Manfaatkan Lahan Replanting Karet, Petani Hortikultura Desa Sidomulyo Bersama Penyuluh Pertanian Pangkalan Banteng Panen Semangka

Petani Hortikultura, Penyuluh BPP Pangkalan Banteng dan personil Bidang Hortikultura Dinas TPHP saat panen bersama semangka non biji di Desa Sidomulyo, Selasa (14/7)

MMC Kobar - Selasa (14/7) Dinas TPHP Kobar mengikuti acara Panen Raya Semangka Non biji oleh Kelompok Tani Sumber Makmur Desa Sidomulyo Kecamatan Pangkalan Banteng bersama penyuluh pertanian BPP Kecamatan Pangkalan Banteng. 

Kegiatan panen yang dilaksanakan melalui video conference ini diikuti oleh Pembina Penyuluh Pertanian Pusat, Kepala BPTP Provinsi Kalteng, Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Kalteng, Penyuluh Pertanian Provinsi, serta Kepala Bidang Sarana, Prasarana dan Penyuluhan Dinas TPHP Kobar. Sementara peserta yang hadir dilokasi panen antara lain Camat Pangkalan Banteng, Kepala Desa Sidomulyo, Kepala Dusun, Kepala Bidang Hortikultura Dinas TPHP Kobar serta anggota kelompok tani Sumber Makmur.

(Baca Juga : Dukung SiKomos, DPK Kobar Hibahkan 50 Eksemplar Buku kepada Kodim 1014/Pangkalan Bun)

Koordinator BPP Pangkalan Banteng, Jono menyampaikan pada laporannya bahwa budidaya semangka non biji ini merupakan pemanfaatan lahan replanting perkebunan karet di Desa Sidomulyo yang dilaksanakan sejak tahun 2018 lalu.

“Petani horti yang tergabung dalam Poktan Sumber Makmur telah berhasil dalam memanfaatkan lahan replanting karet selama tiga tahun terakhir ini,” papar Jono. Panen semangka kali ini dilaksanakan pada lahan seluas ± 2 ha dari total 6 ha lahan panen.

Jono menambahkan bahwa tingkat produktifitasnya cukup bagus . “Dari kalkulasi kami, dengan luasan panen 2 ha diperoleh tingkat produktifitas sebesar 31,3 ton/ha nya. Apabila semangka ini dijual dengan harga Rp. 3.500 per kg nya, dikurangi biaya-biaya produksi sebesar Rp. 32.100.000, maka petani dapat memperoleh keuntungan sebesar Rp. 64.150.000. Ini hasil yang sangat menggembirakan tentunya bagi petani horti kita, hasil yang sangat bagus yang diperoleh dengan masa tanam semangka selama 105 hari,” lanjut Jono.

Terkait dengan keberadaan penyuluh pertanian sebagai petugas lapangan yang terjun langsung untuk mendukung petani, Jono menambahkan bahwa seluruh personil BPP Pangkalan Banteng siap selalu untuk mengawal setiap kegiatan petani. 

“Kami Penyuluh BPP Pangkalan Banteng selalu siap dan solid dalam mengawal setiap kegiatan Bidang pertanian,” ucap Jono lagi.

Pembina Penyuluh Pusat, Susila Wati, memberikan apresiasinya kepada petani horti di Kobar. “Kami sangat mengapresiasi atas hasil panen petani horti ini, meskipun di kondisi pandemic covid tetapi masih terus giat berkarya bahkan dengan memanfaatkan lahan replanting karet seperti di Desa Sidomulyo saat ini. Kami tidak henti-hentinya memberikan dukungan agar para petani khususnya petani horti di Kobar terus dikembangkan baik itu kuantitas dan kualitasnya,” ucap Susila Wati.

Salah satu petani, Sukarsono, menyebutkan beberapa kesulitan yang dihadapi saat budidaya semangka non biji ini. “Kesulitan atau permasalahan yang kami hadapi saat masa tanam dan pemeliharaan ini adalah kurangnya alat pengendali hama  berupa Alat Semprot Elektrik, Pompa Air dan Traktor Rotari roda 4, sehingga kami mohon kepada Dinas TPHP agar dapat memfasilitasi kami dengan alsintan tersebut,” ucap Sukarsono.

Kepala Dinas TPHP melalui Kepala Bidang Sarana, Prasarana dan Penyuluhan, Ir. Suryati mengatakan Dinas TPHP akan selalu berkomitmen mendukung petani dalam pemanfaatan lahannya.

“Sejak awal pemanfaatan lahan replanting karet untuk budidaya semangka ini, Dinas TPHP telah memfasilitasi petani dengan memberikan pinjam pakai alat mesin pertanian berupa handtraktor dan mesin pompa air kepada petani. Kami selalu berpesan agar petani dapat terus memanfaatkan alsintan yang ada untuk pengembangan seluruh komoditas yang laku dipasaran,” tutur Suryati.

Pada panen melalui video conference itu Suryati juga mengungkapkan kepada pemerintah Provinsi agar dapat menambah alsintan untuk Kobar. “Pada kesempatan ini kami juga memohon agar pemerintah provinsi dapat mempertimbangkan untuk menambahkan alsintan di kobar, khususnya traktor roda 4 dan alat pengendali hama mengingat saat ini kedua alsintan tersebut sangat dibutuhkan oleh para petani kita,” lanjut Suryati.

Pengembangan budidaya semangka non biji cukup potensial dikembangkan di Kobar selain dapat memenuhi permintaan konsumen lokal Kobar, panen semangka non biji ini juga telah dipasarkan ke luar daerah.

Dengan produktivitas mencapai 31.3 ton per ha, panen semangka non biji telah dipasarkan ke Banjarmasin sebanyak ± 6 ton, dan  ± 24 ton ke Pontianak serta sisanya dipasarkan ke konsumen lokal di wilayah Kobar. Diharapkan dengan semakin baiknya produktifitas maka akan semakin baik pula kesejahteraan petani. Maju terus Petani Kobar. (dtphp_kobar)