Tingkatkan Kualitas Hidup Anak, Dinkes Kobar Gelar Orientasi Skrinning Hipotiroid Kongenital bagi Nakes Lokus Stunting

Kegiatan Orientasi Skrinning Hipotiroid Kongenital Bagi Tenaga Kesehatan Lokus Stunting di aula Dinkes Kobar, Rabu (8/6).

MMC Kobar - Dalam rangka meningkatkan kualitas hidup anak dengan meningkatkan akses dan cakupan Skrinning Hipotiroid Kongenital (SHK) pada seluruh bayi baru lahir, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) menggelar kegiatan Orientasi Skrinning Hipotiroid Kongenital bagi Tenaga Kesehatan Lokus Stunting.

Kegiatan ini digelar di aula Dinkes Kobar, Rabu (8/6) dan menghadirkan narasumber dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Sultan Imanuddin Pangkalan Bun dr. Windi Saufia, SPA. MSC.

(Baca Juga : Gelar Dagangan, Sejumlah Pelaku UMKM Kobar Ikut Meriahkan HUT Bhayangkara ke-76)

Hipotiroid kongenital adalah keadaan menurun atau tidak berfungsinya kelenjar tiroid yang didapat sejak lahir. Hal ini terjadi karena kelainan anatomi atau gangguan metabolisme pembentukan hormon tiroid atau defisiensi iodium.

Kepala Dinkes Kobar melalui Sekretaris Arif Susanto mengatakan Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dengan adanya faktor gangguan hormon tiroksin yang diproduksi oleh kelenjar tiroid, yang mana ini akan mempengaruhi segala hal baik dari pertumbuhan didalam sistem metabolisme maupun didalam pertumbuhan syaraf otak.

Narasumber dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Sultan Imanuddin Pangkalan Bun dr. Windi Saufia, SPA. MSC saat menyampaikan paparan kegiatan Orientasi Skrinning Hipotiroid Kongenital Bagi Tenaga Kesehatan Lokus Stunting di aula Dinkes Kobar, Rabu (8/6).

“Sehingga pertumbuhan syaraf otak dan sel-sel otak bisa berpengaruh dalam penurunan intelegensi yang sering kita sebut Retardasi Mental,” kata Arif.

Arif menjelaskan, ketika stunting secara antropometi didampingi retardasi mental dan turunnya IQ sehingga ini akan menjadikan generasi yang tidak produktif. Maka untuk mencegah hal tersebut salah satunya dengan melakukan skrinning bagi bayi baru lahir.

“Secara teknis nanti ada pemeriksaan darah melalui tumit yang nanti akan digunakan metode kertas saring kemudian dikirim ke laboraturium untuk melihat apakah ada sisi positif gangguan hipotiroid atau tidak,” lanjutnya.

Arif juga menambahkan, langkah-langkah bagi bayi baru lahir yang mengalami seperti itu dapat segera dilakukan treatment dan intervensi agar bisa terhindar dari pertumbuhan yang terhambat, stunting atau sampai ke retaldasi mental. (nisaa/dinkes kobar)