Manfaatkan Sampah Organik, DLH Kobar Mulai Olah Menjadi Eco-Enzyme

Proses fermentasi eco-enzyme dalam wadah toples plastik, Minggu (29/8). Foto: Dok. DLH Kobar

MMC Kobar - Salah satu jenis sampah yang sering berada di rumah adalah Sampah Organik. Kita bisa mengganti sebutan sampah organik menjadi Sisa Organik, karena sisa organik mempunyai banyak sekali manfaat jika diolah dengan benar, misalnya dibuat menjadi pupuk kompos atau dibuat eco–enzyme.

Untuk itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) pada Minggu (29/8) melakukan kegiatan dalam upaya mengurangi sampah dengan memanfaatkan sampah organik menjadi bahan pembuatan eco-enzyme.

(Baca Juga : Disdukcapil Kobar Serahkan 362 KK Pada Kegiatan BBGRM Tahun 2019)

Menurut Kepala DLH Kobar, Bambang Djatmiko Trikora, selama ini kita sudah familiar terhadap pupuk kompos, lain halnya dengan eco-enzyme. Masih banyak orang yang belum mengenal eco-enzyme beserta manfaatnya.

“Salah satu manfaat eco-enzyme antara lain sebagai cairan pembersih serbaguna, pupuk tanaman, pengusir hama, dan melestarikan lingkungan sekitar,” jelas Bambang Djatmiko ketika ditemui di rumah kediaman beliau yang dijadikan lokasi tahap pertama pengolahan eco-enzyme.

Ditambahkan pula bahwa pengelolaan sampah harus dilakukan secara komprehensif. Penanganan sampah harus dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat. Banyak hal yang bisa lakukan terutama dalam upaya mengurangi timbulan sampah.

“Dengan gagasan dan ide baru untuk mengolah sampah menjadi produk yang bermanfaat, tentunya hal ini menjadi sumbangsih kita dalam mengurai permasalahan sampah yang selama ini menjadi momok bagi kita semua. Mari kita memulai paradigma baru dengan memandang sampah sebagai sumber daya yang memiliki nilai manfaat," ajak Bambang Djatmiko. 

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa gagasan untuk mengolah sampah organik menjadi eco-enzyme merupakan suatu terobosan baru dalam menerapkan prinsip 3R (Reduce, Reuse dan Recycle). "Biasanya sampah organik langsung kita buang ke dalam tong sampah. Dengan pemanfaatan sampah organik menjadi eco-enzyme ini menjadi satu langkah terobosan baru untuk mengurangi jumlah sampah rumah tangga terutama sampah organik yang komposisinya masih tinggi khususnya di Kobar. Saya sangat mendukung gagasan ini dan sekaligus memberikan apresiasi," tuturnya.

Untuk diketahui, eco-enzyme adalah hasil dari fermentasi limbah sampah organik. Eco-enzyme merupakan produk ramah lingkungan yang mudah dibuat dan mudah digunakan. Pembuatan eco-enzyme hanya membutuhkan air, gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu) sebagai sumber karbon, dan sampah organik sayur dan kulit buah.

Dalam pembuatannya, eco-enzyme membutuhkan wadah yang terbuat dari plastik, penggunaan bahan yang terbuat dari kaca sangat dihindari karena dapat menyebabkan wadah pecah akibat aktivitas mikroba fermentasi. Eco-enzyme tidak memerlukan lahan yang luas untuk proses fermentasinya. (dlh.kobar)