Pertahankan Pasar Rakyat, Presiden Minta Bangun Ekosistem Online
- penulis Muhammad Agusta Wijaya
- Rabu, 12 Desember 2018
- dibaca 579 kali
Jakarta, Kominfo - Presiden Joko Widodo menyatakan pasar rakyat harus terus diberikan perhatian agar bisa terus mempertahankan eksistensinya di tengah hadirnya supermarket dan hypermarket. Salah satunya dengan membangun ekosistem yang menghubungkan pasar offline dengan pasar online.
"Pasar menjadi tempat berkumpul berbagai produk dan hasil dari petani, nelayan, pengrajin dan peternak. Semua berkumpul di pasar rakyat. Oleh sebab itu pasar rakyat memerlukan perhatian khusus agar eksistensi bisa survive di tengah hadirnya supermarket, hypermarket dan pasar modern di semua kota," ujar Presiden Joko Widodo saat membuka Rakernas Asparindo 2018 di Aryaduta Jakarta, Rabu (12/12/2018).
(Baca Juga : Dirjen IKP: Komunikasi Publik Jadi Kunci Hadapi Covid-19)
Menurut Presiden, pemerintah akan membuatkan ekosistem online dan offline. Tujuannya agar pasar yang offline bisa terhubung dengan pasar online.
“Dua ekosistem ini kalau tersembang, pasar rakyat ini pasti cepat berkembang. Karena dari sisi harga bisa bersaing, harganya jauh. Ibu-ibu untuk urusan 200 atau 300 perak penting. Apalagi jika punya marketplace sendiri yang bisa antar sampai rumah," jelasnya.
Presiden juga mengungkapkan perubahan perilaku konsumen pasar dengan kehadiran ekosistem online.
"Sekarang mau makan sate tidak perlu datang ke warung sate, saya tinggal minta ke go food saja. Ini menyambungkan ekosistem offline di pasar dan ekosistem online. Semua produk di pasar bisa langsung dipesan dan sampai ke rumah dalam waktu tidak lebih dari 30 menit, dengan perbedaan harga seperti itu,” ungkap Presiden.
Pemerintah, menurut Presiden, dalam empat tahun terakhir sudah membangun infrastruktur pasar rakyat.
"Sampai Tahun 2017 kita sudah membangun kurang lebih 2660 pasar. Pada Tahun 2018 sekitar 1500-an plus pasar-pasar di desa 6500 pasar desa. Meskipun pasar-pasar itu kecil-kecil namun sangat bermanfaat bagi bagi ekonomi di Indonesia,” jelas Presiden.
Lebih lanjut Kepala Negara menjelaskan dari sisi kompetisi, produk yang dijual di pasar rakyat bisa bersaing.
"Saya masuk pasar di Bogor juga pasar di Lamongan, beli kangkung seikat Rp 2.000. Saya masuk ke supermarket harga kangkung dijual disana Rp 3.400. Artinya secara daya saing pasar kita menang, tapi minimal jangan dibiarkan kumuh, becek,tidak rapih dan tidak ada tempat parkir. Ini tugas dari kementerian, pemerintah, BUMD dan swasta untuk menarik konsumen untuk tetap ke pasar," lanjutnya.
Secara khusus, Presiden Joko Widodo meminta kepada Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara untuk membantu agar cara-cara pembayaran tanpa uang cash bisa ditempatkan di pasar-pasar.
“Di intervensi dengan pembayaran tanpa uang cash, diberikan pelatihan agar pasar rakyat bisa naik tingkat dan bisa bersaing dengan hypermarket dan supermarket. Saya yakini bisa bersaing hanya saja manajemen perlu diperbaiki bersama-sama,” pungkasnya. (VE)