Orientasi Skrining Hipotiroid Kongenital

dr. Windy Saufia Apriyanti, Sp.A memberikan penjelasan tentang Skrining Hipotiroid Kongenital (HPK). (rssi pbun)

MMC Kobar - RSUD Sultan Imanuddin dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) bekerja sama melakukan kegiatan Skrining Hipotiroid Kongenital (HPK) di Ruang Bengkirai RSSI, kamis (27/06).

Skrining Hipotiroid Kongenital ini dilakukan untuk mendeteksi gangguan kelenjar tiroid pada anak. Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang terletak di leher bagian bawah. Kelenjar ini berfungsi membuat hormon yang mengandung iodin. Hormon tersebut berfungsi untuk mengatur pertumbuhan, perkembangan otak, dan metabolisme tubuh.

(Baca Juga : Imbauan Keselamatan Pelayaran di Dermaga Pasar Saik Pangkalan Bun)

Kongenital hipotiroid merupakan salah satu penyebab utama keterbelakangan mental pada anak-anak yang dapat dicegah dan memiliki prognosis yang baik. Kongenital hipotiroid merupakan salah satu dari banyak pemeriksaan skrining yang dilakukan pada bayi baru lahir.

Yang digunakan untuk skrining adalah darah dari tumit yang dikumpulkan pada kertas filter khusus. Darah akan rutin diambil antara hari ke-2 hingga hari ke-5, bisa juga menggunakan darah dari tali pusat. Dalam beberapa program juga dilakukan pengambilan sampel ke-2 saat pasien berusia antara 2 hingga 6 minggu.

Menurut rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), skrining hipotiroid kongenital dilakukan pada semua bayi yang baru lahir dengan:

  • Mengambil sampel darah kapiler dari permukaan lateral kaki bayi atau bagian medial tumit, pada hari ke-2 sampai ke-4 setelah lahir.
  • Darah kapiler diteteskan ke kertas saring khusus.
  • Kertas saring tersebut dikirim ke laboratorium yang memiliki fasilitas pemeriksaan TSH.

Bayi dengan hasil uji skrining positif segera dipanggil kembali untuk pemeriksaan TSH dan T4 serum. Bila hasil TSH tinggi dan FT4 rendah atau hasil FT4 rendah dan berapapun TSH, dokter akan segera memberikan tiroksin.

Hadir sebagai narasumber kegiatan dokter spesialis anak, dr. Windy Saufia Apriyanti, Sp.A dan dokter Novita Sitanggang, Sp.A dan juga para tenaga bidan dan perawat yang ada di RSSI khususnya bagian ruangan Perinatologi dan Bengkirai.

Kegiatan ini diikuti oleh tenaga dokter dan bidan dari Dinkes Kobar dan beberapa puskesmas yang ada di wilayah Kabupaten Kobar. (rssi pbun)