Chopper 30 PK Desa Pangkalan Durin ikuti IGA Awards Tahun 2020

Mesin Choper 30 PK karya Posyantek Pangkalan Durin ikut IGA tahun 2020 Jumat (7/8)

MMC Kobar - Pohon kelapa (Cocos nucifera) adalah pohon sejuta manfaat. Pohon kelapa merupakan pohon yang banyak dijumpai hampir di seluruh wilayah Indonesia yang beriklim tropis. Di Desa Pangkalan Durin  banyak orang menanam pohon kelapa karena memiliki banyak sekali manfaat untuk kehidupan sehari-hari, mulai dari akar, batang, daun, buah, hingga pelepahnya. Batangnya pun kokoh tinggi menjulang ke atas langit dengan ruas-ruas yang mengelilingi batang pohon.

Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Kotawaringin Barat,  melalui Bidang pemberdayaan Kemasyarakatan SDA dan TTG pada Jumat 7/8/2020 melakukan kegiatan Pengembangan dan Penerapan Teknologi Tepat Guna ke Posyantek Desa Pangkalan Durin Kecamatan Pangkalan Lada.  Kegiatan ini merupakan tahap identifikasi dan pemenuhan persayaratan untuk mengikuti lomba Innovative Government Award (IGA) tahun 2020.

(Baca Juga : Kejar Peningkatan PAD, Bapenda Kobar Lakukan Pengecekan Objek Pajak Korindo )

Kepala Dinas PMD melalui Kabid PKSDA dan TTG Drs. Syamsul Azehar, MA (11/8/2020) menyampaikan kegiatan Pengembangan Teknologi Tepat Guna (TTG ) dilakukan melalui kegiatan penelusuran meliputi identifikasi, verifikasi, dan validasi secara langsung ke Posyantek Desa.

"Melalui Identifikasi TTG (teknologi tepat guna) ini diharapkan mampu meningkatkan tekad, komitmen, keterampilan dan kemampuan untuk membangun struktur ekonomi desa yang mantap dan kokoh, serta untuk memberikan apreasiasi bagi pelaku maupun penemu teknologi tepat guna dan memasyarakatkan teknologi dan metode untuk menumbuhkan budaya entrepreneur", terang Azehar.

Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna Desa selanjutnya disebut Posyantek desa adalah lembaga pelayanan TTG di desa yang memberikan pelayanan teknis, informasi dan orientasi berbagai jenis TTG. Posyantek yang awal pelaksanaanya dirintis tanggal 09-02-2015 ini bernama Posyantek desa Inara ( Inovasi Nusantara Desa). Kegiatan Posyantek di Desa Pangkalan Durin ini adalah Replikasi Inovasi TTG berupa Rancang Bangun Mesin Penghancur Sabut Kelapa menjadi Cocopeat untuk media tanam ( Chopper 30 PK).

Ismail seorang inovator Desa Pangkalan Durin mulai mengembangkan alat untuk meningkatkan daya guna mesin yang diberi nama Chopper 30 PK, dirangkai sesederhana mungkin dengan alat alat yang terjangkau sehingga memberikan kemudahan bagi para masyarakat untuk membuatnya, baik dari segi ekonomis maupun dari segi pengunaan.  Namun demikian pada awalnya mesin Chopper 30 PK ini mengalami beberapa kali renovasi agar mendapatkan hasil dan ketahanan mesin seperti yang diharapkan. Pengembagannya tetap terus dilakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal dalam segi pengunaan. Pembuatan Chopper 30 PK oleh pemuda-pemudi Posyantekdes di Desa Pangkalan Durin didukung oleh unsur Pemerintahan Desa Pangkalan Durin.

Pemanfaatan sabut kelapa berawal dari risihnya Ismail terhadap sampah sabut kelapa yang dibuang, hingga menyebabkan limbah sabut menjadi persoalan baru di Desa Pangkalan Durin.  Tidak dimanfaatkannya sabut-sabut kelapa itu menjadi ide bagi laki-laki berusia 47 tahun ini dalam memanfaatkan sabut kelapa menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis.

Ditangan Ismail Inovator Chopper 30 PK ini, sabut pohon sejuta manfaat ini diolah menjadi cocopeat atau media tanam, dan sebagai media pot tanaman anggrek. Pembuatan mesin Chopper 30 PK tersebut menggunakan bahan yang ada di sekitarnya, seperti bahan- bahan bekas yang tidak di pergunakan lagi. Menariknya kegiatan tersebut juga bisa menyerap tenaga kerja setempat .

“Salah satu serat alam yang banyak terdapat di Indonesia yaitu serat sabut kelapa. Untuk menjadikan cocopeat, kelapa yang sangat banyak di Desa Pangkalan Durin  belum dimanfaatkan sepenuhnya. Hal tersebut karena kurangnya teknologi alat yang dapat memisahkan komponen-komponen buah kelapa. Hadirnya Chopper 30 PK sebagai alat mesin pencacah kelapa atau alat penghancur dan pengurai. Konstruksi mesin menggunakan pendekatan ergonomi partisipatori", terang Ismail.(humas DPMD)