, yaitu bertempat di Desa Makarti Jaya di bawah kelola Poktan Makarti I dan Makarti II dengan luas lahan 150 Ha,” jelas Tulus selaku Koordinator BPP Pangkalan Lada.

Tulus menjelaskan produktivitas lahan pangan dalam 1 tahun di Pangkalan Lada, dan ada pula lahan potensi yang perlu diproses percetakan sawah secara bertahap agar dapat berproduksi secepat mungkin .

Menanggapi hal tersebut, Sutiyana dan Alman selaku anggota DPRD Komisi B merespon positif mengenai tindak lanjut percetakan sawah secara bertahap agar segera pula petani berproduksi pada lahan tersebut.

“Saat ini petani perlu beralih menggunakan pupuk hayati yang sangat murah dan mudah didapat dengan membuat fermentasi sendiri sesuai dengan yang dibuat oleh kami,” cetus Suyatna.

Suyatna mengimbau agar petani mandiri membuat pupuk fermentasi dengan SOP yang ada dan menggunakan pupuk hayati agar pengeluaran berlebih dapat diminimalkan dan tidak memberatkan para petani.

Koordinator BPP Pangkalan Lada menyatakan bahwa mereka sudah aktif menggunakan pupuk organik, dengan menggunakan bahan-bahan yang ada seperti sisa produksi kelapa sawit, limbah dan sebagiannya.

“Kami sudah menggunakann bahan organik untuk menunjang pertumbuhan pangan di sini. Dengan relasi yang ada kami memanfaatkan sisa produksi kelapa sawit dan limbahnya karena di sini memang dikelilingi oleh lahan sawit,” tutup tulus. (dtphp kobar)