Harapkan Jadi Inspirasi, Menkominfo Apresiasi Lima Jurnalis Palu

Apresiasi Jurnalis Heroik dari Palu disaksikan Menteri Kominfo Rudiantara dalam Indonesian Television Journalist Award 2018 di Ruang Teater, Gedung Phinisi UNM, Sabtu (10/11/2018). (syamsul (fajar.co.id))

Makassar, Kominfo - Menteri Komunikasi dan Informasi Rudiantara mengapresiasi penyelenggaraan penghargaan untuk jurnalis televisi dalam meliput bencana. “Ini adalah secuil peristiwa dari beberapa bencana. Tapi ini adalah bisa jadi inspirasi bagi jurnalis lainnya. Saya mengapresiasi mereka. Saya menyampaikan kalau mereka layak di beri penghargaan,” ungkapnya dalam Indonesian Television Journalist Award 2018 di Ruang Teater, Gedung Phinisi UNM, Sabtu (10/11/2018).

Penghargaan diberikan kepada lima jurnalis heroik Palu saat gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah. Mereka yakni Abdy Mari (TVOne), Ody Rahman (NET.), Rolis Muhlis (Kompas TV), Jemmy Hendrik (Radar TV), dan Ary Al-Abassy (TVRI).

(Baca Juga : DLH Gelar Rapat Ekspose Penyusunan Data Sumber Daya Alam dan Neraca Sumber Daya Hutan Nasional dan Daerah)

Menurut Rudiantara, pengharagaan yang diberikan kepada lima orang jurnalis di Palu, Sulawesi Tengah sangat tepat. "Patut diapresiasi karena sisi kemanusiaannya saat meliput gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah. Saya mengirim kabar kepada Dewan Pers, AJI, IJTI, dan pimpinan media seperti Kompas dan lainnya," ungkapnya.

Dalam pandangan Rudiantara informasi mengenai gempa bumi dan tsunami yang menimpa Palu, Donggala, Sulawesi Tengah beberapa waktu lalu tidak terlepas dari peran para jurnalis. "Tak peduli walau situasi yang sewaktu-waktu mengancam nyawa ini terjadi pada mereka," tuturnya.

Selain itu, Rudiantara memastikan bahwa pemerintah tidak akan mengintervensi dalam bentuk undang-undang langkah kerja dari seorang jurnalis sesuai dengan UU No 40 Tahun 1999. “Saya akan selalu menjadi orang terdepan memastikan tidak ada peraturan pemerintah, dan tidak ada peraturan dari menteri yang berhubungan dengan UU No 40 ini,” tegasnya.

Rudiantara mengharapkan kisah lima orang jurnalis di Palu itu bisa menjadi inspirasi bagi jurnalis lain. "Mereka tetap mengedepankan sisi kemanusiaan sembari menjalankan tugas dari kantornya. Ini bisa jadi inspirasi bagi jurnalis lainnya. Saya mendengar ceritanya saya betul-betul mengapresiasi tadi,” jelasnya.

Rektor Universitas Negeri Makassar, Husain Syam mengatakan sivitas UNM turut memberikan bantuan kepada para korban gempa di Palu. Bahkan menampung mahasiswa asal Sulteng agar pendidikannya tak terhenti.

“Saya kira UNM ketika kejadian di Palu tidak bermaksud ingin dikata. Juga turut terjun langsung ke lokasi membangun posko dan memberi bantuan sesaat setelah bencana terjadi. Kami juga menampung mahasiswa Universitas Tadulako untuk sit in. Kami kampus kedua penerima mahasiswa terbanyak setelah Unhas tanpa dipungut biaya apapun,” jelasnya.

Sementara itu Ketua Panitia, Ano Suparno mengatakan, kegiatan ini diprakarsai sekelompok kecil jurnalis televisi dari Jakarta dan Makassar seperti Ivan Haris Haris Jauhari. “Makassar ditunjuk karena kedekatan psikologi dari Palu,” katanya dalam laporan panitia.

Kegiatan itu dihadiri lebih dari 500 peserta dari berbagai kalangan tokoh masyarakat, civitas akademik, dan jurnalis.