Dinas PMD Kobar Gandeng Unilever Adakan Pelatihan Pengolahan Batang Sawit Jadi Gula Merah

Yudhi Hudaya (berdiri) ketika memberikan arahan pelatihan pengolahan Gula merah, Jumat (2/9).

MMC Kobar - Usaha Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotawaringin Barat (Kobar) untuk memandirikan kelompok tani nampaknya bukan angin lalu semata. Melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD), pemkab menggandeng Unilever mengadakan pelatihan Pengolahan dan Uji Sampling Air Nira dari batang sawit sebagai bahan pembuatan gula merah.

Pelatihan dilaksanakan di tengah area perkebunan sawit Koperasi Tani Bahagia Desa Pangkalan Satu Kecamatabn Kumai. Kegiatan ini diikuti 80 peserta terdiri dari kelompok tani sawit mandiri, pengurus bumdes dan kepala desa di Kotawaringin Barat mulai tanggal 2-3 September 2022.

(Baca Juga : Satgas Saber Pungli Kobar Awasi Penyaluran Bansos)

Kepala Dinas PMD Kobar, Yudhi Hudaya mengungkapkan bahwa petani nantinya tidak perlu gelisah tekait pasar dari pengolahan gula merah.

"Alhamdulillah, Unilever dengan senang hati mau menjadi pengumpul produksi gula merah sawit. Selain itu dengan adanya produksi air nira membuka pemikiran petani bahwa batang sawit yang masuk masa replanting bisa diolah dan dimanfaatkan sebagai pemasukan tambahan bahkan dari nira sawit ini bisa untuk pembiayaan replanting para petani," ungkap Yudhi, Jumat (2/9).

Konsultan PT Unilever Soleh (tengah) ketika memberikan pelatihan teknik pemotongan batang sawit, Jumat (2/9).

Konsultan PT Unilever Indonesia, Soleh mengatakan bahwa pihaknya masih membuka peluang dibuatnya pabrik mini di Kotawaringin Barat.

"Kita tetap terus melakukan uji lab, apakah air nira dari batang sawit di Kobar memang potensi menjadi gula merah. Dari hasil lab sementara PH yang didapat di angka 4.8-5.0, yang artinya sangat asam, sedangkan kadar gulanya mencapai 11,7 persen, artinya bisa jadi bahan alkohol dan cuka. Dan ini juga bagus sebagai bahan pokok gula merah," ucap Soleh.

Soleh juga menambahkan perlunya edukasi pengolahan gula merah agar hasil yang didapat sangat bagus dan dikatakan layak.

"Perlu ada treatment agar petani paham mulai dari cara tebang dan pengambilan air nira, sehingga air nira yang didapat layak poduksi," pungkasnya. (dpmd kobar)