Butuh Tenaga Bersertifikat, Pembangunan Infrastruktur Bukan Pekerjaan Instan
- penulis Muhammad Agusta Wijaya
- Rabu, 31 Oktober 2018
- dibaca 593 kali
Jakarta, Kominfo - Presiden Joko Widodo menegaskan, bahwa pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah sekarang ini adalah pekerjaan besar yang menggelar karpet merah menuju Indonesia maju.
“Ini bukan pekerjaan instan yang bisa langsung kita nikmati sekarang. Bisa jangka pendek, bisa jangka menengah, bisa jangka panjang,” tegas Presiden Jokowi pada pembukaan Pameran Konstruksi Indonesia 2018 dan Indonesia Infrastructure Week 2018, serta Percepatan Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi, di Area Outdoor Hall D Konstruksi Indonesia, JI Expo, Kemayoran, Jakarta, Selasa (31/10) siang.
(Baca Juga : Desa Berambai Makmur Raih Juara II Lomba Gerakan Sayang Ibu Tingkat Provinsi Kalteng)
Menurut Presiden, pembangunan infrastruktur yang dilakukan sekaranga adalah pekerjaan besar dalam rangka mempersatukan bangsa ini, membangun konektivitas antar pulau, antar provinsi, antar kota, antar kabupaten, dan juga membuka kesempatan kerja yang luas bagi para pelaku industri konstruksi.
Namun demikian, diakui Kepala Negara di dalam pembangunan infrastruktur itu juga melekat sebuah tanggung jawab yang berat. Oleh karena itu, Kepala Negara menyambut baik program percepatan sertifikasi tenaga kerja konstruksi.
“Tadi sudah saya sampaikan, tahun depan saya minta diperluas, diperbanyak, dengan harapan produktifitas dan kualitas infrastruktur kita bisa kita tingkatkan dengan baik dan siginifikan,” tegas Presiden.
Apresiasi Pelaku di Lapangan
Dalam kesempatan itu, Presiden menyampaikan apresiasinya kepada para pekerja konstruksi, khususnya mereka yang menjadi pekerja lapangan di daerah terisolir.
Saya pernah lihat langsung pekerjaan pembuatan jalan di ketinggian 3.400 antara Wamena sampai ke bawah di Nduga, ke Kenyam, pekerjaan yang sangat berat sekali. Membawa aspalnya dengan helikopter, membawa alat beratnya dengan helikopter. Ini pekerjaan yang sangat berat tetapi bapak-ibu dan saudara-saudara ada di lapangan, itu yang saya berikan acungan jempol,” kata Presiden.
Diakui Presiden, pekerjaan lapangan itu sangat berat. Ia pun kalau disuruh memilih, akan memilih duduk di kantor, di ruangan AC, enak. Tapi kenapa dirinya ingin ke lapangan ngecek terus ke lapangan, menurut Presiden, karena dirinya ingin memastikan baik pekerjaan-pekerjaan yang diberikannya kepada kementerian itu selesai dengan kualitas yang baik.
“Sekali lagi saya menghargai, sangat menghargai, sangat mengapresiasi kontribusi bapak-ibu dan saudara-saudara sekalian terutama para pelaku di lapangan. Apalagi yang bekerja di terisolir, di pulau-pulau terpencil, di daerah pinggiran,” ucap Presiden Jokowi seraya menunjuk contoh, pembangunan bandara di Pulau Miangas misalnya, pulau kecil yang di situ hanya ada 220 KK. Tetapi para pekerja di lapangan semuanya bekerja di sana dengan dedikasi yang tinggi.
Mengenai sertifikasi itu, Presiden mengatakan, dalam persaingan global yang namanya sertifikat seperti ini sangat penting sekali. Apakah ahli di bidang operator alat-alat berat, apakah ahli di keterampilan pasang batu, apakah ahli dalam keterampilan memasang baja ringan, apakah ahli dalam pembangunan irigasi, semuanya tercantum di sini.
Menurut Presiden, keterampilan, spesialisasi yang ada seperti ini sangat penting untuk ditunjukkan bahwa kita memang terampil, bahwa skill kita memang tidak kalah dengan skilll negara-negara lain dalam kita berkompetisi nantinya bersaing dengan SDM-SDM yang ada di negara-negara lain.
Untuk itulah, Presiden Jokowi menilai penyerahan 10.000 sertifikat pekerja konstruksi itu masih kurang. Presiden meminta tahun depan bisa 10 kali lipat dari yang sudah diberikan sekarang. “Biar semuanya pegang sertifikat,” ujarnya.
Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Hadir Menteri PUPR Basuki Hadimuljon, Seskab Pramono Anung, Menhub Budi K. Sumadi, Menteri hukum dan HAM, Yasonna H. Laoly, dan Ketua Kadin Rosan P Roeslani.