Promosikan Coto Manggala di HPS Tingkat Nasional

Pengunjung memadati stand DKP Kobar pada peringatan HPS ke-38 Tingkat Nasional untuk mencicipi coto manggala. (Sinta)

MMC KOBAR - Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) mempromosikan coto manggala dalam peringatan puncak Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-38 Tingkat Nasional di Banjarbaru pada 18 Oktober 2018 lalu. Para pengunjung pun langsung memadati stand DKP untuk mencicipi produk makanan berbahan dasar manggala (singkong) ini. Selain mencicipi produk makanan khas Kobar, pengunjung juga diberikan sosialisasi dari mulai kandungan gizi hingga resep dan panduan mengolah coto manggala. Hanya dalam hitungan jam, tiga ratus mangkuk coto manggala habis diserbu pengunjung pameran.

Ervina, salah satu pengunjung stand pameran DKP Kobar ketika dimintai tanggapannya mengatakan bahwa coto manggala yang dicicipinya tersebut sangat enak. Demikian pula dengan Norliana, “Rasa kuah sotonya segar ya?”, komentarnya. Setelah puas bertanya tentang cara mengolahnya, mereka pun membawa pulang leaflet berisi informasi coto manggala yang disediakan oleh DKP agar lebih mudah mencoba sendiri resepnya di rumah.

(Baca Juga : Belum Vaksin Booster, Pelaku Perjalanan Domestik Wajib Lampirkan Antigen/PCR)

Selain coto manggala, pangan lokal lainnya yang juga ditampilkan dalam kegiatan ini, yakni kue cincin, kue ilat sapi, amplang ikan, abon ikan, serta berbagai kripik umbi-umbian dari Kobar. Aneka pangan lokal tersebut khusus dibawa untuk memperkenalkan kuliner khas Kobar kepada perwakilan daerah lain di Indonesia yang mengikuti rangkaian acara puncak peringatan HPS ke-38 Tingkat Nasional serta masyarakat Banjarbaru dan sekitarnya yang terus memadati pameran sejak tanggal 18 hingga 21 Oktober 2018.

Mulyadi, SP selaku Koordinator Pameran dari Kabupaten Kobar mengatakan, “Kita berharap dengan adanya promosi semacam ini akan semakin banyak masyarakat yang mengetahui kreasi pangan lokal berbahan dasar manggala atau singkong. Dan terutama bagi kita, warga Kobar, kegiatan ini merupakan bentuk pelestarian budaya pangan (kuliner) khas Kobar sekaligus upaya penganekaragaman konsumsi pangan masyarakat.” (Sinta)