Cegah Kerugian, Poktan Sinar Harapan Lakukan Pengendalian OPT

Kelompok Tani Sinar Harapan sedang melakukan mixing, bahan-bahan pembuat trichokompos didampingi PPL dan Petugas BPTPH Provinsi Kalteng. (Syarif HD)

MMC KOBAR - Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) melakukan gerakan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) di Desa Natai Baru, Kecamatan Arut Selatan (Arsel) pada Rabu (19/9). Didampingi PPL Kecamatan Arsel dan Ketua Kelompok Tani Sinar Harapan, Yahminto selaku Kasi Perbenihan dan Perlindungan Tanaman Hortikultura Dinas TPHP Kobar mengatakan bahwa pengendalian OPT sebelum memulai aktifitas penanaman merupakan hal yang sangat penting. “Mencegah lebih baik daripada mengobati," katanya. Kegiatan ini diikuti oleh 20 petani dan pendamping dari PPL, BPTPH Provinsi Kalteng dan Dinas TPHP Kobar.

Yahminto menambahkan bahwa Kelompok Tani Sinar Harapan Desa Natai Baru, baru saja membongkar tanaman cabainya yang sudah tidak produktif lagi dan akan diganti dengan tanaman baru. “Untuk mengendalikan penyakit yang disebabkan oleh patogen seperti penyakit layu pangkal batang, layu fusarium, busuk buah dan lain-lain, pada saat memulai pengolahan tanah perlu dilakukan pengendalian hama penyakit yang merupakan residu dari tanaman yang lama," imbuhnya.

(Baca Juga : Kegiatan CFD di Kobar Kembali Digelar Minggu Ini)

Untuk mengendalikan OPT tersebut dibuatlah trichokompos. Trichokompos merupakan bahan organik yang dikomposkan dengan menggunkan dekomposer agenhayati trichoderma, lanjut Yahminto. Sehingga hasilnya selain sebagai pupuk organik (kompos), trichokompos juga berperan sebagi bio-fungisida, karena mengandung agen hayati trichoderma yang dapat mengendalikan penyakit pada tanaman yang disebabkan oleh jamur patogen. Seperti penyakit layu pangkal batang, layu fusarium, busuk buah, dan sebagainya.

Yahminto juga menjelaskan, dengan adanya kegiatan ini, diharapkan petani-petani hortikultura di Kobar dapat meningkat pengetahuanya, sehingga nantinya mereka mampu melakukan pengendalian OPT secara mandiri. Dengan begitu, kerugian akibat gangguan OPT dapat diantisipasi secara dini, sehingga petani tidak mengalami kerugian pada saat panen. “Apalagi sekarang di Kobar mulai memasuki musim hujan," katanya. Dikhawatirkan patogen-patogen yang merugikan tanaman berkembang biak dengan cepat di lahan-lahan yang akan ditanami, hal inilah yang perlu dicegah dengan menggunakan trichokompos. (Syarif HD/DTPHP)