Keseruan Digicamp, Mulai Tambah Pengetahuan Sampai Peluang Profesi

Jakarta, Kominfo - Bella Hikmah, mahasiswi semester 7 Jurusan Teknik Informatika Universitas Bina Darma Palembang menyatakan acara Digicamp Born To Protect membuatnya lebih memahami pengetahuan teknis yang beda di kampus.

"Dengan mengikuti Digicamp Born to Protect, lebih membuka wawasan dan mendapatkan ilmu yang jarang didapatkan dari universitas," ungkapnya di sela dalam acara Digicamp Born to Protect di Kantor Kemenkominfo, Jakarta, Jumat (5/10/2018).

(Baca Juga : Kepala Kanwil Kemenkumham Kalteng Lantik Pembimbing Kemasyarakatan Ahli Muda Bapas Pangkalan Bun)

Sementara, Rahmad Arif, mahasiswa semester 5 Universitas Duta Bangsa Surakarta  menyatakan acara digicamp sangat menantang dan ia berharap bisa berlanjut untuk tahun-tahun berikutnya.

"Dari awal penyelenggaraan cukup menantang sehingga kegiatan ini cukup menarik untuk diikuti. Selanjutnya untuk materi sudah tersampaikan  dengan baik dalam kurun waktu dua minggu. Harapan saya kegiatan Born to Protect ini bisa menjadi kegiatan tahunan sehingga banyak rekan-rekan yang mempunyai kemampuan dalam keamanan jaringan lebih bisa meningkatkan kemampuannya dan lebih terarah skill yang digunakan bukan untuk keburukan tapi untuk kebaikan," paparnya. 

Bagi Ida Bagus Budanthara, mahasiswa semester 7 Jurusan Sistem Komputer STIKOM Bali menyatakan selain bermanfaat acara Digicamp Born To Protect sangat seru bisa mewadahi generasi muda yang memiliki hobi dalam bidang keamanan siber.

"Acara ini sangat menantang dan seru. Ini adalah acara pertama saya dan teman-teman STIKOM Bali. Ini sangat bermanfaat untuk saya karena saya sendiri menekuni bidang cyber security dan dengan adanya acara Born to Protect ini mewadahi orang-orang seperti kami atau orang-orang yang memiliki hobi cyber security. Harapan saya semoga acara ini dapat terus berlangsung karena masih banyak anak-anak seperti kami yang belum berkesempatan. Semoga tahun depan mereka dapat mengikuti Born to Protect," ungkapnya.

Ida Bagus Budanthara berhasil menyabet nilai tertinggi dalam Digicamp Born to Protect 2018. Ia dinobatkan sebagai juara I. Sementara di posisi kedua Rahmad Arif Setiawan. Keduanya berhak mendapatkan beasiswa S2 Keamanan Jaringan di  Universitas Gunadarma dan laptop.

Ada banyak kisah dari 100 orang gladiator siber terpilih mengenai rencana mereka usai perhelatan Born To Protect 2018. Seperti Bella Hikmah yang berharap bisa mendorong setiap generasi muda untuk mengutamakan keamanan dalam menggunakan jaringan siber.

"Harapan saya agar anak muda sekarang lebih mengutamakan keamanan dalam menggunakan social media dan elektronik lainnya," ungkapnya.

Sementara, Ida Bagus Budanthara menyebutkan rencananya untuk menjadi profesional dalam sektor keamanan informasi.

"Setelah ini saya berencana untuk mendapatkan pengalaman bekerja seputar keamanan informasi menjadi penetration tester karena merupakan field yang saya suka," tuturnya.

Adapun Rahmad Arif menyatakan keinginannya untuk mengembangkan keahliannya. "Ke depannya saya ingin lebih memperdalam ilmu jaringan serta mengembangkan untuk pemrograman," ungkapnya. 

Digicamp Born to Protect merupakan agenda program nasional untuk mencari bakat, membimbing, mendidik dan membina anak muda sehingga bisa ditempatkan ke industri yang membutuhkan cybersecurity talent. (PS)