Dinkes Sosialisasikan Gema Cermat Kepada Wartawan, Admin Medsos dan Mahasiswa
- penulis Muhammad Agusta Wijaya
- Minggu, 28 Oktober 2018
- dibaca 677 kali
MMC KOBAR - Guna meningkatkan pemahaman masyarakat dalam menggunakan obat secara tepat dan benar di Kabupaten Kotawaringin Barat, Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) menggelar sosialisasi Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (Gema Cermat) yang berlangsung di Aula Dinas Kesehatan Kobar, Rabu (24/10) siang. Sosialisasi Gema Cermat ini sekaligus untuk memperingati Hari Farmasi se-Dunia (World Farmacy Day) 2018.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kobar Achmad Rois mengatakan pemahaman mengenai obat tersebut perlu diketahui dengan baik oleh masyarakat. Obat itu sendiri mempunyai banyak persepsi, ada obat yang bisa menyembuhkan, namun ada pula yang tidak menyembuhkan. Mengapa hal itu bisa terjadi?, Inilah informasi yang perlu disebarluasakan kepada masyarakat.
(Baca Juga : Jajaran Pemkot Depok Kagumi Kekayaan Alam Kobar)
“Kita ingin memberikan pengertian yang benar mengenai obat kepada semua lapisan masyarakat. Obat itu akhirnya ada banyak persesinya, ada obat yang bisa menyembuhkan, apabila obat itu digunakan selesai dan sembuh, tapi ada juga obat yang tidak sebagai penyembuh ketika yang muncul adanya efek samping obat tersebut. Bahkan, obat bisa menjadi obat yang bisa mematikan bagi manusia ketika obat itu tidak sesuai dengan takaran, nah ini harus dipahami semuanya,” ujarnya.
Agar Gema Cermat di masyarakat dapat tersebar secara luas, tambah Rois, pihaknya mengundang sejumlah wartawan, admin media sosial (medsos) dan mahasiswa di Pangkalan Bun sebagai peserta sosialisasi.
“Jurnalis, admin medsos dan kelompok-kelompok yang bergerak untuk menyebarkan informasi ini juga menjadi potensi bagi masyarakat. Karena kami tidak mempunyai kekuatan untuk menjangkau semuanya, untuk menyampaikan informasi ini. Kita sangat diuntungkan dengan situasi milenial seperti ini, saat ini siapa yang dapat memastikan seseorang akan tertinggal informasi, semuanya pasti mendapatkan informasi terkini melalui berbagai media online, medsos dan lainnya,” ucapnya.
Hal senada juga disampaikan Kasi Analisis Farmaekonomi Obat Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes Republik Indonesia, Hendra Hermawan, sebagai narasumber, bahwa tujuan dari sosialisasi ini untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran penggunaan obat di masyarakat. Menurutnya, kasus-kasus penyalahgunaan obat di masyarakat banyak disebabkan karena minimnya informasi mengenai obat.
“Ini terjadi karena miskin informasi yang diterima oleh masyarakat dan kurangnya tenaga kesehatan yang berkompeten untuk memberikan informasi tersebut, misal dari farmasi atau tenaga kesehatan yang lain. Masyarakat juga sudah banyak yang melakukan swamedikasi, tetapi tidak sesuai dengan kaidah-kaidah pengobatan yang benar, maka Gema Cermat ini perlu dilakukan agar masyarakat cerdas menggunakan obat. Kita menyasar masyarakat mulai dari cara dia memilih, mendapatkan, menggunakan, menyimpan dan meminum obat dengan benar. Jurnalis dan admin medsos disini untuk membantu menyebarluaskan informasi ini kepada masyarakat,” katanya.
Hendra memberikan contoh yang salah di masyarakat, misalnya cara mendapatkan obat, banyak masyarakat membeli obat keras di toko obat atau di warung-warung tanpa menggunakan resep dokter. Ini sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat yang menggunakan obat tersebut.
“Misalnya lagi, cara menggunakan obat antibiotik, tadi sudah mendapatkannya tanpa resep dokter dan menggunakannya juga tidak dihabiskan, itu bisa menyebabkan resistensi, atau menyimpan sisa obat antibiotiknya di rumah tidak dihabiskan lalu digunakan oleh anggota keluarga yang lain, itu juga sudah menyalahi. Antibiotik itu harus dihabiskan selama siklus pengobatan, untuk tablet rata-rata 5 hari, ini karena resistensi semakin tinggi, jadi volume pemberian obat antibiotik semakin panjang,” jelasnya.
Ia pun menambahkan, perilaku masyarakat yang menyimpan obat di dalam mobil atau di dalam freezer/kulkas dalam waktu yang lama juga dapat merusak potensi obat.
“Apabila obat antibiotik, itu harus dihabiskan, jangan disimpan di freezer/kulkas atau di dalam mobil. Antibiotik harus dihabiskan walaupun orang itu sudah sembuh, ini terkait dengan bakteri dalam tubuh ketika pasien itu sembuh bakteri itu bisa kembali dan malah resisten. Hal ini juga berlaku untuk obat lainnya, jangan disimpan di tempat itu, bisa merusak potensi obat itu sendiri,” pungkasnya. (Humas Diskominfo Kobar)