Kepemimpinan yang Baik Sebagai Influencer
- penulis Bappeda Kobar
- Jumat, 19 Januari 2024
- dibaca 619 kali
MMC Kobar - Pada masa kini, kita kerap mendengar kata influencer. Dari kata influencer ini kalau kita lihat dalam kamus diartikan sebagi a) kekuatan atau kapasitas yang dapat menyebabkan efek secara tidak langsung atau tidak berwujud, dan b) tindakan atau kekuatan menghasilkan efek tanpa pengerahan kekuatan yang jelas atau pelaksanaan perintah secara langsung.
Pemahamanya, influencer itu adalah kemampuan atau kekuatan atau kapasitas yang dimiliki seseorang untuk menciptakan efek yang tidak langsung. Efek yang tidak langsung itu artinya bentuk tidak konkret. Sementara itu, kata influencer dalam kamus Mirriam Webster diartikan sebagai orang yang memberikan pengaruh; orang yang menginspirasi atau membimbing tindakan orang lain.
(Baca Juga : Pemkab Kobar Adakan Penelaahan Usulan RKBMD Tahun Anggaran 2023)
Dalam konteks ini, kita bisa melihat contoh-contoh konkret para orator/pemimpin yang mampu menggerakan orang lain untuk melakukan suatu tindakan, misalnya Bung Karno dengan kemampuanya sebagai influencer mampu menggerakan pikiran dan kesadaran bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa merdeka. Orang Indonesia berbondong-bondong mendorong Bung Karno untuk segera memproklamasikan Kemerdekan Indonesia.
Dari contoh ini, berbicara tentang kepemimpinan yang baik, perhatian masyarakat selalu dikaitkan dengan kesuksesan seseorang dalam memimpin. Pemimpin yang sukses diukur dari kemampuannya mewujudkan visi dan misi dari organisasi yang dipimpinnya. Dalam suatu organisasi, falsafah kepemimpinan diarahkan pada perilaku yang mampu membangkitkan terbentuknya pemimpin yang ideal dan professional yakni :
Pertama, pemimpin yang disenangi, dikagumi dan diikuti oleh pengikutinya karena memiliki karakteristik personalitas yang mumpuni, seperti: cerdas, kreatif, jujur, bersahabat, penuh keyakinan, tekun, sabar dan pemimpin yang kuat.
Kedua, pemimpin yang disenangi, dikagumi dan diikuti oleh pengikutnya karena memiliki perilaku yang menyenangkan, seperti pendengar yang baik, mau menerima masukan dari manapun, membimbing, bertindak secara konsisten, memberikan umpan balik, memahami perasaan bawahan dan pengikutnya.
Ketiga, pemimpin yang disenangi, dikagumi dan diikuti oleh pengikutnya karena pemimpin tersebut memiliki kemampuan untuk melakukan adaptasi dan kolaborasi serta mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, selalu melibatkan diri dalam tim atau dekat dengan bawahan dan pengikutnya. Kemampuan Intelektual dan Emosional Pemimpin seharusnya dapat mengakui kontribusi dan menghargai prestasi bawahan atau pengikutnya. Mereka yang berprestasi, baik secara individu maupun kelompok, seyogyanya diberikan penghargaan berupa hadiah, atau bentuk-bentuk penghargaan yang lainnya.
Selain menjadi pemimpin yang baik, untuk menjadi influencer juga diperlukan Kepemimpinan yang visioner, dapat dikembangkan melalui beberapa strategi berikut :
Pertama, pemimpin harus mampu menciptakan situasi yang menyenangkan bagi para anggotanya yang mengharapkan bimbingan, dorongan dan motivasi dari pemimpinnya. Kedua, pemimpin harus mampu mendisain semua aspek operasi organisasi, termasuk tertib administrasi.
Ketiga, pemimpin harus pandai dalam menyiasati masa depan, mampu memanfaatkan lingkungan eksternal secara maksimal dan berhubungan secara terampil dengan pihak-pihak luar organisasi. Keempat, pemimpin harus mampu berinovasi untuk menantang perubahan dan memiliki sense of crisis yang tinggi.
Kelima, pemimpin harus mampu bereksperimen dan belajar mengambil risiko sekecil mungin serta belajar dari kesalahan. Keenam, pemimpin harus mampu berkolaborasi adaptasi dan membangun kemitraan. Perkuat hubungan satu dengan yang lainnya dengan melakukan kemitraan menuju pencapaian tujuan bersama guna membangun kepercayaan.
Semua pemimpin membutuhkan intelektual yang cukup untuk melaksanakan tugas-tugas dan menghadapi tantangan yang dihadapinya. Walaupun intelektual merupakan salah satu persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, tetapi hanya berbekal intelektual seseorang tidak akan menjadi seorang pemimpin yang baik.
Pemimpin yang dapat mengelola kemampuan emosionalnya akan selalu bijaksana dalam mengambil keputusan. Intelektual penting untuk bekal pemimpin tetapi kompetensi emosional juga harus menyertainya. Kompetensi emosional luar biasa, tetapi tanpa kemampuan intelektual, juga tidak akan mungkin menjadi seorang pemimpin yang baik.
Dari semua perilaku pemimpin yang ideal dan visioner ini maka akan menjadi influencer bagi orang-orang yang dipimpinnya, baik diperusahaan atau instansi pemerintah. Karena mempunyai kemampuan mempengaruhi orang lain untuk melakukan sebuah tindakan tertentu yang berasal dari idenya, yang mana ide yang dimunculkan oleh pimpinan ini bersifat positif untuk kemajuan perusahaan/instansinya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa seorang pemimpin yang baik pasti akan menjadi influencer bagi orang disekitarnya atau orang-orang yang menjadi bawahannya, yang mempunyai kemampuan dalam menginspirasi orang lain. Seorang pemimpin tidak akan berhasil menjadi influencer sejati apabila tidak menjadi pribadi yang inspiratif bagi orang lain.
(Ditulis oleh : Dewi Mudyawati Mahasiswa Program Magister Manajemen Universitas Islam Sultan Agung Semarang 2023)
