BPBD Kobar Mitigasi Bencana pada Anak Usia Dini

Antusias murid TK Islam Ar-Rahman mengenal alat penanganan bencana di halaman Kantor BPBD Kobar Jumat (2/2)

MMC Kobar - Kenalkan budaya sadar bencana sejak dini, TK Islam Ar Rahmah kunjungi Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) dalam kegiatan Kunjungan Belajar pada Jumat (2/2) dengan tema “Pengenalan Alat Transportasi Kedaruratan Bencana”

Dalam kegiatan edukasi tersebut Personil Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Kobar memberikan pengetahuan tentang macam-macam bencana dan cara evakuasi serta mengenalkan alat-alat transportasi penunjang kedaruratan bencana yang meliputi Truk Serbaguna, Motor Trill, mobil pemadam kebakaran, dan cara kerjanya.

(Baca Juga : Sosialisasi Peta Tematik Pertanahan dan Ruang di Desa Karang Sari Kecamatan Pangkalan Banteng)

"Ini bertujuan untuk mengenalkan dan meningkatkan kepedulian anak tentang kebencanaan serta mengetahui bagaimana upaya pencegahan dan tindakan awal yang harus dilakukan saat bencana terjadi. Dari kegiatan ini juga diharapkan anak-anak mampu mengetahui macam-macam bencana yang dapat terjadi disekitar tempat tinggal mereka, serta mengetahui cara evakuasi diri saat terjadi bencana," ungkap Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Pahrul Laji.

Personil TRC BPBD Kobar mengenalkan sarpras penanganan bencana kepada murid TK Islam Ar-Rahman Jumat (2/2) lalu

Pahrul menambahkan, pendidikan mitigasi bencana terhadap siswa sekolah dijenjang Pendidikan Anak Usia Dini sangat diperlukan. "Selain mereka menerima dan menyerap pengetahuan, semuanya bertahan dan dapat dikembangkan pada saat terjadi insiden," ujarnya. 

Edukasi kebencanaan bagi anak usia dini perlu diberikan, agar mereka secara dini juga dapat menyerap pengetahuan jenis bencana dan bagaimana penanggulangannya secara dini yang diberikan dalam bentuk penerimaan pengetahuan dan keterampilan penanggulangan bencana.

Pembelajaran mitigasi bencana untuk anak usia dini disekolah dirasa sangat penting untuk dilaksanakan, karena sebagai prioritas dalam upaya minimalisir resiko bencana sejak dini. Adanya Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) menjadi wadah yang baik untuk sekolah menerapkan sarana dan prasarana yang mampu melindungi warga sekolah dan lingkungan di sekitarnya dari bahaya bencana sesuai standar.

"Sadar dan waspada bencana itu harus dijadikan gaya hidup, karena dari tahun ke tahun angka kebencanaan kita semakin meningkat, ditambah dengan bencana yang diakibatkan dari bencana hidrometeorologi,” ujarnya. 

Bencana adalah urusan bersama, untuk itu penanggulangan bencana bukan hanya menjadi tugas pemerintah semata, namun memerlukan dukungan berbagai pihak seperti akademisi, dunia usaha, masyarakat dan media. (bpbd kobar)