Kepemimpinan Digital Pengaruh Digital Leadership dan Dukungan Organisasi

MMC Kobar - Indonesia merupakan masa gemilang dengan bonus demografi berusia produktif sebagai potensi SDM unggul. Hal ini tentu menjadi peluang positif apabila dilakukan dengan dukungan dan cara kepemimpinan yang tepat. Tipe kepemimpinan yang bisa mempengaruhi hal tersebut adalah tipe kepemimpinan digital.

Adaptasi terhadap kemajuan digitaliasi tak dapat dihindari dan suatu hal yang harus dilakukan, karena manusia akan terus mencari cara agar segala sesuatu dapat dilakukan dengan mudah. Kemajuan teknologi akan menjawab persoalan yang memperlambat akses manusia dalam melakukan sesuatu, baik di lingkungan keluarga, kerja, atau masyarakat secara luas.

(Baca Juga : Bupati Hj Nurhidayah Salurkan Bantuan Bibit dan Kendaraan Angkutan Pascapanen kepada Poktan)

Ibarat pisau bermata dua, kemajuan teknologi selain dapat mempermudah manusia, dapat pula berdampak buruk apabila pengunaannya tidak di atur dengan baik. Proses transformasi digital yang tengah digalakkan pemerintah saat ini untuk mengawal perubahan, pembuatan kebijakan, pemanfaatan teknologi, pengendalian dan pengawasan. Hadirnya pemimpin digital ini dapat mendorong percepatan transformasi di dalam organisasi. 

Seorang pemimpin digital memiliki kemampuan untuk menginspirasi anggotanya untuk selalu berinovasi dan menemukan serta mempertahankan ide-ide, dan organisasi harus memiliki kesiapan untuk beradaptasi dalam menyambut transformasi digital.

Di era kemajuan tekonologi seperti sekarang, digital leadership sangat diperlukan dan bersifat strategis dikarenakan setiap individu harus bisa memanfaatkan aset digital perusahaan untuk mencapai tujuan organisasi. Hal tersebut merupakan suatu proses dimana pimpinan mampu mengarahkan dan menjadi navigator dalam melaksanakan program transformasi digital agar dapat berjalan dengan sukses dan mencapai target yang diharapkan serta kemampuan untuk memimpin dan mengelola perusahaan atau organisasi dalam era digital yang terus berkembang.

Keuntungan digital leadership dalam era digital adalah pemimpin digital dapat menggunakan teknologi untuk meningkatkan efisiensi operasional dan mempercepat waktu respons terhadap pelanggan. Mereka juga dapat mengumpulkan dan menganalisis data untuk membuat keputusan bisnis yang lebih baik. Menurut Wang et al., 2021, digital leadership dapat menjadi sebuah keunggulan kompetitif pada kemampuan individu pemimpin yang mempunyai pengaruh untuk organisasinya agar dapat meningkatkan kinerja. 

Kekurangan digital leadership, perkembangan disinformasi dan hoax dalam konsep kepemimpinan digital merupakan ancaman paling nyata yang dapat merusak tatanan manajerial.

Dampak positif digital leadership, kemudahan Akses Informasi. Teknologi digital telah membuat akses terhadap informasi lebih mudah dan cepat. Dengan internet, informasi dari seluruh dunia dapat diakses dengan hanya beberapa kali klik. Ini mendukung pembelajaran, riset, dan akses pada berita aktual. Kemajuan dalam Komunikasi. Perkembangan media sosial, pesan instan, dan panggilan video telah merampingkan komunikasi jarak jauh. 

Kita dapat berkomunikasi dengan teman, keluarga, atau rekan kerja di seluruh dunia dengan mudah, mengatasi hambatan ruang dan waktu. Peningkatan efisiensi, automasi dan sistem digitalisasi memungkinkan proses bisnis dan pekerjaan menjadi lebih efisien. Hal ini menghemat waktu dan biaya, serta meminimalkan risiko kesalahan. 

Akses Pendidikan Global. Teknologi digital telah membuka akses pendidikan bagi banyak orang di seluruh dunia. Kursus online, platform e-learning, dan sumber daya digital membantu setiap orang untuk mendapatkan pendidikan berkualitas tanpa batasan geografis. Sedangkan dampak negatif digital leadership, ketergantungan pada teknologi digital dapat mengganggu interaksi sosial langsung dan mengarah pada isolasi sosial. Selain itu, kecanduan media sosial dan perangkat digital dapat mengganggu produktivitas dan kesejahteraan mental. 

Privasi dan Keamanan Data. Penggunaan teknologi digital meningkatkan risiko pelanggaran privasi dan pencurian data. Data pribadi dan informasi sensitif sering kali terancam oleh kebocoran atau eksploitasi online. 

Pengangguran Teknologi. Automasi dan otomatisasi dapat menggantikan pekerjaan manusia dalam beberapa sektor, menyebabkan pengangguran teknologi dan perubahan dalam lanskap pekerjaan. Informasi Tidak Akurat. Ketersediaan informasi online tidak selalu dijamin akurat atau diverifikasi. Hal ini bisa menyebabkan penyebaran berita palsu dan informasi yang tidak benar, mempengaruhi persepsi masyarakat.

Sifat-Sifat yang harus dimiliki digital leadership memiliki wawasan yang luas. Satu hal yang membedakan seorang digital leader yang baik dengan pemimpin lainnya adalah pengetahuan, terutama tentang dunia digital. 

Percaya diri, mampu berkomunikasi dengan tim. Visioner, visioner adalah orang yang memiliki pandangan atau wawasan ke masa depan. Seseorang yang visioner memiliki strategi yang tepat untuk langkah kedepannya. Selain itu, mereka dapat membaca potensi yang ada dan menyinergikannya. Bisa beradaptasi dengan perubahan zaman.

Berani mengambil risiko. Pengaruh  digital leadership dan dukuingan organisasi terhadap terhadap kepuasan dan keterlekatan kerja, kepemimpinan digital dari para supervisor atau pun manajer berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan maupun keterlekatan pegawai. Sikap atasan yang positif terhadap teknologi digital dan dipadu padankan dengan kemampuan memimpin menjadi sumber daya pekerjaan bagi pegawai. Hal ini memperkuat sumber daya yang dimiliki pegawai dalam menghadapi tuntutan pekerjaan yang terus bertambah sebagai konsekuensi dari transformasi digital yang dilakukan oleh perusahaan. Implikasi manajerial menunjukkan bahwa pemimpin digital jika tidak dapat menciptakan visi masa depan yang kurang jelas dan tidak menarik serta tidak memfokuskan energi mereka pada visi, tujuan jangka panjang, tidak menyelaraskan dan mengubah sistem serta mengembangkan dan melatih orang lain. 

Kepemimpinan digital merupakan kapabilitas personal dari para supervisor maupun manajer yang memiliki digital attitude sekaligus leadership skill yang memadai untuk mengarahkan para pegawai perkantoran untuk mendukung pencapaian sasaran bisnis. Sementara itu dukungan organisasional merupakan kesimpulan subyektif para pegawai mengenai dukungan yang diberikan oleh organisasi terhadap mereka baik dalam hal perlakuan yang adil (perceived justice), dukungan atasan (supervisor support), dan juga penghargaan (reward) terhadap pencapaian dan kontribusi yang diberikan para pegawai kepada perusahaan selaku organsasi.

(Penulis : Shuterland, Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Islam Sultan Agung Semarang)