Tingkatkan Produktivitas Hortikultura, DTPHP Dorong Inovasi Tumpangsari Karet-Semangka
- penulis Dinas Pertanian Kobar
- Rabu, 12 September 2018
- dibaca 2028 kali
MMC KOBAR - Kepala Bidang Hortikultura Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Kotawaringin Barat (Kobar), Endro Budi Utomo, berusaha menumbuhkan kreatifitas petani dengan melakukan berbagai inovasi untuk meningkatkan produktivitasnya. Salah satunya adalah dengan pola tumpangsari karet-semangka.
“Tumpangsari menjadi salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas dari lahan yang terbatas,” ucapnya, Senin (10/9). Di Desa Sidomulyo Kecamatan Pangkalan Banteng, yang notabene komoditas utamanya adalah tanaman karet. Pada saat ini sebagian sudah memasuki masa replanting (peremajaan).
(Baca Juga : Jalin Silturahmi dan Perkuat Sinergi, Dishub Kobar Lakukan Kunjungan Kerja ke Polres Kobar)
“Menanam semangka tumpangsari diantara tanaman karet muda merupakan upaya untuk menambah penghasilan petani ketika tanaman karet belum menghasilkan,” imbuhnya.
Umumnya pada tanaman perkebunan seperti karet dan kelapa sawit, ketika tanaman tersebut masih muda, digunakan Legum Cover Crop (LCC) untuk menutup tanah dan menjaga unsur hara dari paparan sinar matahari.
“Disini kita ganti covercrop-nya menggunakan tanaman hortikultura semangka,” tandasnya. Seiring umur tanaman karet yang tinggi dan dahannya menutup lahan, covercrop-nya bisa diganti-ganti dengan tanaman hortikultura dan tanaman pangan lainnya sampai karet tersebut menghasilkan lateks.
Kelompok Tani Sumber Makmur Desa Sidomuyo merupakan salah satu kelompok yang melakukan pola tanam ini. Kelompok tani yang beranggotakan 25 orang ini memiliki lahan perkebunan karet yang di-replanting seluas 12 ha. Saat ini dilakukan penanaman semangka seluas 6 ha disela-sela tanaman karet. Tanaman semangka tersebut akan memasuki masa panen pada 15-20 September seluas 4 ha. Mengantisipasi ketersediaan air untuk menyiram tanaman, kelompok tani ini memanfaatkan pompa air bantuan dari DTPHP Kobar yang diberikan pada 5 Agustus 2018 lalu.
Penyuluh Pertanian Lapangan Desa Sidomulyo, Jono, saat dikonfirmasi mengatakan bahwa menanam semangka sudah beberapa kali dilakukan. Produksi yang dicapai mencapai 30-40 ton per hektar lahan. Hasil panen tersebut untuk memenuhi kebutuhan buah-buahan tidak hanya di wilayah Kecamatan Pangkalan Banteng saja, akan tetapi juga dipasarkan ke Kabupaten Kotawaringin Timur dan Provinsi Kalimantan Barat. “Tetapi untuk menanam semangka di sela-sela tanaman karet, merupakan hal yang termasuk baru”, jawabnya. Jono sangat yakin bahwa tumpangsari ini akan jauh lebih berhasil dan dapat meningkatkan pendapatan petani. “Masa panennya singkat dan tanahnya cocok”.
Jono mengakui kesulitan selama ini adalah masalah air untuk menyiram tanaman, dengan adanya bantuan pompa air dari dinas, masalah itu bisa diatasi. Jono juga menambahkan, masih ada 6 ha lahan lagi yang rencananya akan dimanfaatkan untuk tanaman cabai dan hortikultura lainnya. (Syarif HD/DTPHP)