Pengawasan Pasar Hewan Kurban Mulai Dilakukan
- penulis DPKH Kobar
- Senin, 30 Juli 2018
- dibaca 983 kali
MMC Kobar - Menjelang Hari Raya Idul Adha pada bulan Agustus mendatang, beberapa penjual sapi, kambing, dan domba mulai marak di pasaran, baik itu pedagang musiman ataupun pedagang yang biasa berjualan hewan kurban. Tak terkecuali di Kotawaringin Barat (Kobar), seperti KUD Tani Subur Desa Pangkalan Tiga, Perusahaan Peternakan PT Sulung Ranch (CBI Group) dan PT AMR Livestock (Astra Group) pun mulai menerima pesanan hewan kurban. Hal ini terungkap saat rapat koordinasi stakeholder pelaku usaha pemasaran peternakan yang digelar pada selasa (24/7) kemarin di Aula Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kabupaten Kobar yang dihadiri oleh 30 penjual mandiri hewan kurban dan perusahaan peternakan.
Kegiatan ini merupakan upaya pembinaan pelaku usaha pemasaran hasil peternakan oleh Dinas PKH Kobar untuk menciptakan pemasaran hewan kurban yang baik dan menginisiasi terbentuknya pasar hewan di Kota Pangkalan Bun, yang rencananya akan dimulai pada H-10 jelang Hari Raya Idul Adha 1439 H. Selain itu juga untuk mendorong terbentuknya Asosiasi Pelaku Usaha Pemasaran Peternakan Ruminansia se-Kabupaten Kobar dan memberikan pembinaan mengenai kesehatan hewan serta kesehatan masyarakat veteriner (Kesmavet).
(Baca Juga : Pantau SKB CPNS, Bupati Hj Nurhidayah Turut Berikan Semangat kepada Peserta)
Sebagaimana diketahui, kebanyakan sistem pemasaran ternak di Indonesia pada umumnya masih berlangsung secara tradisional, sistem jual beli atas mekanisme penentuan harga masih didominasi dan didasarkan atas kepercayaan diantara pihak-pihak tertentu yaitu, para penjual, penjual pengumpul atau tengkulak/blantik dalam menentukan berat dan bobot ternak yang dilakukan dengan menaksir berdasarkan pengalaman peternak dan blantik. Karenanya, pada kegiatan ini juga Kepala Dinas PKH Kobar HM Rosihan Pribadi menjelaskan bahwa, “Dalam upaya memberikan manfaat yang lebih baik bagi semua pihak, sistem pemasaran ternak kedepannya harus lebih transparan baik dalam menentukan harga maupun berat ternak. Para pelaku pemasaran ternak perlu membangun jejaring pasar dengan peternak yang ada di daerah dan memanfaatkan media informasi dan komunikasi agar terwujudnya efesiensi tata niaga ternak.”
Sementara itu, Kabid PPSK Dinas PKH Kobar Rubiansyah menambahkan, “Dengan pelaksanaan pertemuan pengawalan pasar ternak, kedepan tata niaga ternak dapat semakin baik. Pemasaran yang baik akan mendorong para peternak lebih bergairah untuk mengembangkan ternaknya.”
Dan menurut sejumlah penjual hewan kurban di Kobar mengatakan, saat ini kondisi pasar hewan kurban sudah mulai menerima pembeli maupun pesanan
“Sudah mulai ada yang beli, sampai hari sekarang, sudah terjual enam ekor kambing. Ada yang beli ukuran besar, ukuran sedang, sampai kecil. Harganya beda, tergantung ukuran, harganya berkisar antara 2,5-3 juta per ekor,” ujar Mursidi, salah satu penjual hewan kurban di Kobar.
Menimpali pernyataan itu, Haji Faiz Dahruji yang juga sebagai penjual hewan kurban mengatakan untuk ternak sapi meski sudah terjual, sapi dapat dititipkan di lapak penjual dan baru dikirim beberapa hari menjelang hari Idul Adha.
"Sapi yang sudah laku tetap di sini untuk dirawat, baru pas mau Idul Adha dikirim ke tempat yang diminta pembeli, untuk beli bisa DP minimal Rp 500 ribu, ada juga yang bayar Rp 1 juta. Tapi satu minggu sebelum Idul Adha harus sudah lunas," katanya.
Lagi, dari penjual hewan kurban lainnya, yakni Haji Saruki juga mengatakan, biasanya momen Idul Adha ini dia bisa mendapat keuntungan sebanyak 50% dibanding hari biasa.
"Saya bisa dapet untung Rp 300 ribu per ekor kambing, ya itu juga masih kotor, belum lagi tambah biaya operasional potong, dan biaya antar. Kalau sapi bisa untungnya sampai Rp 3 juta per ekor,” ucapnya.
Sementara menurut penjual kewan kurban yang membuka lapaknya di Jalan Padat Karya (Kampung Rambutan) menjelaskan bahwa harga hewan kurban baik sapi ataupun kambing memiliki variasi tersendiri, tergantung jenisnya. Jenis yang paling mahal adalah sapi limosin dan jenis kambing etawa.
"Sapi limosin itu bisa sampai Rp 30 jutaan sedangkan kambing etawa bisa kena Rp 5 jutaan,” terangnya.
Agung Pahrudin, penjual hewan kurban lainnya menambahkan bahwa untuk pembeli, ada yang membeli secara perorangan dan ada juga pembeli yang membeli secara berkelompok. Ia juga mengatakan bahwa sapi dan kambingnya pun belum datang semuanya, masih sebagian.
"Ini masih ditambah lagi nanti, paling datangnya awal bulan ya, kan ramainya nanti awal-awal bulan," katanya. (Sigit/DPKH)