PR Dituntut Adaptasi dengan Perkembangan Teknologi Digital

Jakarta, Kominfo - Perkembangan teknologi digital yang kini semakin pesat menuntut peranan praktisi public relation (PR) juga harus menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan perubahan modernitas yang terjadi.

Demikian diungkapkan Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Rosarita Niken Widiastuti pada acara Indonesia Corporate PR Award 2018 yang diselenggarakan oleh media Warta Ekonomi, di Gedung Balai Kartini, Jakarta, Jumat (24/8/2018). 

(Baca Juga : Sambut Harganas ke-30, Dinas P3AP2KB Kobar Adakan Pelayanan KB Sejuta Akseptor di Seluruh Kecamatan)

Niken menuturkan, data menunjukkan sebanyak 54,7 persen masyarakat Indonesia setiap saat terkoneksi dengan internet. Angka itu menyimpulkan bahwa mayoritas masyarakat di seluruh Indonesia sudah menggunakan teknologi informasi dan digital saat ini. 

"Tantangan PR di era digital semakin hari semakin beragam. Hal ini disebabkan karena berbagai kemajuan teknologi yang harus disikapi secara aktif oleh PR. Kalau PR yang lalu tentu tugas-tugasnya tidak seperti sekarang ini," ujar Niken.

Niken mencontohkan salah satu tantangan praktisi PR di era teknologi digital adalah bagaimana menyebarkan informasi mengenai perusahaan kita secara masif melalui akun media sosial. 

"Informasi yang beredar di media sosial, misalnya Twitter, dalam 1 menit bisa mendistribusikan lebih dari 3, 3 juta informasi. Dari banyak informasi di media sosial, hanya sedikit informasi perusahaan-perusahaan yang memenuhi media sosial," ucap Niken.

Niken memaparkan, ada dua strategi komunikasi yang dapat diterapkan oleh praktisi PR koorporasi. Pertama, ujar Niken, strategi komunikasi above the line yaitu informasi informasi perusahaan yang disampaikan melalui berbagai saluran. "Antara lain saluran komunikasi yaitu media elektronik, radio, televisi, media cetak dan juga media online," kata Niken.

Kemudian kedua adalah strategi through the line yakni seluruh informasi perusahaan yang disampaikan melalui media sosial untuk dipahami serta diketahui masyarakat.

Menurut Niken, strategi kedua memerlukan kecakapan praktisi PR untuk menyampaikan informasi produk perusahaan melalui story telling dan diperlukan kerja sama dengan Endorser, Selebgram, Youtuber untuk mendistribusikan informasi. 

Penjelasan lain yang disampaikan Niken adalah peranan praktisi PR yang mendukung stabilitas ekonomi negara. Kaitan tersebut disebabkan dari dampak kemajuan perusahaan melalui sajian informasi yang disampaikan PR.

Niken menilai, perusahaan-perusahaan di Indonesia tetap mampu bertahan di krisis pergolakan ekonomi global sebab salah satu faktor peran praktisi PR yang bisa menjaga reputasi lembaganya agar tetap stabil. 

"Masyarakat Indonesia menggunakan pola komunikasi 10 to 90. Hanya 10 persen orang yang aktif memproduksi informasi di dunia maya tetapi 90 persennya aktif mendistribusikan. Manfaatkanlah 10 persen itu untuk membangun reputasi dengan membuat informasi tentang berbagai produk dan keunggulan perusahaan," ujar Niken.

Penghargaan Praktisi PR 

Indonesia Corporate PR Award 2018 yang diselenggarakan oleh media Warta Ekonomi diselenggarakan guna memberikan apresiasi kepada perusahaan, lembaga negara, kementerian, Menteri, yayasan maupun tokoh-tokoh terbaik dan terpopuler di tingkat perusahaan dan lembaga pemerintahan.

Peraih penghargaan ditetapkan setelah melalui riset media monitoring yang dilakukan oleh media Warta Ekonomi kepada 40 media online nasional dan 12 media online di Asia sejak Januari lalu dengan memantau 293.500 pemberitaan menggunakan 10.000 keyword.

Kementerian Kominfo pada penyelenggaraan acara ini menerima cindera mata yang diberikan langsung oleh CEO Warta Ekonomi Fadel Muhammad kepada Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Rosarita Niken Widiastuti. Selain Niken, tampak hadir pada Indonesia Corporate PR Award 2018 yaitu Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial dan Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri Hadi Rahman. *