Media Harus Dilindungi, Jangan Ada yang Halangi Kerja Jurnalisme
- penulis Muhammad Agusta Wijaya
- Jumat, 28 September 2018
- dibaca 520 kali
Solo, Kominfo - Presiden Joko Widodo menyatakan media memiliki peran penting dalam membangun demokrasi, membangun checks and balances, memperkuat partisipasi warga. Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengajak wartawan untuk mengisi jagad informasi dengan berita akurat.
Presiden menegaskan, kebebasan pers menjadi hal yang utama yang perlu dijaga dan menjadi semangat reformasi.
(Baca Juga : Dishub Kobar Sosialisasikan Pencegahan Penularan Covid-19 di Terminal Natai Suka Pangkalan Bun)
“Media harus dilindungi dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat,” kata Presiden Jokowi saat membuka Kongres XXIV Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), di The Sunan Hotel, Solo, Jawa Tengah, Jumat (28/09/2018) siang.
Presiden menekankan, jangan ada yang menghalangi media dalam menjalankan kerja jurnalismenya. “Jangan ada yang melakukan kekerasan kepada wartawan yang tengah menjalan profesinya,” tegas Presiden.
Oleh karena itu, Presiden meminta, terutama kepada pemilik media agar kesejahteraan wartawan betul-betul diperhatikan. “Ini penting. Profesi manapun memang ketika meningkat profesionalitasnya maka meningkat juga mestinya kesejahteraannya,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi juga mengajak anggota PWI dan para wartawan umumnya untuk bersama-sama membangun demokrasi Indonesia menjadi lebih berkualitas, lebih sehat, dan lebih kuat. “Bersama-sama kita menjaga agar rakyat jangan terpecah belah hanya karena beda pilihan politik,” pinta Presiden.
Kepala Negara mengingatkan, bahwa pilihan kebangsaan hanya satu yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia, bahwa persatuan adalah aset bangsa yang harus dijaga, harus dirawat, harus dipelihara, dan dipertahankan.
Kritik Media Sosial
Sebelumnya Presiden sempat menyindir kehadiran media sosial, yang menurutnya menjadikan setiap warga negara bisa menjadi wartawan, bisa menjadi pemred (pemimpin redaksi). “Rapat redaksi yang tertata kini digantikan dengan peran media sosial. Jempol menjadi pemred medsos,” ucap Presiden Jokowi.
Namun seiring dengan itu, Presiden menyampaikan munculnya tantangan lain di tengah maraknya media sosial yaitu munculnya hoax, kabar bohong, berita palsu.
Oleh karena itu, Presiden mengingatkan bahwa media memiliki peran penting dalam membangun demokrasi, membangun checks and balances, memperkuat partisipasi warga.
Presiden meyakini, kebebasan pers akan memunculkan pemerintahan yang responsif, pemerintahan yang transparan, dan pemerintahan yang akuntabel.
Mengenai kritik yang disuarakan media dalam demokrasi, Presiden menilai sebagai sesuatu yang wajar, karena dengan kritik pemerintah akan bisa memperbaiki, bisa membenahi kekurangan-kekurangan yang ada. Namun Presiden menegaskan, bahwa kritik berbeda dengan fitnah, berbeda dengan provokasi, sangat beda sekali. Kepala Negara menambahkan bahwa kritik juga bukan mencari-cari kesalahan.
“Kritik apalagi, berbeda sekali dengan nyinyir, beda,” tegas Presiden.
Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno, Menkominfo Rudiantara, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, dan Ketua PWI Pusat Margiono
Menkominfo Ajak Wartawan Isi Jagad Informasi dengan Berita Akurat
Mengutip Laporan Edelman Trust Barometer Global Report 2018, Menteri Kominfo Rudiantara menyatakan Indonesia menempati urutan kedua teratas dalam tingkat kepercayaan terhadap media massa. "Hanya satu tingkat berada di bawah Tiongkok," katanya melalui akun twitter pribadinya.
Menurut Rudiantara, tingkat kepercayaan kepada media di seluruh dunia juga kembali meningkat jika dibandingkan dengan platform saluran berita seperti media sosial atau aplikasi pencarian berita. "Bandul trust mulai berayun kembali kepada jurnalisme," tegasnya.
Oleh karena itu, Menteri Kominfo mengajak wartawan mengisi jagad informasi dengan berita akurat. "Modal dan momentum tersebut harus kita gunakan untuk berperang melawan hoaks. Media massa harus terus menggempur jagad informasi dengan berita yang akurat," ajaknya.
Rudiantara mengucapkan selamat mengikuti kongres dan mengharapkan PWI dapat menghasilkan kepemimpinan baru. "Selamat berkongres bagi teman-teman yang tergabung dalam PWI. Semoga menghasilkan pimpinan baru yang sudah selesai dengan dirinya sendiri sehingga benar-benar independen dan hanya melayani kebenaran," cuitnya di akun twitter.