Mudahkan Korban Bencana Sulteng, Ini Tiga Kebijakan Kominfo

Menkominfo memberikan update terkait jaringan telekomunikasi wilayah gempa Sulawesi Tengah di depan rekan media di Ruang Anantakupa Kominfo Jakarta, Jumat (5/10/2018). (AYH)

Jakarta, Kominfo - Tiga kebijakan diambil Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk memudahkan dan membantu masyarakat di wilayah Sulawesi Tengah yang terdampak bencana.

“Kominfo keluarkan beberapa kebijakan terkait bencana di Sulteng. Pertama, kemudahan pemberian izin frekuensi radio sementara, jadi tidak perlu ke KPID, ke KPI dan ke Menteri. Masyarakat bisa manfaatkan radio sebagai sarana komunikasi untuk mencari keluarga, dan melaporkan kondisi," ungkap Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara pada Konferensi Pers Update Jaringan Telekomunikasi di Auditorium Anantakupa, Kantor Pusat Kementerian Kominfo, Jakarta, Jumat (5/10/2018).

(Baca Juga : Penilaian PIDI Terhadap Enam Dokter oleh Dinkes Kobar Masuki Tahap Evaluasi Akhir)

Kebijakan kedua yang disiapkan Kementerian Kominfo adalah pengaturan roaming antaroperator di wilayah Sulawesi Tenggah.

"Kedua, karena BTS banyak mati, satu operator dengan operator lain berbeda infrastruktur maka kami perbolehkan kalau ada yang mau roaming, kami tidak memaksa namanya juga emergency, dalam kondisi darurat kita berpikirnya juga harus emergency. Namun harus B to B antara operator yang mau roaming,” jelasnya.

Kebijakan lainnya yang diambil adalah diperbolehkannya simcard yang bisa dipakai (ready to use). “Simcard ready to use ini karena di sana dealer belum tentu ada, nanti diperbolehkan penggunaan simcard tersebut sementara dan berjangka. Simcard ready to use ini nantinya akan menjadi tanggung jawab operator. Jika terjadi masalah criminal makan penelusuran kembali nomor tersebut tetap menjadi tanggung jawab operator,” tambah Rudiantara.

Update Jaringan Telekomunikasi Sulawesi Tengah

Sampai hari Jumat (5 Oktober 2018) jumlah BTS yang telah berfungsi mencapai 60%, hal ini dipengaruhi pulihnya sistem jaringan transmisi dan mulai berangsur pulihnya pasokan aliran listrik di Palu.

“Daerah Palu di awal bencana yang beroperasi sekitar 9%  dari total BTS yang ada, sekarang sudah 30%, sigi yang sudah aktif baru 24%, sedangkan untuk Donggala waktu kejadian BTS yang beroperasi hanya 20% sekarang sudah 37%. Secara keseluruhan Sulteng yang tadinya 14% saat kejadian gempa sekarang sudah 60% beroperasi,” jelas Rudiantara.

Kenaikan signifikan itu, selain dikarenakan mulai lancarnya pasokan listrik juga tidak terlepas  dari kerja keras tim recovery dari ketiga operator seluler dengan dukungan penuh dari tim Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika.

Hingga Jumat (05/10/2018), jumlah telepon satelit yang telah didistribusikan ke posko-posko pengungsian berjumlah 64 unit, masing-masing 31 unit di termin pertama dan 33 unit di termin kedua. Sementara jumlah perangkat internet satelit yg sdh berfungsi di lokasi bencana mencapai 10 unit perangkat yg dipasang di 10 tempat, seperti Posko Utama Korem, Rumah Dinas Gubernur, Kantor Walikota, RS Bhayangkara, RS Wirabuana. Dengan 10 perangkat internet satelit tersebut, warga dapat mengakses internet menggunakan wifi secara gratis.

Terkait banyaknya berita hoaks bencana yang beredar, Menteri Kominfo meminta pihak di Direktorat Aplikasi Infomatika (Aptika) melakukan penyisiran.

“Sejak kejadian gempa, saya minta teman-teman Aptika setiap hari melakukan penyisiran berita hoaks terkait bencana. Di satu pihak semua elemen bangsa sedang bantu masyarakat Sulteng, kalau sebar hoaks ini adalah orang yang ngga tahu diri. Tidak ada ampun, kita lakukan crawling, mengais informasi yang bertentangan dengan UU ITE. Masyarakat bisa dilihat berita hoaks terkait bencana di situs Kominfo berikut penjelasan kenapa berita ini hoaks,” ujarnya. (VE)