Dispursip Kobar Hadirkan Ketua IPI Kalteng sebagai Narasumber dalam Lokakarya Literasi Digital 2025

Ketua IPI Kalteng sebagai Narasumber dalam Lokakarya Literasi Digital 2025

MMC Kobar - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispursip) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) menyelenggarakan Lokakarya Literasi Digital Tahun 2025 pada Selasa (20/5) di Aula Harmoni. Lokakarya ini diikuti oleh peserta dari berbagai kalangan, mulai dari pelaku UMKM, guru, pelajar, hingga pemerhati literasi di Kabupaten Kobar. 

Kegiatan ini menghadirkan sejumlah narasumber kompeten, salah satunya Ketua Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Provinsi Kalimantan Tengah, Arizal. 

(Baca Juga : Kabupaten Kobar Jadi Tuan Rumah Rakornis Bidang Kepemudaan dan Keolahragaaan se-Kalteng Tahun 2024 )

Lokakarya ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam mengakses, memahami, dan memproduksi informasi digital secara bijak dan bertanggung jawab. 

Di tengah keterbukaan informasi dan kemajuan teknologi di era Society 5.0, kemampuan literasi digital menjadi kebutuhan mutlak agar masyarakat tidak tersesat dalam banjir informasi. Hal ini ditegaskan Arizal dalam paparannya bertajuk “Pengenalan Dasar-dasar Literasi Digital dan Konten Berbasis Bukti.”

Dalam pemaparannya, Arizal menjelaskan bahwa literasi digital merupakan kemampuan penting yang wajib dimiliki setiap individu di era informasi saat ini. “Dengan kemampuan literasi digital, kita tidak hanya bisa mengakses informasi, tetapi juga mampu mengevaluasi kebenarannya serta menyebarkan konten yang benar dan bermanfaat,” ujarnya.

Ketua IPI Kalteng saat menyampaikan materi Pengenalan Dasar-dasar Literasi Digital dan Konten Berbasis Bukti.

Menurut Arizal, literasi digital mencakup kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan mendistribusikan informasi digital secara efektif. Ia mengingatkan bahwa informasi saat ini menyebar dengan sangat cepat, sehingga masyarakat perlu memiliki keterampilan untuk menyaring informasi yang benar dan akurat agar tidak terjebak dalam hoaks.

Paparan tersebut menekankan empat langkah utama dalam literasi digital: mengakses, menganalisis, mengevaluasi, serta menggunakan dan mendistribusikan informasi. Arizal juga memperkenalkan konsep evidence-based content atau konten berbasis bukti yakni konten yang didasarkan pada data dan penelitian yang valid, bukan sekadar opini atau spekulasi. Produksi konten berbasis bukti sangat penting untuk melawan penyebaran hoaks dan disinformasi.

Selain itu, ia memaparkan manfaat literasi digital yang mencakup kemampuan dalam pengambilan keputusan yang lebih baik, perlindungan dari penipuan daring, serta peningkatan kepercayaan terhadap informasi. Dalam konteks ini, kemampuan memverifikasi informasi dan membedakan fakta dari hoaks menjadi sangat krusial.

Sebagai bagian dari solusi, Arizal mendorong pemanfaatan situs pengecekan fakta seperti CekFakta.com dan TurnBackHoax.id sebagai alat bantu dalam menilai akurasi informasi yang beredar di masyarakat.

“Dengan literasi digital yang kuat, kita bisa menjadi pengguna informasi yang cerdas, menciptakan konten berkualitas, dan ikut membangun masyarakat yang lebih tanggap terhadap kebenaran,” tutupnya.

Ia juga menekankan bahwa literasi informasi merupakan fondasi utama dalam membentuk kemampuan literasi digital. Literasi informasi membantu individu untuk mencari, memverifikasi, dan mengevaluasi informasi secara efektif, serta membedakan informasi yang akurat dari yang tidak akurat. Hal ini sangat penting dalam menciptakan konten berbasis bukti yang relevan dan dapat dipertanggungjawabkan.

Kadispursip Kobar menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen Dispursip dalam mendukung penguatan kapasitas literasi masyarakat di era digital. “Kami berharap, melalui kegiatan ini, masyarakat bisa lebih bijak dalam menggunakan informasi serta menjadi bagian dari gerakan literasi digital yang aktif dan produktif,” ujarnya.

 

Salah satu peserta saat sesi tanya jawab dengan narasumber