Pemerintah Indonesia dan World Bank Komitmen Tuntaskan Stunting

Jakarta, Kominfo - Saat menerima kunjungan Presiden World Bank Group Jim Yong Kim beserta delegasi World Bank lainnya di Kantor Wapres, Jl. Merdeka Utara Jakarta pada Rabu, (04/07/2018), Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla bersama sejumlah menteri membahas penanganan gizi buruk di Indonesia yang berdampak pada kekerdilan anak (stunting).

Pertemuan yang dihadiri Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menko Bidang Maritim Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, beserta jajaran terkait  ini berkomitmen menurunkan angka stunting di Indonesia.

(Baca Juga : Simulasi dan Pendampingan SiMAYA pada Dinas Dikbud Kobar)

“Kita sudah dijelaskan tentang penyebabnya, apa yang harus dilakukan, tentang asupan, ASI (Air Susu Ibu), gizi, layanan kesehatan. saya bersama Presiden World Bank,  khusus melihat program stunting. Di dunia, kita nomor 4 stunting di dunia, ini bahaya,” tegasnya saat menjadi pembicara pada Widyakarya  Nasional, Pangan dan Gizi (WNPG) XI, di Birawa  Assembly Hall, Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Selasa, 3/7.

Kalau tidak segera di tangani, kata Wapres akan merusak generasi bangsa yang akan terasa pada 20-30 tahun yang akan datang. “Karena itulah, maka akan merusak produktivitas, merusak ekonomi masa depan,” terang Wapres.

Wapres menekankan pentingnya memberikan semangat lagi kepada ibu-ibu untuk memulai kembali memperbaiki, megingatkan perlunya ASI, memperbaiki gizi, makan lebih sehat.

Kepada awak media, Presiden World Bank menyatakan sangat terkesan dengan komitmen pemerintah Indonesia dalam menyelesaikan masalah anak kerdil ini. Menurutnya masalah stunting bukan hanya masalah anak-anak saja tapi tentang masalah kemampuan daya saing bangsa Indonesia di dunia.

Stunting terkait kemampuan bersaing, mempengaruhi produktivitas dan juga pertumbuhan suatu negara, kemampuan belajarnya terhambat sehingga kemampuan mencari pendapatan terhambat," kata Jim Yong Kim.

Presiden World Bank tesebut juga menyampaikan terima kasihnya kepada Wapres Jusuf Kalla, karena baru kali ini dia menemukan seorang wakil presiden duduk bersama menteri-menterinya mengatasi masalah seperti ini. Dan memang menurutnya upaya seperti itu yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah tersebut.

“Saya tahu Wapres Jusuf Kalla sangat peduli terhadap masalah stunting ini, karena Wapres Jusuf Kalla juga sangat perhatian pada masalah anak-anak, dan hal kepeduliannya ini berasal langsung dari hati Bapak Wapres.

”Presiden World Bank yang telah beberapa kali bertemu Wapres ini menyatakan, pendekatan yang diambil oleh Wapres Jusuf Kalla selain berasal dari hati tapi juga pemikiran-pemikirannya yang visioner karena Wapres Jusuf Kalla berupaya mengumpulkan lintas kementerian untuk bekerja bersama-sama membahas dan mencari solusi menurunkan stunting pada anak.

"World Bank berkomitmen membantu Indonesia menyelesaikan persoalan stunting ini. World Bank juga akan terus mencari berbagai teknologi dalam mengatasi masalah tersebut dan kami bermaksud menjadikan Indonesia sebagai suatu contoh bagi dunia, bagaimana persoalan semacam ini dapat diatasi,” tegasnya.

Sebagai negara maju dan berkembang, Indonesia merupakan negara dengan peringkat keempat setelah India dan Pakistan dalam menghadapi masalah stunting. Menurut Kim peringkat ini masih menunjukkan bahwa masalah stunting pada anak-anak di Indonesia masih cukup tinggi. Namun dia menyebut dari pengalaman yang pernah dihadapi, jika pemerintah cepat memfokuskan diri dan mengupayakan pada persoalan ini maka stunting dapat dihadapi.

Turut hadir bersama Presiden World Bank diantaranya Regional Vice President Victoria Kwakwa, Country Director Rodrigo Chaves, Program Leader Camilla Holmemo, Regional Director IFC Vivek Pathak, dan Country Manager IFC Azam Khan.

Sementara dalam pertemuan tersebut Wapres didampingi oleh Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto, dan Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Sofjan Wanandi. (GSH/RN, KIP-Setwapres)