Bupati: 2019, Pemkab Akan Dorong Pembangunan dan Penambahan Tenaga Medis RSUD Sultan Imanuddin

Foto Bersama: Bupati Kotawaringin Barat Hj Nurhidayah beserta suami HM Ruslan AS dan Wakil Ketua I DPRD Kobar Rusdi Gozali beserta istri saat foto bersama tenaga medis RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun, Selasa (2/10). (Humas Diskominfo Kobar)

MMC KOBAR - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Imanuddin Pangkalan Bun sejauh ini masih kekurangan tenaga medis, khususnya tenaga perawat dan beberapa dokter spesialis serta alat medis, semisal mesin pencuci darah.

"Salah satu yang paling dibutuhkan adalah mesin dan ruangan cuci darah. Sekarang masih terjadi antrian panjang pasien cuci darah. Karena baru 5 unit mesin cuci darah yang bisa dioperasikan, sementara berdasarkan laporan dari pihak RSUD Sultan Imannudin ada sekitar 280 pasien yang terdaftar dalam antrian untuk cuci darah," ucap Bupati Kotawaringin Barat Hj Nurhidayah usai meninjau beberapa ruangan pasien yang dimiliki RSUD Sultan Imannudin, Selasa (2/10).

(Baca Juga : Bunda PAUD Kecamatan Pangkalan Banteng Gencarkan Program Transisi PUAD ke SD yang Menyenangkan)

Nurhidayah menambahkan, pihaknya akan memprioritaskan untuk tenaga medis beserta ruang cuci darah, dan nanti di 2019 Pemkab akan mendorong melalui anggaran dana DAK demi mewujudkan penambahan unit bangunan untuk ruangan cuci darah.

Terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSUD Sultan Imannudin Dr Fahrudin mengatakan, saat ini RSUD Sultan Imannudin memiliki 6 unit mesin pencuci darah, "Kita punya 6 alat, yang bisa kita fungsikan 5 alat. Sementara satunya untuk backup jika terjadi kerusakan diantara 5 alat yang di fungsikan," ucapnya.

Fahrudin melanjutkan, “Sebetulnya yang dibutuhkan adalah tenaga dan bangunan, karena untuk alat-alat kita masih bisa kerja sama antara KSO dengan perusahaan. Dan jika melihat kondisi antrian pasien cuci darah yang ada, normalnya kita harus punya 20 tempat tidur," katanya.

Fahrudin menambahkan selain kendala kekurangan tenaga, alat dan ruangan cuci darah, RSUD Sultan Imannudin juga kekurangan tenaga perawat dan beberapa dokter spesialis. Saat ini satu perawat bisa sampai menangani hingga sepuluh pasien padahal normalnya satu perawat efektifnya hanya menangani 4 pasien.

"Kita kekurangan tenaga perawat sekitar 80 hingga 100 orang, dan kita juga masih kekurangan dokter spesialis dan beberapa dokter umum diantarnya spesialis urologi, spesialis radiologi, dan spesialis jantung," ucap Fahruddin. (Humas Diskominfo Kobar)