BPBD Kobar Imbau Masyarakat Tetap Waspada Terkait Potensi Gempa Kalimantan

Tampilan Peta Kajian Resiko Bencana Gempa Bumi di website Inarisk yang dapat diakses oleh masyarakat

MMC Kobar – Selasa (13/2) lalu, wilayah Kalimantan Selatan kembali merasakan kejadian gempa. Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setidaknya terjadi tiga kali gempa dengan masing-masing magnitudo M 4,7; M 3,3; dan M 4,1. Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas patahan sesar Meratus.

Dikutip dari kajian berjudul 'Study Seismotectonic Around Kalimantan Island Using Likelihood Method', para peneliti di Jurusan Ilmu Bumi Fakultas Geologi Universitas Padjadjaran, 2021, Kalimantan memiliki tiga sesar aktif, yakni Sesar Tarakan di bagian utara pulau Kalimantan, terbentang dari daratan ke laut lepas di bagian barat laut Sulawesi. 

(Baca Juga : Tiga Perpustakaan Desa/Kelurahan Kobar Hadiri Pertemuan Pembelajaran Sebaya Tingkat Nasional 2024)

Kedua Sesar Meratus yang merupakan sesar naik yang ditemukan di Selatan Kalimantan, dan ketiga Sesar Mangkalihat, yakni sesar peralihan, ditemukan di pantai timur Pulau Kalimantan dan terlihat bergabung dengan Sesar Palu Koro di barat laut-utara Pulau Sulawesi

"Meskipun di Pulau Kalimantan terdapat struktur sesar dan memiliki catatan aktivitas gempa bumi, tetapi secara umum wilayah Pulau Kalimantan masih relatif lebih aman jika dibanding daerah lain di Indonesia, seperti Pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Papua yang memiliki catatan sejarah gempa merusak dan menimbulkan korban jiwa sangat besar," terang Kepala BMKG Dwikorita Karnawati yang dikutip dari siaran pers (24/8/2019).

Terkait kejadian tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Barat mengimbau kepada masyarakat agar tetap siaga pada kemungkinan bencana apapun, tidak terkecuali bencana gempa bumi.

Disampaikan Kalaksa BPBD Kabupaten Kobar melalui Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Pahrul Laji bahwa untuk berbagai informasi terkait bencana sudah di sampaikan kepada masyarakat melalui berbagai media dan sarana informasi. 

“Walaupun tingkat risiko bencana gempa Bumi di Kabupaten Kotawaringin Barat dalam kategori rendah, kami mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tetap siaga dan waspada,” ungkapnya.

Berdasarkan kajian risiko bencana yang telah di buat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tingkat risiko bencana gempa bumi di Kalimantan Tengah relatif rendah, rendah dalam arti ada potensi bencana tapi kerusakan yang ditimbulkan dari gempa tersebut tidak berdampak signifikan menimbukan korban jiwa dan kerusakan yang parah.

“Namun tidak bisa dikatakan aman dari gempa, karena ada potensi sesar aktif yang masih belum diketahui. Contahnya gempa yang terjadi di Kotawaringin Timur berdasarkan penelitian gempa tersebut bersumber dari aktifitas sesar aktif yang masih belum diketahui,” terang Pahrul

Informasi mengenai peta kerawanan bencana dapat diakses masyarakat untuk mengetahui wilayah yang berpotensi bencana. “Edukasi kebencanaan sekarang sudah mudah didapatkan. BPBD Kotawaringin Barat telah menyusun Peta dan Kajian Resiko Bencana sebagai panduan masyarat untuk melihat tingkat kerawanan bencana di tempat tinggal atau tempat mereka berada. Pemantauan tingkat kerawanan bencana dapat di akses melalui https://inarisk.bnpb.go.id/dashboard_kobar/,” terangnya. (bpbd)