Webinar Nasional Kementan Percepatan Sektor Ekonomi Pemenang Fase New Normal
- penulis Dinas Pertanian Kobar
- Rabu, 08 Juli 2020
- dibaca 801 kali
MMC Kobar - Pada Rabu (8/7) Dinas TPHP mengikuti webinar Nasional dengan topik ‘Percepatan Sektor Ekonomi Pemenang Fase New Normal’ yang diselenggarakan oleh Inspektorat Jendral Kementerian Pertanian RI. Webinar melalui media Live streaming YouTube BNI Corporate University ini diikuti oleh seluruh Kepala Dinas di seluruh provinsi/ kabupaten/ kota yang menangani pertanian di seuruh Indonesia.
Webinar dipandu General Manager Divisi BSL-2 BNI, Bambang Setyatmojo, bertindak sebagai Keynote Webinar yakni Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo dan turut sebagai pembicara Deputi 1 Kemenko Perekonomian yakni Iskandar Simorangkir, Inspektur Jendral Kementerian Pertanian, Gatot Irianto dan Direktur Bisnis UMKM BNI, Tambok P.Setyawati.
(Baca Juga : Disperindagkop UKM Kobar Gelar Rapat Penyusunan Kalender Event UMKM 2024 )
Syahrul mengatakan, di tengah pandemi Covid-19 saat ini sangat berdampak pada banyak sektor perekonomian, tetapi sektor pertanian tetap mengalami pertumbuhan, sementara sektor pariwisata, properti, dan industri justru melemah. Ini menunjukkan bisnis sektor pertanian tetap memiliki peluang yang menjanjikan ditengah guncangan ekonomi. Dan sebagai pemenang di saat krisis dan lemahnya perekonomian bank dapat memfasilitasi akses pendanaan bagi usaha pertanian.
"Dampak Covid-19 sudah masuk pada semua aspek kehidupan khususnya berdampak pada perekonomian dunia. Belum ada kepastian kapan akan berakhir, jadi fase new normal ini harus dimaksimalkan kemampuannya, kegiatannya, demi menunjang perekonomian," tutur Syahrul.
Selain itu tingginya kesadaran masyarakat terhadap makanan dan gizi yang harus dipenuhi untuk menjaga daya tahan dan kesehatan tubuh ditengah pandemi ini membuat permintaan terhadap produk pertanian meningkat.
"Situasi sekrisis apapun makanan adalah yang utama. Jadi kalau begitu sektor pertanian ini sangatlah penting, point saya disitu," tegas Syahrul.
Pembicara Deputi 1 Kemenko Perekonomian, Iskandar, menuturkan bahwa sebagai penunjang sektor ekonomi terdepan, pemerintah berantisipasi agar pemasokan pangan terus berjalan terutama dalam masalah sinergi produksi demi berlangsungnya stabilisasi perekonomian bahkan disaat-saat krisis seperti saat ini. Akibat Covid-19, aktifitas ekonomi tidak berjalan lancar bahkan jauh dari kata stabil. Maka dari itu pemerintah mengambil tindakan dengan diadakannya program-program penunjang perekonomian.
"Dengan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan New Normal, aktifitas ekonomi mulai meningkat. Akhir Juni 2020, kegiatan ekonomi dan penjualan barang disebagian sektor mulai pulih. Berita baik bagi kita semua tentunya," tutur Iskandar.
Inspektur Jenderal Kementan, Gatot Irianto menambahkan, peluang perkembangan bisnis sektor pertanian dengan meningkatnya transaksi baik penjualan online maupun e-commerce bahan pokok menjadi celah yang baik untuk pihak perbankan bisa masuk untuk memberikan penyaluran kredit.
“Peluang yang sangat baik bagi perbankan untuk memberikan stimulus dari hulu, budidaya, hingga hilir sektor pertanian. Mulai dari masa tanam, produksi, hingga pengolahan dan pemasaran hasil pertanian,” papar Gatot.
Pertanian sebagai pemenang sektor ekonomi pada fase New Normal sehingga segala hasil produksi pertanian yang diperjual belikan sangat mempengaruhi perekonomian.
"Pertanian selalu menjadi pemenang! Pemenang penunjang perekonomian di saat sektor lain terpuruk, pertanian keluar sebagai pemenang. Bukan hanya pemenang tetapi pemenang yang berkualitas, dan bank harus memainkan peranannya sebagai intermedia supaya harga tidak anjlok," tegas Gatot.
Bank BNI sebagai salah satu bank yang mendapat bagian dari penempatan dana pemerintah berusaha mempersiapkan strategi percepatan dan optimalisasi bisnis sektor pertanian, tentunya dengan dukungan pemerintah pula agar terselenggaranya hal-hal positif penunjang perekonomian khususnya di Indonesia semakin meningkatkan hasil capaiannya. Dana pemerintah tersebut digunakan untuk percepatan pemulihan ekonomi nasional (PEN).
"Pertanian merupakan pondasi yang paling dibutuhkan oleh masyarakat. Kondisi seperti apapun semua membutuhkan hasil daripada pertanian terutama pemasokan bahan pangan pokok,” jelas Setyawati.
Tren pertumbuhan debitur BNI di sektor pertanian, terus mengalami peningkatan dari semula hanya 970 petani pada 2015 menjadi 150.589 petani pada 2019. Jumlah debitur yang terus meningkat ini di dominasi oleh sektor pangan, yaitu komoditas padi, jagung dan kedelai.
“Hal ini menunjukkan jumlah petani yang dapat akses permodalan terus meningkat," lanjut Setyawati. Untuk saat ini nilai penyaluran kredit di sektor pertanian BNI didominasi perkebunan kelapa sawit, sebab proses bisnis dan kelembagaannya yang sudah sesuai standar perbankan.
"Pertanian merupakan sektor pondasi dan produk yang paling banyak dicari oleh masyarakat meski kondisi perekonomian negara sedanga buruk sekalipun. Sehingga BNI berkomitmen untuk terus mendukung sektor pertanian dan memperhatikan prinsip-prinsip kehati-hatian. Komitmen ini akan terus dijaga oleh BNI dengan akses selebar dan semudah mungkin bagi para petani Indonesia dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian perbankan,”pungkasnya.
Pemerintah bersinergi dengan pihak perbankan demi meningkatkan sektor ekonomi khususnya di Indonesia. Dengan kerjasama yang baik pastinya akan meningkatkan semangat para petani dalam menghasilkan produk-produk pangan, dan pastinya meningkatkan warna hijau dalam perekonomian sektor pertanian.
Kepala Dinas TPHP Kobar turut berbangga mengenai kemenangan pertanian dalam sektor ekonomi yang tidak hanya di Indonesia melainkan menyeluruh secara global. Oleh karena itu Dinas TPHP Kobar siap mendukung sepenuhnya pelaksanaan percepatan sektor ekonomi pada fase new normal khususnya di Kabupaten Kobar. (dinas_tphp)