Bappedalitbang Kobar Rapat Sinkronisasi Data Stunting Tahun 2025
- penulis Bappeda Kobar
- Jumat, 10 Januari 2025
- dibaca 9 kali

MMC Kobar – Mengawali tahun 2025, Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappedalitbang) Kabupaten Kotawaringin Barat menggelar Rapat Sinkronisasi Data Stunting, Jumat (10/1). Kegiatan ini menjadi langkah awal evaluasi program percepatan penurunan stunting tahun 2024 dan sebagai acuan perencanaan aksi konvergensi stunting tahun 2025.
Dalam pelaksanaan Aksi 1, terdapat sejumlah komponen penting yang harus dipenuhi dalam master ansit, yakni data sasaran, data cakupan layanan 29 indikator, data supply kesehatan 1 dan 2, serta pemetaan program. Dari hasil pengumpulan sementara, diketahui bahwa Dinas Kesehatan memegang data terbanyak, termasuk identifikasi 379 balita stunting lengkap dengan data by name by address. Data ini akan disinkronkan lebih lanjut dengan data yang dimiliki oleh pemerintah desa dan kelurahan.
(Baca Juga : Bupati Hj Nurhidayah Tantang Wisudawan Untama Ciptakan Lapangan Kerja Baru)
“Data menjadi dasar pengambilan kebijakan yang akurat. Oleh karena itu, sinkronisasi antar perangkat daerah, khususnya dengan desa dan kelurahan, menjadi sangat penting agar intervensi benar-benar menyasar anak-anak yang membutuhkan,” ujar Kepala Bappedalitbang, Juni Gultom.
Sebagai bagian dari strategi inovatif, turut diusulkan pembentukan “Pojok Stunting” di setiap Posyandu. Pojok ini akan menjadi sarana penyediaan pangan sehat seperti sayur, ikan segar, dan buah, bekerja sama dengan Kelompok Wanita Tani (KWT) di wilayah masing-masing.
“Kami ingin ada integrasi antara sektor kesehatan dan pertanian. Melalui Pojok Stunting, masyarakat tidak hanya mendapatkan layanan kesehatan, tapi juga edukasi dan akses terhadap gizi seimbang,” tambah Juni.
Apabila mengacu pada petunjuk teknis (juknis), pelaksanaan Aksi 1 Stunting dijadwalkan pada 31 Januari 2025. Hal ini menandai dimulainya rangkaian aksi percepatan penurunan stunting di Kabupaten Kotawaringin Barat tahun ini.
Untuk tahun 2025, telah ditetapkan 13 lokus stunting prioritas. Diharapkan seluruh OPD terkait dapat mengarahkan kegiatan dan programnya ke wilayah tersebut. Validasi data 379 anak stunting juga akan dilakukan secara langsung melalui kunjungan ke Posyandu di tingkat desa/kelurahan.
“Penanganan stunting harus fokus dan tepat sasaran. Dengan kolaborasi lintas sektor dan penggunaan data yang akurat, kita optimis angka stunting bisa terus ditekan,” tegas Juni Gultom.
Dengan perencanaan yang matang dan integrasi antar sektor, diharapkan serapan anggaran tahun 2025 dapat maksimal serta membawa dampak signifikan terhadap penurunan angka stunting di tahun 2026.