Kominfo Ajak Pekerja Humas Manfaatkan Perkembangan Teknologi 4.0

Jakarta, Kominfo - Staf Ahli Menteri Bidang Hukum Kementerian Komunikasi dan Informatika Henri Subiakto, menyampaikan pandangannya terkait riset dalam Forum Tematik Bakohumas dengan tema pentingnya riset teknologi inovasi dan komersialisasi IPTEK, di Jakarta, Kamis (02/08/2018).

"Riset itu berkembang sangat pesat. Industri sekarang itu memang sudah berbasis pada teknologi berbasis web 4.0 atau dalam kata lain perkembangan yang berbasis pada teknologi kecerdasan buatan. Saya mencatat bahwa masyarakat di era digital ini termasuk humas dan wartawan bisa langsung berkomunikasi dengan inventor. Teknologi yang menyebabkan itu," ujarnya. 

(Baca Juga : Distan Fasilitasi Pertemuan UPJA se-Kabupaten Kobar)

Menurut Henri, dengan adanya teknologi ini ada perubahan luar biasa di bidang ilmu sosial. Hal ini juga karena adanya big data. Semua perilaku manusia yang sudah terkait dengan teknologi digital sudah menjadi bagian dari Big Data. 

Henri menuturkan, fenomena ini juga perlu diantisipasi dan perlu dilakukan pengembangan bagi pelaku riset dan survei. Henri menilai, teknologi web 4.0 berbasis big data dengan artificial intelligence sudah bisa merekam semua perilaku manusia di dunia digital. 

"Kalau big data berarti bisa basis datanya bisa diketahui dan dikumpulkan oleh aplikasi, dalam hal riset juga terganggu oleh teknologi. Itu semua adalah perkembangan yang menarik untuk kita bahas dan menjadi menarik ketika membicarakan berapa dana yang diberikan," ucap Henri Subiakto.

Berdasarkan data yang ada, Henri menyebutkan, Amerika mengeluarkan dana sebesar USD 28 miliar untuk meneliti artificial intelligence. Sedangkan pemerintah Cina menggeontorkan dana USD 14 miliar hanya untuk mengembangkan artificial intelligence.

"Kalau kita orientasi riset ini memang masih terbatas. Kita memang masih membangun infrastruktur dan lain-lain. Padahal hampir semua kebijakan itu membutuhkan basis data termasuk data riset," tutur Henri.

Ujung Tombak Komunikasi

Henri mengatakan, peran dan kontribusi sumber daya hubungan masyarakat (humas) memiliki andil penting untuk menyampaikan berbagai program kebijakan Pemerintah Indonesia secara tepat arah. 

"Humas merupakan ujung tombak komunikasi. Komunikasi adalah segalanya. Sekarang adalah era komunikasi, era di mana kontestasi berbagai hal itu tidak kelihatan jika belum terkomunikasikan dengan baik," kata Henri.

Henri menyebutkan, Presiden Joko Widodo dengan tegas telah menyampaikan dalam Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Komunikasi Publik agar selalu dijaga koordinasi dan sinergi antara humas dan periset untuk kepentingan bangsa Indonesia. "Acara ini merupakan bagian dari implementasi Inpres Nomor 9 Tahun 2015. Kita memang diwajibkan untuk berkoordinasi," ujar Henri.  

Selain itu, Henri mengungkapkan, dengan adanya koordinasi dan sinergi yang terlaksana secara baik, maka dapat diketahui secara terbuka mengenai apa saja dinamika terjadi pada aktivitas riset di Tanah Air. "Artinya, teman-teman Bakorhumas yg datang biar tahu apa saja permasalahan di dunia riset. Karena riset itu adalah pencerah masa depan," ucap Henri.

Henri juga mengimbau kepada para pekerja riset, khususnya di Indonesia, supaya selalu menghasilkan karya penelitian yang berguna serta bermanfaat untuk masyarakat dan bangsa. Bukan sekadar karya riset yang dapat dipahami oleh diri sendiri atau kalangan terbatas.

Penyelenggaraan forum tematik ini tampak juga dihadiri oleh Sekretaris Jenderal Kemristekdikti Prof Ainun Na'im, Kepala Biro Kerja Sama dan Komunikasi Publik Kemristekdikti Nada Darmiyanti dan Direktur Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi Kemristekdikti Retno Sumekar. 

"Saya berterima kasih kepada Kemenkominfo. Kemenkominfo ini kalau bikin acara keren banget, jadi kita setiap tahunnya ada acara namanya Anugerah Humas. Mudah-mudahan sifat apresiasi terhadap humas ini terus dikembangkan," tutur Nada saat menyampaikan sambutannya.