Sambut HUT Kemerdekaan RI ke-75, Dinas Dikbud Lakukan Perawatan Monumen Merah Putih

Kabid Kebudayaan Dinas Dikbud Jamri beserta jajarannya dan masayarakat RT. 4 Kumai Hulu bersama-sama melakukan perawatan Bangunan Bersejarah Monumen Merah Putih, Jumat (24/07). (humas disdikbud kobar)

MMC Kobar - Monumen Merah Putih yang berada di Kecamatan Kumai Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) adalah monumen yang menjadi saksi sejarah perjuangan rakyat Kobar melawan penjajah. Dengan demikian, masyarakat dan Pemkab Kobar selalu mengenang perjuangan tersebut melalui peringatan HUT RI setiap tahunnya.

Dalam rangka memperingati HUT RI ke-75 yang akan diselenggarakan 17 Agustus Tahun 2020, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) melakukan beberapa persiapan-persiapan.

(Baca Juga : Dukung Seleksi Calon Anggota Polri, Disdukcapil Tandatangani PKS Dengan Polres Kobar)

Persiapan yang dilakukan pada Monumen Merah Putih antara lain mengecek, membersihkan dan melakukan perawatan. Kesemuanya itu dilakukan bergotong-royong antara tim Dinas Dikbud dan pengurus RT 4 Kumai Hulu pada Jumat (24/07).

Berdasarkan informasi dari Kabid Kebudayaan Dinas Dikbud, Jamri bahwa dulunya Monumen Merah Putih ini adalah titik tempat berkumpulnya para pejuang dan Panglima Utar dalam bergerilya melawan penjajah yang masuk ke Kobar melalui bibir pantai Kumai/laut Jawa. Kemudian Juru Pelihara Dinas Dikbud, Said M. Sopiansyah menambahkan juga Bendera Merah Putih dikibarkan pertama kali di Kumai pada tanggal 6 September 1945 yang diiringi lagu Indonesia Raya berteks lama.

Monumen Merah Putih tersebut merupakan monumen perjuangan masyarakat Kumai khususnya terkait serangan 14 Januari 1946 yang dimulai dari jam 09.00 pagi sampai dengan 17.00 sore. Syahid 18 orang putra putri bangsa Indonesia, termasuk komandan TKR di Kumai yang bernama Haji Abdul Aziz Syamsudin dalam mempertahankan Kemerdekaan RI.

Dalam pertempuran ini seorang ulama anggota barisan jenggot bernama Panglima Utar hanya menggunakan sebilah mandau dapat menewaskan berpuluh-puluh serdadu Nica. Seorang Mayor Belanda juga tewas. Padahal pejuang di pertempuran Kumai tersebut hanya bersenjata tradisional dan sedikit senapan. Sedangkan para penjajah Nica datang dengan 5 kapal persenjataan modern.

Pada setiap peringatan HUT RI, Pemkab Kobar selalu mengundang veteran pejuang yang masih hidup untuk datang ke Monumen Merah Putih Kumai guna mengenang perjuangan mereka merebut dan mempertahankan kembali kemerdekaan RI, khususnya wilayah Kobar.

Dalam pantauanya, Kepala Dinas Dikbud, M. Rosihan Pribadi berharap agar Monumen Merah Putih bisa menjadi situs/ cagar budaya dan tempat wisata perjuangan di Kobar yang terkenal. Namun hal ini perlu usaha besar dan dukungan Pemkab Kobar untuk mewujudkannya.

“Adanya monumen merah putih ini mengingatkan ke kita semua bahwa bukti pahlawan berjuang merebut kemerdekaan tanpa ada batasan apapun dari hulu sampai hilir. Semoga kedepannya monumen ini bisa menjadi situs budaya atau monumen perjuangan yang terkenal, sehingga bisa menarik wisatawan dalam mengenang Panglima Utar lewat cerita perjuangan relief dinding yang terlihat. Saya juga berpesan kepada kita semua untuk menjaga kebersihan dan merawat monumen sejarah ini,” tutur Rosihan Pribadi.

Selain melakukan pembersihan Monumen Merah Putih, Dinas Dikbud Kobar juga berencana melakukan pengecatan dinding yang sudah kusam akan dilaksanakan kembali minggu depan. Sedangkan untuk pemeliharaan Monumen Merah Putih dikelola oleh Juru Pelihara Dinas Dikbud dalam kesehariaanya. (humas disdikbud  kobar)